Holocaust dianggap sebagai salah satu peristiwa kemanusiaan paling keji yang pernah terjadi di dunia ini. Seperti yang kamu tahu, sekitar 6 juta yahudi mati dengan cara-cara sangat biadab. Awalnya mereka diburu seperti binatang, kemudian dimasukkan ke dalam kamp-kamp konsentrasi. Di dalam sana, mereka disuruh memakai pakaian dengan emblem bintang david di dada, dan mulailah penyiksaan-penyiksaan tak berperikemanusiaan dilakukan.
Sudah beberapa dekade sejak kejadian itu, makin banyak orang yang penasaran. Mereka mempertanyakan apakah kejadian ini memang pernah terjadi, ataukah hanya propaganda untuk menumbangkan Nazi yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu. Makin lama, makin banyak bukti terkumpul dan yang mengejutkan ternyata semua bukti seolah memperjelas jika Holocaust hanyalah kebohongan.
Jadi, apakah peristiwa berdarah dan tragis ini hanyalah kedok untuk mendapatkan keuntungan belaka? Bukti-bukti ini akan menjelaskannya untukmu.
Holocaust selalu digaungkan sebagai kejadian kemanusiaan terburuk dalam sejarah. Namun, anehnya, ternyata tidak benar-benar ada dokumen yang menyebutkan tentang itu. Bahkan di Jerman tidak pernah ditemukan rencana Nazi untuk menumpas jutaaan Yahudi. Padahal, pimpinan sekaliber Hitler pastilah akan selalu memiliki catatan penting untuk strategi-stateginya.
Hal ini juga didukung oleh catatan orang-orang penting kala itu. Misalnya 6 jilid buku Winston Churcill berjudul The Second World War yang tidak pernah sekalipun menyinggung adanya rencana Nazi soal Holocaust. Sangat susah kalau harus mempercayai terjadinya peristiwa besar hanya dari cerita-cerita, karena sangat rawan untuk diplintir. Harus ada dokumen resminya, dan rencana Holocaust sama sekali tak ditemukan dalam dokumen apa pun.
Diceritakan dalam buku-buku sejarah, salah satu metode pembantaian yang dialami oleh para Yahudi di zaman Nazi adalah dengan dimasukkan ke dalam kamar-kamar gas. Lalu ketika para Yahudi masuk, kemudian gas-gas mematikan, salah satunya bernama Zyklon-B, dihembuskan dan membuat orang-orang di dalamnya mati. Teori kamar gas ini terlihat sangat meyakinkan, walaupun nyatanya tidaklah demikian.
Seorang penulis kawakan bernama Arthur Butz menulis sebuah buku berjudul Hoax of the 20th Century. Dalam salah satu poinnya dikatakan jika memang benar ada kamar gas di kamp konsentrasi, namun bukan digunakan untuk membunuh, melainkan membersihkan pakaian dari kutu-kutu. Eisenhower dalam salah satu memoarnya, Crusade in Europe, juga tidak menyebut tentang kamar gas. Tentang kamar gas juga pernah diteliti oleh seorang ahli konstruksi asal Amerika, Fred Leuchter. Dia mengatakan jika kamar gas tersebut tidak mungkin digunakan untuk membunuh.
Ketika banyak orang yang berkoar-koar soal Holocaust, ada seseorang yang justru menentang hal tersebut. Pria ini bernama Paul Rassinier. Perlu diketahui, Paul adalah salah salah satu korban holocaust yang selamat. Lewat bukunya, Paul mengatakan bantahan tentang Holocaust yang mungkin akan menohok banyak orang.
Dikatakannya, jika dulu Nazi tidak pernah menggelontorkan kebijakan soal pemusnahan Yahudi. Ia juga menuliskan tak ada penyiksaan kamar gas, dan juga orang yang meninggal pun tidak sebanyak yang diklaim sekarang. Korban yang mati itu belakangan diketahui bukan karena dibunuh melainkan kena tipus, hal ini dikutip dalam literatur yang ditulis oleh Robert Faurisson, seorang profesor dari University of Lyons.
Matinya 6 juta orang secara keji tentu saja bukan hal yang kecil. Namun, anehnya ketika peristiwa ini terjadi dunia seolah bungkam. Negara-negara netral tidak mengecam Nazi, palang merah diam saja, bahkan gereja-gereja pun juga sama. Dari sini saja sudah kelihatan sangat janggal. Kenapa banyak yang diam ketika hal ini terjadi?
Kesimpulan paling logis ya tentu saja karena memang tak pernah ada peristiwa yang semacam itu. Jika memang ada, jangankan 6 juta, 500 ribu orang dibantai tentu sudah menimbulkan huru-hara di seluruh dunia, apalagi ini terjadi di Eropa, di mana mata dunia benar-benar menyorot mereka.
Holocaust bukan hanya tentang pembantaian dan kamar gas mematikan, tapi juga jumlah korban yang gila yakni sekitar 6 juta orang. Bagi yang menelan informasi ini mentah-mentah pasti langsung mengutuk Hitler dan anak keturunannya, tapi bagi mereka yang tidak suka menelan rumor bulat-bulat pasti melihat ada yang janggal. 6 juta orang, yang benar saja?
Faktanya di tahun 1933 jumlah Yahudi di Eropa diperkirakan hanya 494 ribu saja. Lalu bagaimana bisa di peristiwa Holocaust yang tak sampai 20 tahun terpautnya dari data terakhir jumlahnya bisa sedemikian banyak? Pastilah ada semacam kengawuran di sini. Kecuali kalau orang-orang Yahudi melakukan kawin massal dan melahirkan anak-anak dengan produktif. Jika pun demikian, setidaknya butuh bertahun-tahun untuk menjadikan angka 494 ribu menjadi 6 juta lebih.
Manusia makin cerdas maka jangan sampai menelan apa pun mentah-mentah. Termasuk tentang kebenaran sejarah yang ternyata banyak yang diplintir sedemikian rupa. Tentang Holocaust ini dikembalikan lagi kepada masing-masing. Apakah masih tetap percaya jika peristiwa ini memang ada, ataukah menganggap peristiwa ini hanya bualan belaka dengan tujuan khusus?
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…