17 April 2019 kemarin adalah hari penting untuk Indonesia. Karena pada saat itulah masyarakat mengeluarkan haknya untuk memilih siapa yang pantas menjadi pemimpin negara. Sedangkan dua pasangan calon presiden dan wakilnya tentu menebak-nebak siapa yang akan terpilih nantinya. Apakah dirinya atau malah lawannya.
Tapi, di samping keramaian pesta demokrasi kemarin, terdapat kisah-kisah tak terduga di baliknya. Adalah cerita kurang menyenangkan dari beberapa TPS di beberapa wilayah. Seperti apa kisahnya? Simak ulasan di bawah ini.
Ada satu kejadian yang jadi sorotan seluruh Indonesia adalah datang dari Kota Blitar. Dilansir dari sindonews, ada seorang pemilih yang dengan tega melukai petugas di Tempat Pemungutan Suara (TPS) menggunakan senjata tajam. Hal ini bermula dari pemilih berinisial Y yang menolak mencelupkan jarinya ke dalam tinta. Tapi, karena ini sudah menjadi peraturan sejak dulu, petugas bernama Luki Setia tetap memaksa Y untuk mencelupkan jarinya.
Di Desa Tapaan, Kabupaten Sampang, Madura juga terjadi peristiwa tak kalah tragis. Adalah terdapat dua kubu yang melakukan bentrok di TPS lalu berakhir menjadi tragedi penembakan. Kejadian ini bermula dari kubu yang dipimpin oleh Muara berencana mengambil mandat saksi dari Caleg Hanura Dapil IV yang bernama Farfar. Namun, tindakan Muara tersebut menjadi kubu yang dipimpin oleh Widjan kebakaran jenggot. Pasalnya, Widjan sudah menerima mandat menjadi saksi Farfar terlebih dulu.
Mutini, seorang nenek yang ada di Desa Sepanjang, Kabupaten Malang mendadak meninggal dunia di TPS. Awalnya, ia dan anak perempuannya berjalan ke TPS dengan berjalan kaki. Setiba di lokasi, wanita berusia 62 tahun tersebut langsung duduk di ruang tunggu setelah mendaftar. Tak ada angin, tak ada hujan, Mutini langsung saja jatuh dari kursi namun tetap dalam kondisi sadar.
Desa Jenetalasa, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan juga terdapat peristiwa yang kurang menyenangkan. Mengutip dari kompas.com, di TPS 42 Berlian Indah, pelaksanaan pemungutan suara sempat dihentikan. Ini dikarenakan terdapat sembilan surat suara yang sudah tercoblos pada foto pasangan calon nomor 01.
Salah satu rakyat twitter yaitu @enjang_as menggambarkan situasi pemilu di Kota Bekasi. Ia mencuitkan “20an lebih TPS di Kota Bekasi belum nyoblos. Problem: kertas suara kurang dan tertukar. #Pemilu2019.” Dan kasus ini pun ternyata juga diakui oleh Komisioner Bawaslu Kota Bekasi, Ali Mahyail. Menurutnya, hal ini dapat terjadi karena KPU Kota Bekasi kurang maksimal di lapangan. Sebagai contoh, permintaan petugas sortir lipat yang seharusnya ditambah dua kali lipat tidak dijalankan. Sehingga terjadilah seperti ini.
Sementara itu, Ketua KPU Kota Bekasi, Nurul Sumarheni tidak membantah tanggapan tersebut. Tapi, ia mengaku kalau situasi pencoblosan di beberapa daerah Bekasi masih berlangsung kondusif. Kemudian, ia juga menginginkan adanya pemilu susulan pada Hari Kamis, 18 April 2019 bagi masyarakat yang belum mencoblos. Agar semua orang bisa menjalankan haknya untuk memilih.
BACA JUGA : Melihat Kisah Perjuangan Pendistribusian Surat Suara yang Bakal ‘Menamparmu’ Kalau Golput
Kisah-kisah miris di ataslah yang mewarnai pesta demokrasi kemarin. Ada yang terlibat perkelahian sampai dengan insiden kekurangan surat suara. Ya semoga hal ini tidak akan terjadi di pemilihan presiden di tahun 2024 mendatang. Agar pemungutan suara bisa berjalan lancar sesuai apa yang diinginkan masyarakat.
Fenomena viral Arra, bocah lima tahun yang dikenal karena kepandaiannya berbicara dengan gaya dewasa, kembali…
Nama Fedi Nuril akhir-akhir ini kembali dikenal publik. Bukan karena kembali membintangi film dengan tokoh…
Kamis (20/3/2025) pukul 03.00 WIB, saat asyik scrolling media sosial X sambil sahur, mata tertambat…
Dunia aviasi Indonesia bakal semakin berwarna dengan kehadiran burung-burung besi baru. Indonesia Airlines, sebuah perusahaan…
Lagi-lagi rakyat Indonesia dibikin geleng-geleng kepala oleh ulah aparat penegak hukum. Kali ini kasusnya sedang…
Baru-baru ini, dunia hiburan Korea Selatan diguncang oleh skandal yang melibatkan aktor papan atas, Kim…