Mencalonkan diri menjadi gubernur dan wakilnya bukan sesuatu yang mudah macam membeli krupuk di warung. Ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan termasuk sisi pengorbanannya. Wah. jangan kira menjadi Cagub dan Cawagub itu tidak modal apa-apa. Kalau mau maju ya siap-siap untuk mempertaruhkan apa pun. Termasuk pekerjaan.
Ya, selain duit, pekerjaan pun bakal dikorbankan ketika seseorang maju sebagai calon. Kalau terpilih sih tidak masalah, tapi kalau sebaliknya? Jelas bakal jadi beban tersendiri. Dan soal pekerjaan yang dikorelasikan dengan pencalonan ini, mari kita singgung tentang Pilgub DKI 2017 yang sekarang tengah hangat itu. Jadi, kira-kira bagaimana ya nasib karir atau pekerjaan para calon ini seumpama mereka gagal nanti di Pilgub?
Jawabannya tentu beragam dan masing-masing bisa beda antara calon satu dan yang lainnya. Dan berikut ini adalah sedikit analisis tentang pekerjaan para calon seumpama mereka gagal jadi orang nomor satu dan dua DKI.
Agus Harimurti Yudhoyono
Saat ia memilih untuk mundur dari TNI dan mencalonkan diri sebagai gubernur DKI Jakarta, banyak yang mencibir keputusan tersebut. Karirnya di dunia militer begitu gemilang. Ia memiliki peluang besar sebagai Panglima TNI. Lalu, apa yang kira-kira ada di pikirannya sehingga ia memilih untuk masuk ke dunia politik? Dan bagaimana jika ia gagal menjadi gubernur? Agus adalah anak dari pendiri Partai Demokrat yang juga mantan Presiden RI. Rasanya tidak ada yang perlu dikhawatirkan jika ia tidak terpilih menjadi gubernur. Ia bisa berkarir sebagai pengurus Partai Demokrat atau mencalonkan diri sebagai anggota DPR di pemilu legistlatif selanjutnya.
Sylviana Murni
Meski lebih banyak dikenal sebagai tokoh politik, Sylviana sebenarnya memiliki gelar profesor yang ia peroleh dari Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA). Tidak terpilih sebagai wakil gubernur Jakarta jelas bukanlah akhir segalanya. Ketika seandainya hal tersebut terjadi, Ibu Sylviana mungkin ia bisa meneruskan karirnya sebagai dosen dan penulis.
Basuki Tjahaja Purnama
Basuki atau yang akrab dipanggil Ahok ini memiliki jiwa bisnis yang luar biasa. Sebelum terjun ke dunia politik, ia adalah pebisnis ulung di Belitung. Ia pernah menjabat sebagai direktur perusahaan swasta dan pernah mendirikan pabrik pengolahan pasir kuarsa. Ia bahkan bisa meyakinkan investor asal Korea Selatan untuk berinvestasi di pabrik miliknya. Dapat dibayangkan, jika ia tidak terpilih sebagai gubernur DKI Jakarta, ia akan membangun bisnis baru.
Djarot Saiful Hidayat
Djarot memang dikenal sebagai tokoh politik. Karir politiknya dimulai pada tahun 1999 saat ia menjadi anggota DPRD Jawa Timur. Sebelum itu, ia berkarir sebagai dosen di Universitas 17 Agustus Surabaya. Kedudukannya di panggung politik akan semakin gemilang seandainya ia terpilih menjadi wakil gubernur Jakarta. Namun seandainya ia tidak terpilih, mungkin ia akan mencalonkan diri sebagai anggota DPR di pemilu legislatif mendatang atau terus berkarir di partai PDI-P.
Anies Baswedan
Mantan menteri pendidikan ini memiliki karir di dunia pendidikan sebagai pengajar dan peneliti. Bahkan saat debat calon gubernur kemarin, banyak yang berkomentar Anies memang cocok sekali sebagai dosen karena apa yang ia kemukakan adalah teori. Seandainya Anies tidak terpilih sebagai gubernur Jakarta, ia bisa kembali menjadi pengajar dan peneliti. Dunia pendidikan masih membutuhkan sosok seperti beliau.
Sandiaga Uno
Sebelum mengajukan diri sebagai calon wakil gubernur Jakarta, Sandiaga Uno dikenal sebagai pengusaha sukses. Bahkan menurut majalah Forbes tahun 2011, ia adalah orang terkaya ke-37 di Indonesia. Sandi berhasil membangun perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, PT. Saratoga Investama Sedaya. Ia juga menduduki jajaran direksi di beberapa perusahaan seperti PT. Adaro Indonesia, PT. Indonesia Bulk Terminal, dan lain-lain. Ia juga memiliki 51% saham Mandala Airlines. Jika Sandiaga gagal menjadi wakil gubernur Jakarta, tidak ada yang perlu dikhawatirkan karena ia masih bisa melanjutkan karirnya sebagai pengusaha.
Mereka yang berani maju ke pemilu kepala daerah pasti memiliki rencana cadangan seandainya mereka gagal. Mungkin kembali ke karir mereka sebelumnya, mungkin juga banting setir dan mencoba karir baru. Apa pun pekerjaan mereka nantinya, itu adalah pilihan mereka. Kita berharap saja semoga mereka mau menerima hasil pilkada dengan legowo.