4. Kekuasaan Penuh Teror
Setelah Gaozong meninggal dunia, putranya dengan Wu, menggantikan posisi sebagai kaisar. Tapi Wu juga menggantikan posisi anaknya ini dengan alasan anaknya punya kesulitan berbicara dan Wu “berbicara untuknya”. Namun ternyata ia malah memimpin sendiri kerajaan.
Pejabat negara yang tidak suka mendapatkan perintah dari wanita segera melakukan kudeta. Tapi Wu ternyata bisa menghentikan mereka. Sadar banyak orang yang ingin melawannya, ia membuat rencana untuk menyingkirkan setiap orang yang menentangnya.
Ia menghabisi setiap orang yang masih bisa mengklaim tahta. Mulai dari pejabat negara, hingga anak kaisar yang lainnya. Dalam satu tahun saja, ia telah menghancurkan 15 keluarga beserta seluruh garis keturunan mereka dengan cara eksekusi, tuduhan pengkhianatan, dan dipaksa bunuh diri. Cara yang terakhir disebut ini yang paling kejam, karena ia akan memanggil mereka semua ke ruangan tahta dan memaksa mereka bunuh diri di hadapannya.
5. Kejam Pada Pesaingnya, Baik Pada Rakyatnya
Meski dikenal kejam, ia ternyata disukai oleh rakyatnya. Pemerintahannya yang menghancurkan ribuan orang ternyata berhasil mengungkap korupsi yang dilakukan institusi pemerintahan. Ia kemudian juga membawa pemerintahan ke arah meritocracy, yaitu jabatan hanya bisa didapatkan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Ia membuka ujian umum untuk beragam masyarakat lainnya sehingga keragaman pemerintahan lokal dan regional juga jadi lebih banyak. Dari sudut pandang masyarakat atau warga, Wu sebenarnya adalah seorang pemimpin yang baik dan hebat.