Sejak eksekusi mati dua warga negara Australia, hubungan Indonesia dengan negara kangguru semakin memanas. Media Australia tidak henti-hentinya mengkritik Indonesia dan kebijakannya. Secara frontal, mereka bahkan memajang foto Presiden Jokowi dengan tangan berdarah-darah sebagai sampul sebuah majalah.
Media dan forum-forum internet Indonesia mulai membahas kelakuan “buruk” para warga Australia, pada khususnya dan turis-turis asing pada umumnya. Mereka seolah ingin membalas media-media asing yang tidak henti-hentinya memberitakan hal-hal buruk tentang Indonesia. Berikut ini beberapa kelakuan buruk para turis asing yang disoroti netizen Indonesia.
Secara jarak, Australia dan Indonesia memang relatif dekat. Oleh karena itu, banyak orang dari negeri kangguru tersebut yang memutuskan untuk berlibur ke Indonesia, terutama Bali, sebagai pilihan wisata. Orang Australia yang menggemari surfing juga kerap berburu ombak di sepanjang pantai-pantai Indonesia.
Tidak ketinggalan, para murid sekolah menengah atas di Australia juga sering mengadakan pesta perpisahan di Indonesia. Mereka menyelenggarakan Malam Prom dengan pesta minuman keras dan pawai kendaraan. Aksi mereka dinilai merugikan turis lain karena mereka sangat berisik dan berkumpul dalam gerombolan besar. Sekitar 3.000 pelajar Australia mengadakan pesta perpisahan sekolah di Bali setiap tahunnya.
Selanjutnya: 2. Menghajar Warga Lokal Karena Ditegur Kencingi Pura
Pura adalah tempat suci bagi sebagian besar penduduk Bali. Di kompleks area Pura, pengunjung diharapkan untuk bersikap dan berpakaian sopan, karena tempat ini juga merupakan tempat beribadah. Namun, turis asal Australia, Timothy O’Hehir (26) tampaknya tidak mengindahkan hal tersebut. Dia justru buang air kecil dengan sembarang di Pura.
Pelaku melakukan aksi memalukan tersebut dalam keadaan mabuk. Ketika ditegur oleh seorang warga bernama I Wayan Mudipa, Timothy justru kalap dan menghajar warga pemilik toko tersebut. I Wayan mengalami luka-luka lebam di sekujur tubuhnya dan melaporkan kejadian ini ke polisi. Pelaku kemudian diamankan oleh petugas setempat.
Selanjutnya :3. Membuka Usaha Jual Minuman Keras
Seorang turis, secara legal, tidak diperkenankan untuk menjual barang ataupun melakukan kegiatan bisnis di negara asing. Jika memang datang ke sebuah negara untuk urusan bisnis, maka visa yang digunakan bukanlah visa turis. Peraturan sederhana ini tampaknya tidak dipahami oleh Cynthia Leuisa Pisera, seorang warga Australia yang berusia 43 tahun.
Dia tinggal selama lebih dari 3 tahun di Bali, bukan untuk menikmati keindahan alam, namun untuk menjual minuman keras. Usaha yang dilakoni Chyntia ternyata sudah cukup besar. Dia bahkan telah memperkerjakan 10 pegawai yang berasal dari lingkungan di sekitar tokonya. Kini wanita itu tengah dalam penanganan petugas dan ditahan paspornya.
Selanjutnya: 4. Suka Mabuk-Mabukan
Sudah menjadi rahasia umum di Bali bahwa turis Australia adalah turis yang suka mabuk-mabukan. Beda dengan turis Eropa yang memang datang untuk refreshing, olahraga atau justru memperdalam sebuah kebudayaan, turis Australia dikenal gemar berhura-hura dan berpesta. Jika ada ingar-bingar pesta orang bule di Bali, hampir bisa dipastikan penyelenggaranya adalah bule asal Australia.
Jika sudah mabuk, mereka bisanya berulah dan berteriak-teriak di tengah jalan. Hal ini tidak pantas dilakukan seorang turis, karena bagaimanapun tujuan berwisata adalah mendapatkan pengalaman baru, bukan mabuk-mabukan. Jika memang hanya mabuk-mabukan, kenapa tidak mabuk di negaranya saja?
Selanjutnya: 5. Tidak Menghormati Tempat Suci
Hal ini tidak hanya dilakukan bule Australia namun juga banyak bule-bule lainnya. Di Bali, terdapat banyak sekali tempat bersejarah yang sakral dan suci. Tidak hanya harus menjaga sikap, bahkan soal perkataan dan pakaianpun diatur dengan sangat ketat di tempat-tempat tersebut.
Para bule tampak cuek saja dengan peraturan lokal itu. Mereka mengenakan pakaian pendek dan kurang sopan di area Pura. Mereka juga sering sekali mengambil foto dengan terlalu dekat, padahal ada ritual suci yang sedang dilaksanakan. Bukankah mengesalkan jika ada yang mengganggu kita jika kita sedang khusyuk beribadah?
Itu tadi beberapa perilaku para turis asing yang disoroti oleh netizen Indonesia. Masih banyak lagi keluhan-keluhan dari warga Indonesia yang rata-rata menyayangkan tindakan para bule yang kurang hormat pada adat istiadat setempat. Memang agak lucu jika ada negara yang berteriak soal HAM dan moral, namun tidak bisa menghormati etika negara lain.
Namun, terlepas dari siapa yang salah dan benar, harus kita akui Indonesia dan Australia saling membutuhkan. Australia butuh Indonesia sebagai tempat berlibur, dan warga kita mendapat penghasilan mereka dari kegiatan wisata tersebut. Semoga untuk ke depannya kita punya solusi dan menjadikan hubungan kedua negara ini harmonis kembali. (HLH)
Kasus baru, masalah lama. Begitulah kira-kira jargon yang cocok disematkan kepada Menteri Peranan Pemuda dan…
Selain susu dari sapi atau kambing, kamu mungkin sudah pernah mendengar susu dari almon atau…
Kamu pasti sudah nggak asing lagi dengan nama Labubu, atau Boneka Labubu. Jelas saja, karena…
Di dalam hutan lebat Papua, terdapat salah satu burung terbesar dan paling menakjubkan di dunia,…
Siapa yang tidak kenal Hikigaya Hachiman? Tokoh utama dari *OreGairu* ini dikenal dengan pandangan hidupnya…
Belakangan ramai perbincangan mengenai dugaan eksploitasi yang dialami mantan karyawan sebuah perusahaan animasi yang berbasis…