Kerusuhan yang sempat terjadi di Manokwari, Papua beberapa waktu lalu ternyata menimbulkan berbagai peristiwa penting. Salah satunya adalah pembatasan akses internet yang digunakan masyarakat setempat. Dilansir dari cnnindonesia.com, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) melakukan pemblokiran data internet di Papua dan Papua Barat.
Bukan tanpa sebab, hal tersebut dilakukan demi meredam persebaran konten-konten yang dinilai bisa memicu konflik baru. Tak hanya itu, kerusuhan juga berdampak secara psikologis pada masyarakat yang tidak terlibat, seperti para pendatang non-Papua yang ketakutan saat aksi massa terjadi. Meski telah berangsur-angsur membaik, seperti apa kejadian penting yang ada di sana?
Kerusuhan yang terjadi beberapa waktu lalu di Manokwari, menimbulkan ketakutan pada masyarakat. Salah satunya adalah para pendatang yang notabene non-Papua. seperti yang dilaporkan wartawan harian Cahaya Papua di Manokwari, Safwan Ashari, untuk BBC News Indonesia menuliskan, pemilik kios fotokopi bernama Parnadi asal Jawa Timur, harus menanggung kerugian sekitar Rp200 juta lebih akibat mesin-mesin fotokopi dirusak. “Punya mesin hancur semua, (kerugiannya) sekitar Rp200 juta lebih,” ungkapnya yang dikutip dari bbc.com.
Sebagai dampak dari kerusuhan yang terjadi, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) melakukan pemblokiran data internet di Papua dan Papua Barat secara bertahap. Sebelumnya, pihak Kominfo juga sempat melambatkan akses internet di beberapa wilayah Papua. Bukan apa-apa, kebijakan tersebut ditempuh untuk mencegah penyebaran hoaks yang dikhawatirkan bisa memicu provokasi dan masalah baru. Meski demikian, hal tersebut sempat dikritik oleh outh East Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet) karena dianggap melanggar pasal 19 ICCPR (Kovenan Internasional tentang Hak-hak Sipil dan Politik), khususnya terkait hak akses digital masyarakat.
Kebijkan pelambatan akses internet (throttling) yang dilakukan oleh Kominfo ternyata membuahkan hasil. Dilansir dari cnnindonesia.com, pihaknya berhasil mengidentifikasi dua hoaks yang bakal diedarkan secara massal. Pertama, hoaks foto warga Papua tewas dipukul aparat di Surabaya. Kedua, hoaks yang menyebutkan bahwa Polres Surabaya menculik 2 orang pengantar makanan untuk mahasiswa Papua.
Meski telah berangsur-angsur normal, para pejabat tinggi di Jakarta bakal mengunjungi Papua untuk memastikan hal tersebut. Mulai dari Menko Polhukam Wiranto, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian bertolak ke Papua dan Papua Barat. “Kita ke Sorong dulu untuk meninjau lokasi di Sorong. Di sana kemudian ke Merauke. Intinya kunjungan Menko Polhukam, Panglima TNI dan bapak Kapolri memastikan bahwa situasi di Sorong kemudian di Manokwari sudah kondusif,” ujar Karo Penmas Divhumas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo yang dikutip dari news.detik.com
BACA JUGA: Disebut Kota Injil, Begini Fakta Manokwari yang Memanas Karena Kerusuhan Akibat Provokasi
Dengan semakin redanya situasi yang ada di Papua dan Papua Barat saat ini, diharapkan bisa pulih secara cepat dan warga kembali beraktifitas seperti biasa. Menghindari provokasi dan penyebaran konten-konten hoaks, bisa menjadi langkah awal agar situasi di sana bisa semakin kondusif. Doakan cepat pulih ya Sahabat Boombastis.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…