Trending

Cerita Pedih Mereka yang Meninggal karena Corona, Ditolak Warga Hingga Sepi Pelayat

Virus corona merupakan salah satu penyakit yang sangat cepat penyebarannya. Penyakit ini ditularkan melalui droplet (seperti batuk, bersin, dan saluran pernapasan), maka semua orang yang sudah terinfeksi harus dijauhkan dari orang lain yang masih sehat. Virus corona juga bisa jadi tak menimbulkan gejala apapun, sehingga pasien tampak sehat dan bugar.

Nah, corona yang sedang menjadi momok ini sudah merenggut puluhan nyawa. Kebanyakan dari mereka ada orang yang sudah lanjut usia, punya penyakit bawaan, dan daya tahan tubuh yang lemah. Dalam hal ini, virus corona akan memperburuk kondisi kesehatan inang tempat ia bersarang.

Orang yang meninggal karena corona juga sangat menyedihkan. Kekhawatiran warga dan keluarga membuat mereka tak datang untuk melayat dan membuat upacara kematian, seperti yasinan dan peringatan lain. Berikut kisah pedih orang-orang yang meninggal karena terinfeksi virus corona.

Kedua orang tua meninggal, tak ada pelayat yang datang

Kisah sedih pertama dibagikan oleh Eva Rahmi Salama. Perempuan asal Jakarta ini menuliskan rasa sedihnya dan juga foto pemakaman orang tua yang meninggal karena virus corona. Ayah dan ibu Eva meninggal di minggu yang sama, sang ibu wafat pada Kamis (19/3), sedangkan ayahnya menyusul tiga hari kemudian, yaitu pada Minggu (22/3).

Orang tua Eva ini dikubur tanpa ada orang yang berani melayat satu pun. di Pemakaman ibunya itu hanya ada Eva dan dua saudara laki-lakinya yang melepas ibu mereka untuk terakhir kalinya. Bayangkan saja betapa sedihnya~

Catatan pilu anak dokter yang meninggal karena virus corona

Di wabah corona yang semakin mengkhawatirkan, Indonesia mengerahkan banyak sekali tenaga medis untuk selalu stand-by menangani pasien. Di antara duka tersebut, ada banyak kabar sedih tentang para dokter yang meninggal karena ikut terinfeksi dan juga karena terlalu lelah. Salah satunya adalah dr Bambang Sutrisna.

Dr. Bambang meninggal pada Senin (23/3) setelah memeriksa pasien yang merupakan suspect corona. Kisah pedih dituliskan oleh anaknya, Leonita Triwachyuni. Keluarga besarnya bahkan tidak bisa melihat wajah sang dokter sekalipun karena ia berada di ruang isolasi hingga meninggal. Dr. Bambang pun belum bisa disemayamkan.

Bahkan ‘selamat tinggal’ pun tak bisa diucapkan

Melalui Twitter pribadinya, seorang pemuda bernama Peter John Dario mengungkap betapa ia sedih karena meninggalnya sang ayah akibat virus corona. Peter menyesal karena ia sedikitpun tak sempat mengucapkan selamat tinggal pun tak bisa melihat jenazah ayahnya.

Peter dan ayahnya [sumber gambar]
Para petugas medis bahkan melarang Peter untuk bertemu dengan ayahnya meskipun kondisi ayahnya mengkhawatirkan. Meski awalnya berharap sang ayah bisa sembuh, ayah Peter akhirnya meninggal dunia, sendirian dan tanpa teman.

Jenazah Aspem Setda Kota Medan yang sempat ditolak warga

Kejadian yang tak kalah memilukan juga dialami oleh Musaddad, Aspem Setda Kota Medan yang meninggal dengan status sebagai PDP corona. Warga sekitar tempat tinggal jenazah ini sempat menolak penguburan yang dilaksanakan di area pekuburan muslim Mandailing.

Suasana di kuburan Musaddad [sumber gambar]
Untung setelah diberi pengertian oleh para petugas, mereka mengerti. Saat proses penguburan, jasad Aspem Setda ini sudah dimasukkan ke dalam peti mati. Para keluarga hanya melihat dari jarak jauh, seberang Jalan Brigjen Katamso. Yang menguburkan adalah para petugas yang sudah memakai pakaian pelindung dan juga orang-orang kepolisian.

BACA JUGA: Inilah Alasan Penting Kenapa RI Butuh Pertolongan dari Cina untuk Atasi Corona

Sangat menyedihkan sekali kalau harus meninggal sendirian, bahkan sanak saudara dan keluarga tak boleh melihat jenazah yang bersangkutan. Virus corona ini benar-benar wabah yang mematikan, maka dari itu mari kita putuskan rantainya dengan melakukan upaya terbaik, yakni tinggal di dalam rumah. Kalau memang mendesak harus keluar, maka pastikan diri selalu aman dan jaga jarak dengan orang lain.

Share
Published by
Ayu
Tags: virus corona

Recent Posts

Tesso Nilo: Rumah Para Gajah yang Kian Terancam Eksistensinya

Media sosial akhir-akhir ini sedang dihangatkan dengan topik seputar perusakan alam, di mana salah satunya…

2 weeks ago

Penemuan Rafflesia Hasseltii Berbuntut Panjang, Oxford Dianggap Pelit Apresiasi

Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan…

2 weeks ago

4 Aksi Pejabat Tanggap Bencana Sumatera yang Jadi Sorotan Netizen

Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya…

3 weeks ago

Kisah Pilu Warga Terdampak Bencana Sumatera, Sewa Alat Berat Sendiri untuk Cari Jenazah Ibunya

Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…

3 weeks ago

Risiko Bencana Tinggi, Anggaran BNPB Kena Efisiensi

Masih teringat dahsyatnya bencana alam di Sumatera bagian Utara. Aceh, Medan, Tapanuli, Sibolga, hingga sebagian…

3 weeks ago

Insiden Tumblr Hilang di KRL Berujung Pemecatan Karyawan Sana Sini

Jangan remehkan kekuatan tumbler. Tak hanya tahan pecah, hilang dikit, dua-tiga orang bisa kena pecat…

4 weeks ago