Selain Trinil dan Saringan, Indonesia masih memiliki satu lagi situs purba yang menyimpan banyak fosil dari masa lalu. Situs itu terletak di kawasan Lembah Wallanae yang terletak di kawasan Sulawesi Selatan tepatnya di Bone, Wajo, dan Soppeng. Lembah ini membentang dan dilalui oleh Sungai Wallanae yang kaya akan fosil dan benda bersejarah lainnya.
Lembah Wallanae adalah surga peninggalan purbakala yang sangat kaya. Dalam beberapa tahun ilmuwan dari berbagai negara selalu datang untuk melihat keunikan dari fosil hewan yang ada di sini. Selain fosil hewan, benda peninggalan manusia purba juga banyak ditemukan meski masih menyimpan misteri.
Anyway, masih tentang Lembah Wallanae, mari kita bahas tentang apa-apa saja yang ada di sana, yuk!
Sejarah Penemuan Lembah Wallanae
Sebelum tahun 1940-an, kawasan ini hanyalah lembah biasa yang tidak begitu diperhatikan. Namun setelah H.R van Heekeren datang untuk melakukan penelitian, kawasan ini langsung menjadi surga.Bagaimana tidak, H.R van Heekeren dan rekan-rekannya menemukan cukup banyak fosil vertebrata di aliran Sungai Wallanae. Penemuan ini membuat dia terus berusaha membuka tabir misteri di sini hingga habis.
Penelitian dari H.R van Heekeren membuat dunia jadi sedikit terhenyak. Mereka sedikit tidak percaya ada kawasan yang memiliki fosil hewan unik. Bahkan hewan yang ada di sini mengalami pengecilan ukuran tubuh sehingga susah dilacak nenek moyangnya.
Fosil Hewan Endemik di Wallanae
Fosil yang ditemukan di kawasan ini cukup banyak, namun sebagian besar berasal dari spesies gajah purba (Elephas celebensis) ikan pari raksasa, babi purba (Celebhochoerus heekereni), dan buaya purba. Fosil ini ditemukan di sekitaran Sungai Wallanae. Selain hewan di atas kemungkinan masih ada fosil hewan lain yang terpendam di dalam tanah.
Fosil yang ditemukan di kawasan ini tidak bisa ditemukan di daerah lain. Tidak ada kesamaan sama sekali sehingga sulit untuk menentukan apakah hewan itu mengalami perubahan bentuk tubuh atau memang spesies yang benar-benar baru. Di era modern seperti sekarang hewan di kawasan tengah juga endemik dan tidak ditemukan di kawasan lain. Masih ingat dengan garis wallace, kan?
Manusia Purba yang Tidak Pernah Ditemukan
Selain fosil hewan yang endemik dan susah ditemui di daerah lainnya. Perkakas batu yang dipercaya digunakan manusia purba. Dari hasil uji uranium, perkakas ini diperkirakan berusia lebih dari 118.000 tahun yang lalu. Di masa itu, kawasan Sulawesi dihuni oleh manusia purba yang membuat perkakas untuk berburu atau keperluan hidup lainnya.
Meski ditemukan perkakas manusia purba, kawasan di Lembah Wallanae tidak pernah ditemukan fosil manusia purba. Beberapa pendapat mengatakan kalau manusia purba di sana melakukan migrasi atau mungkin semua tulangnya hancur dan menyatu dengan tengah. Dengan rentang waktu 118.000 tahun lalu maka manusia purba yang setara adalah Homo floresiensis.
Tempat Wisata Sejarah dan Purbakala
Saat ini kawasan lembah Wallanae mulai digunakan sebagai tempat wisata sejarah dan purbakala yang cukup menarik. Kawasan sekitar Sungai Wallanae masih alami dan dan terlhat sangat asri. Pengunjung bisa menyewa kapal bermotor atau mengendarai semacam rakit dari bambu untuk menjelajahi kawasan sungai penuh fosil ini.
Di kawasan lain dari lembah juga terdapat dua buah museum yang menyimpan sebagian besar fosil. Museum itu terdiri dari Museum Villa Yulia dan Museum Calio yang mulai di kelola dengan baik. Di dalam museum ini pengunjung bisa melihat koleksi fosil yang tidak akan bisa ditemui di daerah lain.
BACA JUGA: 5 Fakta Menarik tentang ‘Pribumi’ Asli Indonesia Ini Tak Banyak Diketahui Orang
Inilah cerita tang surga benda purba kala yang ada di kawasan Sulawesi. Kalau punya ke kesempatan datang dan tengoklah seperti apa Lembah Wallanae yang unik itu. Pelajari setiap sejarah yang ada di sini agar bisa memahami kekhasan fauna-fauna di kawasan garis wallace.