Shambala, nama satu ini pasti asing di telinga banyak orang. Tapi, bagi mereka para penggemar hal-hal berbau fantasi, Shambala sudah sefamiliar teman sendiri. Menurut kepercayaan, Shambala ini adalah sebuah kerajaan misterius yang letaknya dipercaya ada di Tibet. Tak seperti kerajaan lain, yang satu ini dipenuhi dengan hal-hal surgawi yang bikin betah.
Ya, ada sebuah legenda yang mengatakan jika Shambala adalah kerajaan yang sangat damai. Penduduknya santun dan saling menjunjung persaudaraan. Tidak hanya itu, dipercaya jika di kerajaan ini terhampar semua kemewahan yang bikin mata silau. Meskipun lekat sebagai dongeng, namun ada banyak orang yang benar-benar mencari keberadaan kerajaan ini. Sayangnya, hasilnya tidak benar-benar bagus.
Meskipun ada yang bilang cuma dongeng, namun ada banyak orang Tibet yang mengatakan jika kerajaan ini benar-benar ada. Hanya saja ia terletak di sebuah tempat yang mana takkan bisa dijangkau atau dilihat dengan mudah.
Menurut cerita dan kepercayaan, Shambala diyakini berada di Tibet. Lebih tepatnya lagi adalah di antara gunung-gunung yang berada di Himalaya. Posisi tepatnya tak pernah diketahui. Tapi, katanya, kerajaan ini ada di salah satu lembah di kompleks pegunungan yang juga jadi rumah dari puncak Everest itu.
Shambala memang identik dengan Tibet, tapi dikatakan pula kalau ternyata kerajaan ini juga berlokasi di tempat lain. Beberapa di antaranya adalah Mongolia dan juga Tiongkok. Dua negara ini juga sering diyakini sebagai tempat Shambala berada. Bahkan masing-masing negara itu punya ceritanya sendiri.
Kerajaan Shambala memiliki ibukota bernama Kalapa dan diperintah oleh raja-raja dinasti Kulika atau Kalki. Sesuai situasi tempatnya, Shambala adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti “Tempat Keheningan” atau “Tempat Kedamaian”. Untuk bisa berada dalam Shambala sendiri tidak mudah. Hanya orang yang murni hatinya yang dapat tinggal di dalamnya.
Tentang kehidupan di sana, diceritakan jika tempat ini benar-benar seperti surga. Di Shambala tidak ada yang namanya duka dan hal-hal negatif, semua yang ada adalah sesuatu yang baik. Begitu damai, sangat adil, cinta kasih merebak, orang-orangnya bijaksana dan hal-hal menyenangkan lainnya.
Para penghuni Shambala adalah makhluk hidup yang sempurna dan setengah sempurna. Di dalamnya mereka saling bekerja sama memandu evolusi kemanusiaan. Penduduknya memiliki pengetahuan spiritual yang sangat mendalam dan kebudayaan mereka didasari oleh hukum, seni dan pengetahuan yang jauh lebih tinggi dibanding dengan pencapaian yang pernah diraih dunia luar.
Cerita mengatakan jika Shambala juga merupakan tempat yang penuh dengan sihir putih alias baik. Jadi, siapa pun yang bisa masuk ke sana maka dengan serta merta akan jadi pribadi yang jauh lebih bijaksana. Tak hanya itu, kekuatan-kekuatan istimewa tertentu juga akan didapatkan. Entah itu intelektualitas sampai melakukan hal-hal mustahil.
Shambala memang menawarkan sesuatu yang luar biasa. Tapi, menurut cerita barang siapa yang masuk takkan bisa keluar untuk selamanya. Meskipun demikian, rumor tersebut tak pernah menghalangi orang-orang untuk mencari Shambala.
Telah banyak penjelajah dan petualang yang mencari Shambala, namun belum ada hasil “positif” yang tercatat. Pada tahun 1930, 1934 dan 1938 Nazi pernah melakukan pencarian terhadap kerajaan tersebut. Akan tetapi tidak satupun dari antara mereka yang berhasil menemukannya.
Setelah upaya Nazi ini, pencarian-pencarian terus dilakukan. Tetapi lagi-lagi tidak pernah ditemukan, bahkan ujung gerbangnya sekalipun. Kegagalan-kegagalan tersebut diyakini karena niat-niat para pencarinya buruk. Alhasil, Shambala seolah makin pekat tabirnya sehingga takkan pernah bisa mereka lihat. Hal ini pun tertuang dalam sebuah kutipan dari buku yang ditulis oleh Edwin Bernbaum seperti berikut.
“Sementara penjelajah mendekati kerajaan itu, perjalanan mereka menjadi semakin sulit dilihat. Salah satu pendeta Tibet menulis bahwa peristiwa ini memang dimaksudkan untuk menjauhkan Shambhala dari para barbar yang berniat untuk menguasainya.”
Bernbaum si penulis di atas tadi, diketahui tak hanya menceritakan soal pencarian Shambala, tapi juga menuliskan beberapa ramalan yang katanya dibuat oleh masyarakat sana. Menurutnya, manusia di zaman sekarang akan semakin mengalami degradasi ideologi dan kemanusiaan. Sehingga hal ini akan membuat mereka semakin tidak beradab.
Kutipan lain di buku ini juga mengatakan tentang suatu masa di mana raja-raja jahat akan bersatu mencari Shambala. Ketika itu terjadi, maka kerajaan ini untuk pertama kali akan terbuka tabirnya. Kemudian para raja Shambala akan memimpin sendiri pasukannya untuk menghancurkan para pengganggu itu. Perang besar akan terjadi, tapi Shambala lah yang akan menang. Pada akhirnya kedamaian kembali tercipta. Peristiwa ini dipercaya akan terjadi di tahun 2424 nanti.
Meskipun tidak pernah terdokumentasi, namun pencarian tentang Shambala ini masih terus dilakukan. Sayangnya, tidak pernah ada hasil yang benar-benar memuaskan. Lalu bagaimana menurutmu? Apakah kerajaan ini benar-benar ada atau kah hanya sebuah dongeng terkenal saja?
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…