Perkembangan sepak bola nasional bisa dikatakan sangatlah signifikan. Hal ini terlihat dari antusias penonton yang tinggi dan juga persaingan ketat kompetisi nasional. Selain itu, munculnya banyak bakat muda hebat juga jadi salah satu indikator positif olahraga ini di Indonesia. Dibalik hal baik ini momok bernama kerusuhan penonton tetap saja sering terjadi.
Bahkan akhir-akhir ini kejadian tersebut semakin parah dengan jatuhnya korban jiwa. Kerusuhan di sepak bola Indonesia tak ubahnya seperti hantu yang sering mengganggu. Meski antusias tinggi suporter untuk kemajuan kompetisi itu bagus, tapi apabila sampai menimbulkan kematian seperti beberapa ulasan ini pastinya sangat di haramkan.
Perusakan pembakaran stadion Persik Kediri
Pembakaran stadion di Kediri oleh oknum Arema tahun 2008 pastinya menjadi salah satu catatan kelam yang hingga tetap teringat. Saat itu kerusuhan terjadi setelah pertandingan antara tim Singo Edan melawan Persiwa Wawena. Banyaknya suporter yang melampiaskan kekesalannya kepada kepemimpinan wasit yang buruk menjadikan peristiwa itu tidak dapat terhindarkan. Sejumlah fasilitas di stadion seperti baliho, jaring gawang dan papan iklan ludes dibakar. Kejadian bertambah buruk dengan banyak suporter Arema baku hantam dengan warga Kediri di sepanjang perjalanan pulang.
Baku hantam suporter Persigres dengan PS TNI
Kerusuhan yang menjadi pilu jaga sepak bola Indonesia juga terjadi di Gresik. Saat itu di tengah pertandingan tim tuan rumah Persigres melawan PS TNI. Para pendukung kedua terlibat kontak fisik yang menyebabkan suporter tuan rumah alami cedera dan luka-luka parah pada diri mereka. Kerusuhan tersebut semakin mencekam dengan adanya perkelahian tidak imbang antara aparat negara dengan rakyat sipil. Meski siapa yang salah pada kejadian tersebut hingga kini belum jelas, tapi tetap saja pertarungan antara suporter itu juga jadi catatan kelam sepak bola nasional.
Bentrok musuh bebuyutan Arema dan Bonek Sragen
Bentrokan antara Bonek dengan Arema di Indonesia pastinya bukanlah suatu hal yang asing. Hal ini disebabkan seringnya mereka lakukan tindakan tersebut setiap tahunnya. Ketidak akuran tersebut pernah sebabkan terjadinya kerusuhan terdahsyat di persepakbolaan nasional. Seperti yang terjadi di Sragen Desember 2015 lalu. Kala itu bus Arema yang hendak Away ke Sleman Yogyakarta dihantam batu oleh oknum Bonek yang berpapasan. Pertarungan yang tidak bisa dihindarkan akhirnya hasilkan dua suporter tim Arema meninggal dunia. Kejadian saat itu mendapatkan kutukan dari semua publik pencinta bola tanah air atau dunia.
Persija VS Persib 2012 buat tiga nyawa melayang
Layaknya Arema dengan Bonek tadi pendukung tim besar tanah air yakni Persib dan Persija juga sering juga terjadi gesekan. Betrok terparah antara keduanya salah satunya adalah pada tahun 2012 lalu. Saat itu terjadi pengeroyokan kepada tiga orang asal Bandung yang diduga menjadi suporter Persib. Pertandingan antara Pangeran Biru dan Macan Kemayoran memanglah selalu panas. Pada saat itu juga sebetulnya pendukung asal Bandung tidak boleh datang ke Gelora Bung Karno. Tapi beberapa oknum Viking memaksakan untuk masuk, dan akhirnya pengeroyokan tidak bisa dihindarkan.
Beberapa kejadian ini pastinya sangat sayang untuk terjadi. Lantaran sebenarnya sepak bola adalah pemersatu bukan untuk bercerai-berai seperti ini. Akan sangat baik apabila para pendukung adu kreativitas dari pada saling jotos. Besar harapan ke depan kerusuhan semacam ini bisa segera hilang dari tanah air.