Pemberontakan gerakan komunis atau yang mashyur dikenal sebagai G30S/PKI, sempat menjadi tontonan wajib saat era Orde Baru berkuasa. Hampir di setiap tanggal 30 September, film tersebut diputar untuk memberi tahu betapa berbahayanya gerakan komunisme di Indonesia. Seiring dengan jatuhnya pemerintahan Suharto pada 1998 silam, kegiatan rutin itu perlahan mulai ditinggalkan dan akhirnya hilang di pusaran gelombang reformasi.
Dilansir dari viva.co.id, putri presiden pertama RI Soekarno, Sukmawati Soekarnoputri, menilai film tersebut jauh dari fakta sejarah dan penuh rekayasa. Bahkan hingga kini, ada banyak kontroversi dan pro kontra dari berbagi pihak yang mengiringi hal tersebut. Tentu semuanya berkaitan erat dengan adanya wacana pemutaran ulang film G30S/PKI di era modern. Apa saja ?
Soeharto yang berkuasa selama 32 tahun, akhirnya harus turun takhta setelah digulingkan oleh kekuatan reformasi pada 198 silam. Secara otomatis, berakhir pula kewajiban menonton film G30S/PKI. Namun di era modern saat ini, ada wacana untuk kembali memutar ulang tayangan tersebut.
Beberapa waktu lalu, muncul pemberitaan bahwa Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menyindir Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan KSAD Jenderal Mulyono, terkait dengan pemutaran ulang film G30S/PKI. Dilansir dari kumparan.com, Perwira bintang empat itu mengungah komentar bernada sindiran sekaligus tantangan di Instagram pribadinya. Hal ini terkait pada saat dirinya masih aktif menjabat sebagai panglima TNI, kerap memutar film tersebut serentak di tiap markas ketentaraan.
Wacana nobar film G-30S/PKI juga datang dari partai politik. Salah satunya adalah Partai Berkarya yang didirikan oleh Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto. Dilansir dari nasional.kompas.com, parpol yang identik dengan warna kuning itu melakukan nobar film G30S/PKI di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Kuningan, Jakarta. Tujuannya jelas agar anak muda tak lupa dengan sejarah. Namun, ada beberapa pihak yang justru mengkritik atas wacana tersebut.
Lain Partai Berkarya, berbeda pula dengan pandangan Sukmawati Soekarnoputri. Dilansir dari viva.co.id, putri pertama dari Ir. Soekarno itu menilai film Pengkhianatan G30S/PKI tidak pantas untuk diputar ulang lantaran penuh dengan propaganda Orde Baru. Hal ini diungkapkan oleh perempuan yang juga Ketua Umum PNI Marhaenisme ini, pada acara ILC tvOne, Selasa, 19 September 2017.
Memang, PKI dan segala sepak terjangnya di masa lalu banyak meninggalkan luka yang sangat mendalam. Terutama bagi keluarga para Jenderal yang diculik dan terbunuh pada saat itu. Sayangnya, gerakan yang telah lama mati puluhan tahun silam ini kerap digunakan sebagai salah satu bahan yang kerap dipolitisasi.
Memang, sejarah ditulis oleh mereka yang menjadi pemenang di dalamnya. Tapi hal ini setidaknya bisa menjadi pengingat bagi generasi muda. Bahwa di masa lalu pada tanggal 30 September 1965 silam, ada sebuah peristiwa besar yang mengubah wajah Indonesia ke depannya.Terlepas dari penting atau tidaknya menonton ulang film G30S/PKI, hal itu kembali pada diri dan niat masing-masing. Kamu pasti punya alasan sendiri kan Sahabat Boombastis?
Di tengah keputusasaan untuk menjaga kelestarian alam, Indonesia membutuhkan sosok yang berani melindungi sumber daya…
Media sosial akhir-akhir ini sedang dihangatkan dengan topik seputar perusakan alam, di mana salah satunya…
Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan…
Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya…
Duka terus menghampiri bangsa Indonesia di penghujung tahun 2025 ini. Belum kelar bencana banjir hebat…
Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…