Pernah mendengar penyakit Leprosy tidak? Kalau penyakit lepra atau kusta pernah mendengarnya kan? Yup, penyakit ini termasuk yang mematikan di dunia, bahkan kalau sudah terjadi pandemi bisa susah ditanggulangi sehingga kematian bisa terjadi akibat anggota tubuh tidak berfungsi dengan baik.
Dalam sejarahnya leprosy pernah menyerang Indonesia beberapa kali dan menyebabkan banyak orang meninggal dunia. Akhirnya pemerintah terus berusaha memerangi lepra dengan berbagai cara hingga penderitanya terus menurun. Upaya ini awalnya berhasil sebelum beberapa tahun terakhir penyakit ini kembali muncul dan menginfeksi. Mari mengenal leprosy selengkapnya.
Penyakit yang mematikan ini berasal dari Afrika yang menyebar ke India di milenium ketiga sebelum masehi. Seiring dengan berkembangnya waktu, penyakit ini akhirnya menyebar ke banyak tempat di dunia seperti Mesopotamia hingga ke peradaban lain di Asia dan Amerika. Penyakit ini cepat beradaptasi sehingga mudah sekali berkembang biak di lingkungan barunya.
Di awal kemunculannya tidak ada obat yang digunakan untuk penyembuhan. Namun seiring berkembangnya waktu obat yang mampu menyembuhkan ditemukan. Tahun 60-70-an penderita menggunakan clofazimine dan rifampicin. Tahun 80-an WHO merekomendasikan obat jenis MDT yang masih digunakan hingga sekarang.
Ada beberapa gejala yang sering tampak dari para penderita Leprosy. Gejala itu berupa rasa sakit pada kulit selama beberapa hari. Tanpa sebab kulit akan memerah dan memiliki benjolan yang bukan sebuah bisul. Seiring berjalannya waktu bagian kulit akan mengeras dan menyebabkan penderita mulai mengalami kesulitan dalam bergerak.
Gejala pada tubuh akan berkembang di mana penderita akan mulai mengalami kesulitan dalam merasakan kaki dan tangannya. Sensornya pada organ ini mengalami gangguan. Setelah susah merespons organ gerak, otot juga terus melemah. Jika biasanya penderita bisa membawa beban berat, saat menderita penyakit ini mereka tidak bisa melakukannya lagi dengan baik.
Ada dua cara penularan dari penyakit mematikan ini, pertama dari hewan seperti armadilo. Apabila manusia menyentuh hewan ini maka bakteri akan menempel pada kulit dan akhirnya menyebar. Selain armadilo, penyebaran juga dilakukan oleh primata yang memiliki kekerabatan dengan manusia seperti simpanse dan kera.
Penularan kedua terjadi karena kontak manusia dengan manusia. Penderita penyakit ini bisa menularkan penyakit ini melalui ingus dan juga cairan dari mulut. Jika cairan ini mengenai kulit atau terhisap oleh organ pernapasan atas, bakterinya akan segera menyebar dengan cepat dan menginfeksi. Penularan melalui hubungan seksual bisa saja terjadi namun jika diberi perawatan intensif selama 2 minggu akan sembuh total.
Negara yang banyak diinvasi oleh penyakit ini adalah India di mana penyakit ini mulai menyebar ke seluruh dunia. Selanjutnya negara Amerika Latin seperti Brasil juga kerap mengalami pandemi leprosy. Di Asia Tenggara, Myanmar adalah negara dengan jumlah leprosy terbanyak menyusul kemudian Indonesia.
Di Indonesia, penyakit yang kerap disebut juga dengan kusta ini terus berkembang dari tahun ke tahun. Beberapa tahun silam, penyakit ini pernah membuat negara ini menjadi negara dengan jumlah penderita terbanyak ketiga. Pada tahun 2016 ini saja, kasus kusta sudah dilaporkan dan jumlahnya sudah puluhan.
Penyakit leprosy banyak menimpa negara-negara miskin dan berkembang. Hal ini menyebabkan penanganannya kadang kurang baik. Mirisnya lagi, penyakit ini juga kerap mendapatkan stigma negatif. Seperti halnya HIV/AIDS di mana penderitanya akan dikucilkan padahal mereka tidak akan menularkan begitu saja penyakitnya dengan cepat.
Kebanyakan orang menganggap penyakit ini cepat menyebar dan mengerikan. Pengetahuan yang sedikit membuat mereka melakukan apa saja berdasar perkataan orang lain. Mereka percaya kalau penyakit ini membuat organ tubuh jadi putus sendiri. Kaki dan tangan bisa lepas dengan sendirinya. Leprosy memang bisa melakukan ini, tapi tidak semua orang mengalaminya terlebih yang mendapatkan penanganan yang baik.
Inilah kengerian dari leprosy atau sering disebut dengan lepra atau kusta. Semoga penanganan penyakit ini bisa ditingkatkan agar kelak Indonesia bisa bebas kusta dan peluang pandemi tidak akan terjadi di masa depan.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…