Selama ini, Indonesia dikenal memiliki beragam pasukan militer dengan kemampuan taktis yang mematikan. Ada Kopassus di matra Angkatan Darat, Den Bravo yang jadi kebanggan TNI AU, serta Denjaka dari Angkatan Laut. Namun, ada pula satuan khusus di bernama Banteng Raiders yang juga tak kalah gaharnya dengan pasukan di atas.
Tak banyak yang tau, pasukan ini sejatinya dibentuk guna mengatasi pemberontakan Angkatan Oemat Islam yang dimotori oleh DI/TII. Namun pada perkembangannya, Banteng Raiders beroperasi dalam skala yang lebih luas. Hingga pada akhrirnya, pasukan khusus ini harus berurusan dengan negara lantaran terlibat penculikan para Jenderal saat peristiwa malam G30S.
Dibentuk secara khusus untuk misi penting oleh Jenderal Ahmad Yani
Di tengah suasana genting pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah, Ahmad Yani yang kala itu berpangkat Letnan Kolonel, menginisiasi Gerakan Banteng Nasional dan membentuk pasukan baru. Berbekal pasukan pinjaman yang merupakan bekas anak buah mantan anggota KNIL, Andi Aziz, satuan ini dikerahkan untuk menggempur gerakan separatis DI/TII.
Pasukan terlatih itu bernama Banteng Raiders
Pasukan yang melalui tahap pelatihan di Magelang ini, kemudian berkembang menjadi sebuah unit khusus yang akhirnya dikenal sebagai Banteng Raiders. para Personelnya diambil dari batalyon dalam Tentara & Teritorial Diponegoro, Jawa Tengah. Setelah didirikan pada 1953, pasukan Banteng Raiders mulai dipimpin oleh Kapten Hardoyo (1953-1954) Bahkan, Ali Moertopo yang merupakan Menteri kepercayaan Soeharto di era orde baru, juga pernah menjadi komandan pasukan ini.
Diterjunkan di berbagai medan pertempuran
Setelah berhasil menumbangkan gerakan Di/TII, pasukan Banteng Raiders dikerahkan ke sejumlah medan pertempuran. Di antaranya adalah, penumpasan PRRI di Sumatera dan pembebasan Irian Barat. Banteng Raiders yang mempunyai pasukan terjun payung, kemudian banyak yang menjadi bagian Kostrad yang dipimpin oleh Soeharto. Ada juga beberapa di antara mereka yang diambil menjadi pasukan pengawal Presiden, Cakrabirawa.
Terlibat dengan peristiwa malam G30S 1965
Peristiwa G30S yang terjadi pada 1965 silam, menyisakan duka yang sangat mendalam. Terlebih, aksi tersebut dilakukan oleh resimen Cakrabirawa. Di mana para Jenderal top Angkatan Darat menjadi korbannya. Yang ironis, Ahmad Yani yang dahulu menjadi pendiri pasukan Banteng Raiders, harus meregang nyawa setelah diculik anggota Cakrabirawa yang notabene adalah bekas pasukan bentukannya dahulu.
Tragedi berdarah anggota Banteng Raiders
Selain Jenderal Ahmad Yani, Letnan Kolonel Sugiono juga menjadi korban dari kebiadaban G30S 1965. Diketahui, ia pernah menjadi bagian dari Banteng Raiders saat masih berpangkat Kapten. Saat peristiwa itu terjadi, letkol Untung yang menjadi kepala resimen Cakrabirawa, merekrut Lettu Dul Arif yang juga berasal dari Banteng Raiders 454. Ironis memang. peristiwa ini layaknya kasus teman makan teman, di mana yang menjadi korban kebanyakan pernah menjadi kawan seperjuangan di unit Banteng Raiders.
Meski Banteng Raiders sempat menorehkan citra positif, segala tindakan ilegal yang menggores luka pada negara, bakal dikenang sebagai sesuatu yang pahit. Mungkin mereka lupa, bahwa setiap hal yang dilakukan dalam hidup, akan terus bergema dalam keabadian.