Categories: Trending

Inilah Bukti Kalau Praktik Korupsi Sudah Mengakar Sejak Zaman Majapahit

Jika boleh menyebut, korupsi adalah sebuah budaya yang sudah mengakar dengan hebat di Indonesia. Bahkan, korupsi seperti sudah terstruktur dengan matang sehingga susah ditembus. Saat mungkin sudah ada KPK, namun korupsi dengan nilai fantastis masih saja terjadi di negeri ini. Beberapa orang malah sengaja dilindungi oleh petinggi agar tidak diciduk.

Bibit korupsi yang terjadi di Indonesia ternyata sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Sejak Majapahit berdiri, praktik ini mulai terjadi. Masalah kekuasaan dan haus akan jabatan membuat beberapa petinggi kerajaan melakukan praktik keji yang akhirnya bertahan hingga sekarang. Kalau Anda ingin tahu bukti korupsi sejak ratusan tahun lalu, simak uraiannya di bawah ini.

Masa Balitung, Mataram Kuno (820-832 Saka)

Menurut beberapa prasasti, praktik yang menjurus pada tindakan korupsi sudah terjadi pada masa Balitung. Prasasti yang mencakup peristiwa besar ini bernama Kinewu yang ditemukan di kawasan Blitar, Jawa Timur. Berdasarkan prasasti ini tindak korupsi yang dilakukan oleh para petugas pajak yang ditugasi mengumpulkan uang dari para penduduk.

prasasti kinewu [image source]
Berdasarkan prasasti, para petugas pajak banyak melakukan kecurangan. Mereka sengaja melakukan kesalahan untuk memberikan keuntungan pada mereka. Untungnya, di masa itu ada penduduk yang jeli sehingga tindakan yang menjurus ke arah korupsi ini bisa digagalkan dengan lebih cepat.

Masa Kerajaan Majapahit (Abad ke-15)

Praktik korupsi kembali berlanjut di masa Majapahit. Kali ini, kejadiannya sampai memicu konflik yang cukup besar. Seperti yang diketahui bersama-sama, memasuki awal abad ke-15 pasca Gajah Mada wafat, Majapahit terpecah menjadi dua kubu kekuasaan. Dua kubu ini sama-sama mengirimkan wakil ke Ming untuk memberikan hadiah dan diakui kedaulatannya.

ilustrasi perang paregreg [image source]
Praktik korupsi ini dilakukan dengan suap. Pihak dari Bhre Wengker kepada pedagang dari Tionghoa. Suap ini diberikan kepada mereka agar Ming mau mengakui keberadaan kerajaan tandingan ini. Akibat ada kekuasaan yang terpecah ini, perang saudara (Perang Paregreg) akhirnya terjadi. Meski perang berakhir dengan cepat, banyak daerah jajahan dari Majapahit yang akhirnya lepas dan dikuasai kerajaan-kerajaan lain.

Masa Kerajaan Mataram Islam (Abad ke-16 dan 17)

Seiring dengan berkembangnya waktu, praktik-praktik korupsi mulai mengakar dengan sangat kuat di Nusantara. Pada abad ke-16 di mana Belanda masuk negeri ini, korupsi terjadi dengan banyaknya pemimpin yang mengambil uang dari masyarakat. Selain itu, para bangsawan kerap menumpuk uang dengan mengemplang pajak atau menipu kerajaan secara besar-besaran.

peninggalan mataram [image source]
Selain korupsi berupa uang, budaya “titip” saudara di lingkungan kerajaan juga banyak dilakukan. Akibatnya praktik mencuri uang dengan korupsi ini mengakar di kalangan bawah. Pihak kerajaan juga kerap menyuap Belanda agar menjadi sekutu dan tidak diserang dengan senjata mereka yang sangat canggih. Dekatnya Belanda dengan Mataram Islam membuat kerajaan ini mudah diadu domba dan akhirnya pecah menjadi Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta.

Masa Indonesia Modern (1945-Sekarang)

Di era modern seperti sekarang, korupsi sudah menjadi barang yang lumrah dan terjadi di berbagai sektor. Pada tahun 1998, Presiden Soeharto dilengserkan mahasiswa karena diduga melakukan korupsi dengan nilai yang sangat fantastis. Setelah era dari Soeharto selesai, korupsi kembali mencuat mulai dari kasus bailout Bank Century, BLBI, dan masih banyak lagi yang lain.

korupsi BLBI [image source]
Selain di kalangan pemerintahan, orang di kepolisian dan TNI juga banyak yang terjerat kasus korupsi. Dari contoh ini kita bisa menyimpulkan bahwa kasus korupsi adalah penyakit kronik yang dimiliki oleh Indonesia. Kalau penyakit ini tidak segera disembuhkan akan terus menular ke generasi-generasi baru di masa depan.

Inilah bukti-bukti yang menunjukkan bahwa korupsi adalah perkara lawas yang sudah ada bahkan sejak zaman Majapahit. Praktik ini terus berkembang pesat sehingga susah untuk dihancurkan hingga ke akar-akarnya. Semoga generasi muda Indonesia di masa depan tidak akan terlibat praktik memalukan dan mengerikan seperti ini.

Share
Published by
Adi Nugroho

Recent Posts

4 Kontroversi Seputar Doktif yang Kerap Bongkar Produk Skincare Overclaim

Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…

1 week ago

Serba-serbi Tol Cipularang yang Kerap Makan Korban, Mitos hingga Sejarah Pembangunan

Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…

2 weeks ago

4 Live Action Paling Booming di Netflix, Bisa Jadi Teman Malam Minggu

Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…

2 weeks ago

Fenomena Joged Sadbor yang Ubah Nasib Warga jadi Kaya, Benarkah Disawer Judol?

Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…

3 weeks ago

Pengusaha Budidaya Jamur Tiram Modal 100 Ribu Bisa Dapat Omzet Puluhan Juta Sekali Panen

Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…

3 weeks ago

6 Tahun Merawat Suami Lumpuh Sampai Sembuh, Perempuan Ini Berakhir Diceraikan

Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…

3 weeks ago