Beberapa waktu lalu, kejayaan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang ingin mendirikan negara khilafah versi mereka telah runtuh. Para sisa anggotanya yang selamat, kini harus mengais nestapa di antara sempitnya tembok penjara yang mengurung tubuhnya. Pemandangan inilah yang tersaji di di balik sel tahanan di Al-Hasakah, Suriah.
Dilansir dari akurat.co, para narapidana berbaju oranye terang dari anggota Negara Islam (ISIS) tampak saling berdesakan berbaring di lantai penjara yang dingin. Mirisnya lagi, kondisi tubuh mereka terlihat kurus dan tampak seperti orang yang kekurangan gizi. Di tengah sesaknya manusia dalam penjara tersebut, inilah kondisi mereka yang tengah jadi sorotan.
Penjara Al-Hasakah yang ditempati oleh tahanan dari anggota ISIS, terlihat sesak karena diperkirakan menampung sebanyak 5 ribu orang. Dilansir dari scmp.com, udara panas yang membuat mereka merasa gerah menjadi semacam ‘siksaan’ tersendiri bagi para narapidana. Bahkan, para penjaga penjara memilih untuk menutup mulut mereka dengan masker bedah hijau karena bau busuk yang ada.
Bau menyengat semakin terasa di arah penjara, karena bersumber dari luka para tahanan yang tak kunjung terobati. Hampir sepertiga dari populasi penjara, menderita sakit dan membutuhkan perawatan untuk berbagai luka yang timbul akibat perang dan hal lainnya. Termasuk para penderita yang diketahui mengidap hepatitis dan AIDS.
Mirisnya lagi, para tahanan di dalam penjara tersebut juga tak jelas nasibnya ke depan. Hal ini terjadi lantaran puluhan negara tempat asal para anggota ISIS tersebut, tidak mau mereka bebas atau kembali ke kampung halaman mereka. Kondisi suram di penjara, menambah kelam nasib mereka di masa depan.
Dari setiap sel yang ada, hanya ada satu jamban dengan tirai penutup untuk keperluan buang hajat. Kokohnya dinding penjara, juga membuat mereka tak pernah merasakan hangatnya sinar matahari dan informasi yang ada di luar. Sebagian narapidana di penjara Al-Hasakah, merupakan anggota ISIS yang menyerah dalam kondisi kelaparan serta terluka di pertempuran sebelumnya.
Sesorang keturunan Belanda-Mesir berusia 42 tahun yang bernama Bassem Abdel Azim, merasa menyesal karena telah bergabung dengan ISIS. Ia pun sangat merindukan kelima anak dan istrinya yang kini tidak diketahui nasibnya. “Aku ingin melihatnya (istri) lagi. Mereka dapat menggantung diriku setelah itu. Saya hanya ingin mengatakan kepadanya bahwa saya menyesal telah membawa mereka ke negara yang sedang berperang,” ucap Azim yang dikutip dari scmp.com.
BACA JUGA: Kisah Pilu Wanita Indonesia yang Tinggal Bersama ISIS: “Kami Ingin Kembali ke Indonesia”
Penyesalan selalu datang belakangan. Apa yang dialami oleh para mantan anggota ISIS di atas, adalah konsekuensi dari apa yang dulu telah dipilihnya. Fatamorgana negeri khilafah yang kini telah hilang bak asap, hanya bisa diratapi sembari menangisi nasib suram yang tak jelas, entah sampai kapan. Semoga kita bisa mengambil hikmah dari peristiwa di atas.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…