Seorang mahasiswa diketahui melompat dari lantai di sebuah hotel di Yogyakarta. Tentu kabar ini membuat banyak orang terkejut dan menjadi sorotan. Apa yang membuat pemuda yang masih belia ini memutuskan untuk mengakhiri hidupnya? Betapa hancurnya hati kedua orang tua sang mahasiswa mengetahui kejadian yang menimpa anaknya. Berikut ulasan selengkapnya.
TRS (18) ditemukan tergeletak di tanah di salah satu hotel di daerah Colombo, Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Diketahui, ia merupakan seorang mahasiswa Fisipol UGM yang melompat dari lantai 11 hotel tersebut pada pukul 15.00 WIB. Salah seorang karyawan hotel sempat memperingatkannya agar tidak loncat dari pagar. Untuk lantai 11 sendiri merupakan area rooftop serta bar dan restoran. Belum diketahi secara pasti penyebab TRS terjun dari lantai 11, namun pihak kepolisian menemukan sebuah surat pemeriksaa dari dokter di Rumah Sakit JIH.
Dari surat yang ada di dalam tas TRS tersebut, kepolisian menduga ia memiliki masalah psikologi. Dari penyelidikan, Polsek Bulaksumur menyimpulkan kejadian ini murni karena TRS melakukan bunuh diri. Pihak managemen Hotel Porta by The Ambarrukmo menyampaikan bahwa TRS merupakan tamu dari hotel tersebut, namun tidak menginap. Pada saat kejadian, di lantai tersebut sedang diadakan sebuah acara sehingga tidak ada yang mengawasi perilaku mahasiswa tersebut.
Kapolsek Bulaksumur Kompol Sumanto mengatakan, orang tua TRS sudah membawa jenazah anaknya ke Kendal, Jawa Tengah, untuk dimakamkan. Sebelumnya, jenazah TRS sempat disemayamkan di RS Bhayangkara.
Pihak UGM pun membenarkan bahwa TRS merupakan mahasiswa mereka. Rektor UGM Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D angkat bicara mengenai kejadian yang menimpa salah satu mahasiswanya. Ia mengatakan bahwa setiap fakultas di UGM memiliki layanan konsultasi untuk menangani kesehatan mental. Layanan tersebut berkaitan dengan usaha Health Promoting University sejak tahun 2019. Sehingga, jika ada mahasiswa yang merasa memiliki kesehatan mental, disarankan untuk segera berkonsultasi.
Dokter Tirta juga mengungkapkan hal yang serupa tentang kesehatan mental. Dalam salah satu video di YouTube-nya, dokter Tirta mengatakan kesehatan mental sering kali diremehkan. Menurutnya, tingkat berat dan mudah suatu masalah setiap orang berbeda-beda.
Solusi orang yang sedang mengalami tekanan adalah tidak meninggalkan mereka sendirian. Kita harus ikut mengawasi, menurut dokter Tirta, mereka hanya ingin didengar dan membutuhkan teman. Bukan nasihat, sebaiknya dengarkanlah orang-orang dengan gangguan kesehatan mental saat bercerita kepadamu.
BACA JUGA: Jepang hingga Malaysia, Ini 4 Negara yang Angka Bunuh Dirinya Sempat Naik Ketika Pandemi
Kesehatan mental memang tak terlihat secara kasat mata, namun itu nyata adanya. Semua orang harus ikut peduli tentang hal ini.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…