Saat ini indonesia berada di peringkat 107 paling bersih dari korupsi. Di peringkat ini Indonesia mendapatkan nilai 34 dengan predikat negara sangat korup. Negara tetangga kita seperti Malaysia menduduki peringkat 50. Sedangkan Singapura berada di peringkat 7. Berkaca dari hal ini sebenarnya bangsa Indonesia harus malu. Kenapa negara yang hebat ini justru terus digerogoti manusia-manusia korup yang hidup untuk memenuhi kantongnya sendiri.
Sudah sejak lama Indonesia mencanangkan gerakan anti korupsi. Bahkan di kurikulum sekolah pun ditanamkan budaya anti korupsi. Namun nyatanya tak ada perubahan besar. Dari tahun ke tahun masih saja ada korupsi yang nilainya sangat fantastis. Lantas kenapa korupsi ini tidak pernah bisa hilang dari Indonesia?
Berikut lima alasannya untuk anda!
Korupsi di Indonesia sejatinya sudah mengakar dengan kuat. Bahkan sebelum kata korupsi atau KKN jadi tenar saat Pak Soeharto lengser, korupsi sudah hidup dan membumi di Indonesia. Di zaman-zaman kerajaan seperti Singasari, Majapahit hingga Demak. Korupsi sudah menyusup masuk dan akhirnya membuat kerajaan yang besar ini jadi hancur. Motifnya adalah sama. Memperkaya diri dan ingin mendapatkan kekuasaan yang setinggi-tingginya. Akhirnya perang pun tak bisa dihindarkan.
Selain itu, saat zaman penjajahan Belanda. Korupsi mulai ditanamkan oleh bangsa yang sering disebut dengan kompeni ini. Mereka mengangkat petinggi-petinggi lokal lalu memberinya upeti. Selain itu mereka juga mengajari bagaimana mendapatkan uang dengan memeras rakyat dan memakai uang dari pemerintahan. Lambat laun budaya ini terus mengakar kuat. Bahkan sekarang korupsi telah menjelma menjadi sebuah pohon besar yang akan diwariskan dari generasi ke generasi.
Wacana terkait adanya hukuman mati bagi koruptor pernah digulirkan di Indonesia. Namun hal ini tidak pernah terjadi sampai sekarang. Alasannya adalah hukuman mati bagi koruptor dianggap tidak efektif. Meski demikian, jika hukuman ini tidak lakukan. Maka koruptor akan semakin merejalela. Mereka akan terus mengeruk uang rakyat untuk kesenangannya sendiri. Akhirnya negara merugi dan rakyat tak mendapatkan apa-apa.
China telah melakukan hukuman mati bagi semua pejabat atau siapa saja yang bersalah. Hal ini menyebabkan banyak orang di sana takut untuk menjadi tikus uang. Berbeda dengan Indonesia. Orang yang ditangkap dengan dugaan korupsi pun masih bisa tersenyum pada media. Mereka terlihat biasa dan tidak memiliki rasa bersalah. Coba jika mereka mendengar bahwa hukuman “dor” akan diterima. Pasti akan menangis untuk meminta maaf.
Korupsi di Indonesia bukan hanya dilakukan oleh individu saja. Barangkali mereka memang ditangkap sendirian, namun di balik itu ada sebuah sistem yang kuat. Ia memiliki banyak sekali backing orang kuat hingga membuatnya mampu melakukan korupsi dengan skala yang sangat besar. Selain itu mereka juga bekerja dengan sangat rapi hingga ada pihak yang ditunjuk sebagai eksekutor dan juga pihak yang rela mengorbankan tubuhnya.
Artinya jika ketahuan mereka rela ditangkap dan membisu jika diinterogasi. Dengan begitu akar dari sistem ini akan tetap kokoh. Anggap orang yang ditangkap sebuah cabang. Satu patah maka akan tetap ada cabang lainnya. Jika penegak hukum mampu menangkap akar dari sistem ini maka korupsi di Indonesia bisa ditanggulangi dengan baik.
Sayangnya pihak penegak hukum pun ada yang terjerat kasus korupsi. Lantas kita harus percaya kepada siapa untuk penegakan hukum di Indonesia?
Kita bisa melihat jika pemerintah tidak begitu memerhatikan masalah korupsi. Bahkan lembaga yang dipercaya memberantas korupsi dibiarkan hancur. Sebut saja KPK yang beberapa waktu lalu dibiarkan saja dirusak oleh pihak berkepentingan. Dugaan korupsi yang dilontarkan KPK seakan jadi boomerang bagi mereka sendiri. Terlebih pihak yang “dicolek” KPK adalah Kepolisian. Pihak yang harusnya menegakkan hukum.
Prahara cicak dan buaya kembali mencuat dan membuat publik kembali geram. Pemerintah dalam hal ini Presiden tidak melakukan apa-apa. Hanya formalitas untuk meminta dialog dan menyelesaikan semua. Coba jika Presiden turun tangan untuk mengatasi lembaga-lembaga yang ada di bawahnya ini. Maka drama saling menjatuhkan tidak akan pernah terjadi. Masyarakat pun tidak perlu menyaksikan kebobrokan negeri ini yang sudah kian parah.
Korupsi bukanlah akhir dari segalanya. Apalagi beberapa koruptor masih bisa hidup enak, dan nyaman di dalam penjara. Tidak perlu disebutkan siapa orangnya, anda pasti paham. Koruptor masih bisa hidup selayaknya manusia di dalam penjara. Mereka masih bisa bermain ponsel, belanja, hingga makan enak. Ruang khusus pun disediakan untuk membuat mereka nyaman.
Inilah beberapa hal yang menyebabkan korupsi tidak berhenti di Indonesia. Mereka menganggap jika korupsi hanya akan membuat mereka dipenjara. Keluar dari sana masih bisa melakukan hal yang sama, bahkan jauh lebih besar. Jika saja melakukan korupsi merupakan akhir dari sebuah kehidupan. Maka mereka tidak akan memilih untuk mencuri uang rakyat.
Lima hal di atas adalah beberapa alasan mengapa Korupsi tidak akan pernah hilang dari Indonesia. Kita tak perlu berharap korupsi segera hilang. Berkurang sedikit saja sudah merupakan kemajuan yang sangat hebat!
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…