in

5 Hal yang Jadi Alasan Produk Asal Tiongkok Dipuja-puja di Indonesia

Tiongkok yang menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia selain Amerika Seirkat, menjadi salah satu negara dengan jumlah produksi produk terbesar. Di Indonesia sendiri, masyarakat begitu mudahnya menemukan barang-barang dengan label “Made in China”. Baik di pasar modern maupun tradisional. Bahkan, beberapa produk mereka bersaing ketat dengan merk-merk dalam negeri.

Heran juga ya Sahabat Boombastis. Negeri yang dahulu pernah dijajah oleh Inggris dan Jepang, kini bangkit menjadi kekuatan ekonomi baru yang bersaing dengan dunia barat. Produksi barang yang massal dan juga tenaga manusia yang melimpah, menjadi salah satu kunci sukses Tiongkok yang secara perlahan akan menguasai perdagangan dunia. Apa rahasianya?

Harga murah dan terjangkau

Harga murah dan terjangkau [sumber gambar]
Bukan rahasia lagi, barang-barang buatan Tiongkok memang dikenal murah dan terjangkau masyarakat di Indonesia. Tak heran, jika harga yang ditawarkan terkadang tak masuk akal karena benar-benar jauh di bawah rata-rata pasaran yang ada. Dilansir dari finance.detik.com, pemerintah Negeri Tirai Bambu ternyata memberikan subsidi dari setiap produksi lokal. Simpelnya, eksportir Tiongkok akan mendapatkan kembali biaya pajak yang dikeluarkan bila produk yang dijualnya memberikan nilai tambah. Semua itu beban tersebut akan diganti 100% oleh pemerintah.

Handal dalam membuat replika barang

Ilustrasi barang replika [sumber gambar]
Selain menawarkan harga yang lebih murah, produk Tiongkok mudah diterima pasar Indonesia karena jago mereplikasi barang. Lihat saja, hampir semua barang yang ada di pasar Tanah Air rata-rata didominasi oleh merk Tiongkok. Seperti ponsel, komputer, laptop dan lainnya. Produk-produk buatan Jepang dan Amerika Serikat pun, tanpa sungkan juga kerap menjadi sasaran untuk dijiplak. Bahkan, kualitas dan tingkat detailnya pun hampir menyamai meski tidak 100%.

Menyediakan beragam pilihan

Memberikan banyak pilihan [sumber gambar]
Tak hanya murah dan mirip dengan produk kompetitor yang sejenis, merk Tiongkok menjadi primadona di Indonesia lantaran memberikan banyak pilihan. Tidak seperti barang serupa yang memang didesain dengan satu jenis, para produsen Tiongkok berani berinovasi dengan menyuguhkan beragam pilihan. Baik dari segi desain, fitur dan fungsinya. Seperti ponsel misalnya. Produk-produk asal Tiongkok begitu mendominasi di pasaran gadget Indonesia.

Kualitas barang yang semakin bagus

Ilustrasi kualitas yang semakin bagus [sumber gambar]
Dengan harga yang jauh lebih murah, merk Tiongkok kerap dicap sebagai barang dengan kualitas yang rendah. Namun anggapan tersebut tak sepenuhya benar. Seiring berjalannya waktu, para produsen Negeri Tirai Bambu tersebut mulai berbenah. Baik dari segi desain, ketahanan hingga kualitas produk. Tak jarang, mereka juga kini lebih berani melakukan inovasi dan bersaing dengan kompetitor yang lebih berpengalaman.

Masyarakat Indonesia merupakan pangsa pasar yang potensial

Ilustrasi Indonesia pasar yang potensial [sumber gambar]
Produk Tiongkok menjadi favorit di Indonesia lantaran jumlahnya distribusinya yang bisa dikatakan sangat besar. Alhasil, masyarakat pun seolah tak memiliki pilihan selain membeli barang asal Negeri Tirai Bambu tersebut. Selain itu, sebagian masyarakat di Indonesia rata-rata merupakan konsumen. Lebih banyak membeli daripada memproduksi sendiri. Trus, kapan nih kita mencintai produk sendiri?

Sejatinya, kita dan pemerintah yang hidup dan tinggal di Indonesia ini bisa saja meniru cara Tiongkok di atas. Bukan apa-apa. Hal ini agar produsen lokal bisa bersaing secara sehat dan mengembangkan usaha mereka. Jangan sampai. produk asal Tiongkok ini akhirnya malah merusak dan membunuh kreativitas dalam negeri di kemudian hari.

Written by Dany

Menyukai dunia teknologi dan fenomena kultur digital pada masyarakat modern. Seorang SEO enthusiast, mendalami dunia blogging dan digital marketing. Hobi di bidang desain grafis dan membaca buku.

Leave a Reply

Selain Daniel Mananta, 4 Aktor Ini Dituding Cocok untuk Perankan Ahok dalam Filmnya

Kerasnya Kaum Wanita di Gunung Sumbing yang Bertahan Hidup dari Kayu Bakar