Israel adalah negara yang terkenal dengan pertahanan militernya, baik darat maupun udara. Negara yang berseteru dengan Palestina ini bahkan tambah kuat sedekah pernyataan dari Presiden Amerika, Donald Trump yang mengakui Yerussalem sebagai ibukota Israel, diikuti pemindahan kedutaan AS ke Yerussalem.
Dalam melindungi rakyatnya, Israel tentu memiliki banyak taktik perang yang tidak diketahui oleh musuh. Mulai dari cara cepat membumihanguskan pertahanan lawan hingga menghindari serangan. Salah satu yang pernah menjadi sorotan adalah Iron Dome, kubah pertahanan yang disebut sebagai siluman karena tak terlihat mata. Lengkapnya, beginilah teknologi canggih ini.
Melansir voaindonesia.com, Iron Dome dikembangkan setelah perang kedua Israel dengan Lebanon pada 2006, ketika sekitar 4.000 roket ditembakkan dari Lebanon selatan. Iron Dome ini menjadi sangat istimewa karena menjadi satu-satunya sistem pencegat rudal yang dirancang untuk mencegat roket-roket jarak pendek. Iron Dome sendiri terdiri dari beberapa unit dan baterai. Untuk melindungi rakyatnya dari serangan udara, Iron Dome harus mengisi 15 baterai. Seperti informasi dari voaindonesia.com, baterai tersebut merupakan satu kelompok komponen yang dapat dipindahkan: sebuah deteksi radar terkomputerisasi dan unit pelacak; unit manajemen dan kontrol; dan kotak peluncur, dengan sekitar 60 rudal pencegat. Alat-alat ini dapat dipindahkan dan diletakkan di mana saja diperlukan.
Perang yang tak henti pastinya membuat Israel terus membombardir Palestina. Tak heran jika setiap hari ada nyawa yang melayang. Ketika Palestina melakukan serangan balik, Iron Dome akan melindungi wilayah penting Israel, seperti Tel Aviv, Kiryat Gat, Ashkelon, serta Ashdod, sehingga dipastikan sangat sedikit korban jiwa yang jatuh. Dengan teknologinya, Iron Dome ini bisa menahan ratusan roket yang ditembakkan ke wilayah Israel.
Cara kerja utama Iron Dome ini adalah dengan memanfaatkan radar. Ketika ada serangan dari pihak lawan, radar akan mendeteksi hal tersebut, kemudian memberikan informasi ke pusat kontrol yang memprediksi lokasi jatuhnya roket. Kecepatan mendeteksi sendiri berlaku untuk roket jarak pendek serta yang datang dari jarak sampai 69 kilometer. Iron Dome ini sangat pintar, seandainya pihak musuh membidik sasaran yang mengarah ke pemukiman penduduk, maka ia akan melawannya dengan misil, hingga serangan musuh akan hancur.
Bayangkan saja, perang dengan Lebanon yang ketika itu meluncurkan 4000 roket hanya menewaskan 44 orang saja. Betapa hebatnya teknologi pertahanan ini bukan? Usut punya usut, pengembangan Iron Dome ini juga ada campur tangan dari negara Amerika sebagai sahabat mesra Israel. Pada tahun 2014, AS menyediakan US$ 235 juta untuk riset Iron Dome. Setiap baterai dome membutuhkan biaya sekitar US$ 50 juta. Misilnya senilai US$ 62.000, dilansir dari detik.com.
Jika ada yang bertanya terkait dengan harga sistem ini, jawabannya tentu sangat mahal. Setiap baterai berharga kisaran $50 juta, setiap pencegat rudal bisa berharga sampai $100 juta. Walaupun begitu, ada beberapa negara yang juga tertarik untuk mengembangkan teknologi serupa, seperti Korea Selatan, serta beberapa negara NATO di Eropa.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…