Lucu

Mengenal Kota Longyerbyen, Tempat yang Penduduknya Dilarang Melahirkan dan Meninggal

Di dunia ini, kelahiran dan kematian adalah dua hal yang tak bisa dielak. Setiap ada yang meninggal, akan ada yang lahir, hal tersebut sudah mutlak adanya dari zaman nenek moyang Adam dahulu. Kuburan dan rumah sakit bersalin pasti ada di setiap daerah bukan? Kecuali, beberapa tradisi yang tak mengharuskan jenazah dibakar.

Namun, ada daerah yang menerapkan peraturan sangat aneh bagi para penduduknya. Adalah Longyerbyen yang membuat peraturan perempuan tak boleh melahirkan dan masyarakat tak boleh meninggal di tempat tersebut. Kedengarannya memang sangat aneh, tapi beginilah fakta yang sebenarnya terjadi.

Wanitanya dilarang melahirkan

Marka menuju Longyearbyen [Sumber gambar]
Kota Arktik Longyearbyen adalah sebuah tempat yangterletak di Kepulauan Svalbard. Aturan unik pertama yang diterapkan di sana adalah perempuan dilarang melahirkan. Tak banyak yang tau tentang sudut utara Norwegiaini  karena ia terpisah dari daratan utama Eropa. Berbatasan langsung dengan Samudera Arktik dan Lingkar Kutub Utara, menjadikannya salah satu pulau terpencil di dunia. Larangan ini bukan artinya merampas hak wanita, tetapi karena fasilitas yang sangat terbatas, termasuk rumah sakit yang hanya ada satu saja. Setiap wanita yang mau melahirkan lebih baik untuk diterbangkan ke Oslo, ibukota Norwegia.

Matahari yang menggantung di tengah malam

Ilustrasi kota Midnight Sun [Sumber gambar]
Mungkin kamu pernah mendengar nama kota yang dijuluki Midnight Sun, karena matahari terus bersinar hingga malam menjelang. Nah, sama halnya dengan Midnight Sun, pada bulan-bulan tertentu matahari akan bersinar hingga tengah malam. Fenomena ini biasanya terjadi saat musim panas, di mana malam sama terangnya seperti siang hari. Semua wilayah di kutub utara akan mengalami hal serupa dalam waktu yang berbeda, di Longyearbyen, midnight sun terjadi pada April-Agustus.

Jumlah manusia kalah banyak dengan beruang kutub

Peringatan terhadap beruang kutub [Sumber gambar]
Longyearbyen dihuni oleh sekitar 2.000 jiwa. Jumlah itu kalah banyak dibandingkan jumlah beruang kutub. Di sini, jumlah beruang kutub di sini mencapai 3.000 ekor. Hewan tersebut hidup bebas dan liar di alam. Para penduduk dan wisatawan harus tetap waspada akan keberadaan mereka, serta memperhatikan rambu tanda keberadaan beruang kutub ini. Tak hanya itu, rumah di Longyearbyen juga unik karena berwarna-warni dan kontras dengan pegunungan yang putih serta penuh salju.

Meninggal adalah hal yang melanggar hukum

Meninggal adalah hal yang illegal [Sumber gambar]
Selain larangan wanitanya melahirkan, lebih aneh lagi karena mereka juga melarang adanya kematian. Longyearbyen adalah tempat yang bebas kuburan. Mengapa hal ini terjadi? Hal tersebut ternyata sudah merupakan peraturan pemerintah. Sejak tahun 1950, secara hukum, tidak ada yang diizinkan mati di kota ini, sekalipun ia adalah orang yang seumur hidup tinggal di sana. Jika ada keluarga yang sakit para atau meninggal, maka jasadnya akan diterbangkan ke luar pulau dan dikuburkan di tempat lain.

Larangan adanya kuburan demi keselamatan nyawa penduduk lain

Pemakaman dilarang karena virus mematikan [Sumber gambar]
Alasan tidak bolehnya penduduk di kubur di Longyearbyen memang sedikit horror. Pada tahun 1950,mayat yang ditemukan di pemakaman tidak membusuk, karena permafrost atau tanah yang membeku karena terlalu dingin. Akibatnya, virus mematikan di dalam tubuh tersebut bisa tetap hidup dan sangat mungkin menginfeksi kembali penduduk yang hidup ketika permafrost mencair. Sejak saat itu, siapapun yang meninggal dilarang dimakamkan di tempat tersebut.

Hingga saat ini, kematian dan kuburan di Longyearbyen termasuk hal yang illegal. Jelas sekali tujuannya untuk melindungi penduduk yang hidup dari virus mematikan yang bisa menyerang mereka. Jadi, keluarga yang masih hidup harus merelakan kehilangan keluarga dan orang yang mereka cintai demi keamanan semua orang.

Share
Published by
Ayu

Recent Posts

Rosita Istiawan Pionir Hijau, Dedikasi Bangun Hutan 25 Tahun

Di tengah keputusasaan untuk menjaga kelestarian alam, Indonesia membutuhkan sosok yang berani melindungi sumber daya…

8 hours ago

Tesso Nilo: Rumah Para Gajah yang Kian Terancam Eksistensinya

Media sosial akhir-akhir ini sedang dihangatkan dengan topik seputar perusakan alam, di mana salah satunya…

2 weeks ago

Penemuan Rafflesia Hasseltii Berbuntut Panjang, Oxford Dianggap Pelit Apresiasi

Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan…

2 weeks ago

4 Aksi Pejabat Tanggap Bencana Sumatera yang Jadi Sorotan Netizen

Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya…

3 weeks ago

Kebakaran Hebat Gedung Terra Drone, Korban Tembus 20 Orang

Duka terus menghampiri bangsa Indonesia di penghujung tahun 2025 ini. Belum kelar bencana banjir hebat…

3 weeks ago

Kisah Pilu Warga Terdampak Bencana Sumatera, Sewa Alat Berat Sendiri untuk Cari Jenazah Ibunya

Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…

3 weeks ago