Categories: Trending

Wanita Indonesia Ini Adalah Perempuan Pertama di Dunia yang Menjadi Laksamana Laut

Zaman dulu di Eropa, wanita nggak diperbolehkan untuk ikut dalam pelayaran. Mitosnya sih, membawa serta wanita akan menimbulkan kesialan. Jadi untuk beberapa lama dunia kelautan hanya didominasi oleh pria-pria pelaut.

Nah, ternyata di Indonesia ada sesosok wanita pemberani yang nggak takut dengan ganasnya lautan. Namanya Keumalahayati, seorang pejuang wanita hebat dari tanah Rencong, Aceh.

Laksamana Laut Wanita Pertama di Dunia

Namanya memang nggak terlalu dikenal di Indonesia jika dibandingkan dengan pahlawan wanita lain seperti Cut Nyak Dhien, Martha Christina Tiahahu, dan yang lainnya. Tapi jangan salah wanita ini nggak kalah tangguh dari pejuang lainnya.

Keumalahayati [Image Source]
Ketika Malaka jatuh ke tangan Portugis, Sultan Alauddin Mansur Syah yang merupakan raja Aceh menunjuk Keumalahayati sebagai laksamana laut pertamanya. Saat itu Malahayati telah menjadi janda karena suaminya meninggal dalam pertempuran melawan Portugis. Ia kemudian menjadi laksamana dan memimpin 2 ribu pasukan Inong Balee atau janda pahlawan yang telah syahid.

Pemimpin Legendaris dalam Perang Melawan Belanda dan Portugis

Meski merupakan seorang wanita, nggak ada yang memperlakukannya dengan semena-mena atau merendahkan kemampuannya. Prajurit Aceh dan jenderal perang Aceh lainnya selalu menghormati Malahayati.

Tugu untuk mengenang Malahayati [Image Source]
Rasa hormat ini muncul karena memang Malahayati nggak sekedar nampang saja. Dia mampu menunjukkan diri sebagai petarung dan komandan yang hebat dalam setiap pertempuran melawan Portugis dan Belanda. Nggak ada yang bisa main-main berhadapan dengan wanita ini.

Mengusir Belanda dan Menewaskan Komandan Ekspedisi Belanda

Tahun 1599, Cornelis de Houtman yang merupakan komandan ekspedisi Belanda datang ke Aceh. Awalnya disambut baik dengan sultan, tapi ia malah menghina sultan, membuat kekacauan, dan mulai menyerang Aceh.

Cornelis de Houtman [Image Source]
Malahayati kemudian dengan segera memimpin pasukan Inong Balee-nya dan menjawab tantangan penjajah Belanda. Pertempuran sengit pun terjadi. Malahayati dan pasukannya berhasil merangsek ke geladak kapal de Houtman. Dengan tangannya sendiri, Malahayati membunuh de Houtman pada 11 September 1599 dan peperangan dimenangkan oleh Aceh.

Belanda Kembali Membuat Ulah

Masih belum kapok dengan kekalahannya dulu, Belanda kembali membuat ulah. Tahun 1600, angakatan laut yang dipimpin Paulus van Caerden merampok kapal dagang Aceh. Malahayati yang marah memerintahkan penangkapan salah satu Admiral Belanda, Jacob van Neck. Terjadilah berbagai macam insiden gara-gara ulah Belanda ini.

Jacob van Neck [Image Source]
Dengan kuatnya perlawanan dari Malahayati dan tekanan dari angkatan laut Spanyol, pihak Belanda akhirnya meminta maaf kepada kerajaan Aceh dan mengadakan perjanjian serta gencatan senjata. Malahayati menjadi wakil Aceh dalam perjanjian dengan Admiral Belanda tersebut. Pihak Belanda kemudian membayar ganti rugi dan Malahayati melepaskan orang Belanda yang dijadikan tawanan.

Reputasinya Sampai ke Ratu Inggris

Reputasinya sebagai penjaga kerajaan Aceh sampai ke telinga Ratu Inggris. Atas dasar inilah, Ratu Inggris memutuskan untuk melakukan diplomasi agar bisa berdagang di Selat Malaka. Bukan dengan penyerangan seperti yang berusaha dilakukan kerajaan lain sebelumnya.

Ratu Elizabeth 1 [Image Source]
Ratu Elizabeth I kemudian mengirimkan surat ke sultan Aceh dan Malahayati dikirim untuk bernegosiasi dengan perwakilan Inggris. Perjanjian tersebut kemudian berhasil membuka jalur perdagangan bagi kerajaan Inggris.

Meninggal Dalam Peperangan

Keberaniannya terus ditunjukkan dalam peperangannya mengusir Portugis dan Belanda. Laksamana Malahayati akhirnya meninggal dunia dalam pertempuran melawan armada laut Portugis di Teuluk Krueng Raya.

Makam Keumalahayati, suaminya dan seorang anaknya [Image Source]
Jenazahnya dimakamkan di lereng Bukit Kota Dalam. Sebuah kota nelayan kecil 34 kilometer dari kota Banda Aceh. Kini nama Malahayati diabadikan sebagai nama perahu perang, universitas, dan beberapa jalan di Sumatera untuk mengenang jasa dan kehebatannya.

Sepak terjangnya sebagai seorang laksamana dan diplomat memang nggak main-main. Bahkan reputasinya melambung hingga ke negeri seberang. Ini membuktikan bahwa wanita Indonesia sebenarnya memiliki kemampuan untuk menjadi tokoh yang hebat dan nggak kalah dengan pria. Dia nggak perlu repot berkoar soal emansipasi, tapi tindakannya sendiri sudah menunjukkan kemampuan hebat seorang wanita.

Share
Published by
Tetalogi

Recent Posts

4 Kontroversi Seputar Doktif yang Kerap Bongkar Produk Skincare Overclaim

Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…

2 weeks ago

Serba-serbi Tol Cipularang yang Kerap Makan Korban, Mitos hingga Sejarah Pembangunan

Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…

2 weeks ago

4 Live Action Paling Booming di Netflix, Bisa Jadi Teman Malam Minggu

Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…

3 weeks ago

Fenomena Joged Sadbor yang Ubah Nasib Warga jadi Kaya, Benarkah Disawer Judol?

Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…

3 weeks ago

Pengusaha Budidaya Jamur Tiram Modal 100 Ribu Bisa Dapat Omzet Puluhan Juta Sekali Panen

Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…

3 weeks ago

6 Tahun Merawat Suami Lumpuh Sampai Sembuh, Perempuan Ini Berakhir Diceraikan

Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…

4 weeks ago