Imperialisme, kolonialisme atau lebih sering dikenal dengan istilah penjajahan, pastinya tidak disukai banyak orang karena daerah atau negara sekaligus masyarakat di dalamnya harus tunduk terhadap penguasa baru dan tidak dapat melakukan apa yang mereka inginkan dengan leluasa.
Di zaman pra dan beberapa tahun paska kemerdekaan, tidak sedikit dari orang-orang Indonesia yang gugur ketika berjuang untuk mengusir para penjajah, mulai dari Portugis, Jepang, Inggris dan Belanda. Para pejuang menganggap bahwa para penjajah datang ke bumi Tanah Air hanya ingin mengeruk kekayaan alam yang dimiliki Indonesia saja dan membunuh secara langsung atau tidak langsung orang-orang pribumi di dalamnya.
Akan tetapi, apakah para penjajah hanya meninggalkan sisi negatif saja terhadap Indonesia? Tentu saja tidak, ada beberapa hal yang justru sampai sekarang digunakan dalam struktur masyarakat dan pemerintahan Indonesia.
Berikut ini adalah pengaruh dan peninggalan bangsa-bangsa kolonial terhadap tatanan masyarakat dan pemerintahan di Indonesia.
1. Perekonomian
Sebelum masuknya Belanda ke Indonesia, masyarakat di Tanah Air hanya menggunakan cara barter untuk urusan jual-beli sesuatu. Dikarenakan ada beberapa hal yang memusingkan dari system barter ini, seperti sulitnya menemukan barang yang pas untuk ditukar sampai dengan sulit menentukan nilai dari suatu barang, maka masyarakat di Tanah Air mengadopsi penggunaan mata uang sebagai alat bantu jual-beli dan menghilangkan system barter.
Selain itu, masyarakat di Indonesia juga akhirnya mengenal system kredit dalam alur kehidupan yang dimulai pada masa penjajahan Belanda dan diteruskan ke era Jepang. Tidak hanya itu saja, hal-hal lain yang berkaitan dengan ekonomi, seperti strategi dagang, ekspor dan impor sampai dengan distribusi barang dari satu daerah ke daerah lain juga digunakan oleh masyarakat Indonesia sampai sekarang ini. Bahkan koperasi juga merupakan adopsi dari kultur barat.
2. Kependudukan
Sebelum para bangsa penjajah masuk ke Indonesia, masyarakat hanya akan terpusat dan berada di wilayah di mana dia mengikuti kerajaan yang dijunjung. Ketika sudah masuknya para bangsa kolonial, pengenalan akan urbanisasi dan pesebaran penduduk mulai digalakkan dan digunakan sampai sekarang ini. Dikarenakan hal ini, seiring dengan semakin hilangnya banyak peran dari kerajaan, banyak orang Indonesia yang mulai pindah dari suatu tempat ke tempat lain untuk dijadikan tempat tinggal dan tidak lagi menganut sistem terpusat dan kepatuhan terhadap kerajaan yang dijunjung.
Pada masa penjajahan Jepang, masyarakat Indonesia juga mengenal pembentukan sistem strata yang akhirnya diadopsi dan dikembangkan menjadi RT, RW sampai kelurahan seperti sekarang ini. Walaupun pada masa kerajaan sudah ada, akan tetapi sistem yang diadopsi sudah lebih berkembang dan terstruktur.
3. Pengelolaan SDA
Sepeti halnya poin 2 di atas, maka semua hasil bumi dan sumber daya alam di suatu daerah adalah mutlak menjadi milik penguasa atau kerajaan yang berdiri di wilayah tersebut, walaupun tanahnya merupakan milik pribadi. Hal ini dikarenakan adanya sistem upeti yang dilakukan oleh kerajaan.
Ketika para penjajah mulai masuk ke Indonesia, sistem upeti memang masih digunakan, namun lebih dikembangkan lagi menjadi pengelolaan secara individu. Banyak orang yang mengelola tanah dan segala hal yang ada di atasnya, termasuk juga yang ada di lautan untuk dimaksimalkan agar dapat menjadi sumber keuntungan atau penghasilan pribadi. Hal inilah yang mendorong munculnya ekspor dan impor, serta sistem jual-beli modern.
4. Tata kota , arsitektur dan transportasi
Ketika bangsa-bangsa kolonial masuk ke Tanah Air, banyak tatanan dan struktur pemerintahan kerajaan yang berubah. Hal ini dapat dilihat dari berubahnya sistem tata kota dari yang kuno menjadi lebih modern dan bergaya kebaratan, contohnya saja perluasan irigasi untuk kota, penggunaan bendungan sampai dengan pendirian gedung-gedung bercorak arsitektur barat.
Selain itu, sistem transportasi yang dulunya hanya menggunakan kuda atau hewan lain sebagai sarananya, juga mulai berganti dengan masuknya kendaraan bermesin, serta diciptakannya jalan-jalan untuk kendaraan darat sampai dengan rel kereta api.
5. Pendidikan
Pada masa penjajahan Belanda, sistem pendidikan memang hanya dapat dienyam oleh orang-orang khusus, seperti kaum priyayi, bangsawan atau orang-orang Belanda saja, namun pada akhirnya dikembangkanlah sistem pendidikan yang membagi tingkatan berdasarkan umur dan keahlian, seperti munculnya sekolah menengah, sekolah kejuruan, sekolah khusus dan lain sebagainya.
Sistem pembelajarannya pun juga bersifat skolastik Eropa yang menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber ilmu dalam kelas dan didukung oleh buku-buku pelajaran. Tidak hanya itu saja, pembagian jenjang pendidikan juga dikenal dan dikembangkan, yaitu sekolah dasar memiliki rentang sampai 5-6 tahun, sekolah menengah hanya ditempuh 3 tahun dan selanjutnya.
6. Militer
Secara langsung atau tidak, para penjajah yang datang ke Indonesia juga menularkan ilmu militer dan dianut, diadopsi dan digunakan oleh masyarakat pribumi. Mulai dari cara penggunaan senjata, strategi perang sampai dengan pembentukan organisasi militer.
Bahkan saat Jepang masuk ke Indonesia, banyak hal yang diadopsi dan digunakan sampai sekarang ini, seperti penekanan kesetiaan dan bakti terhadap korps, semangat berjuang, kedisiplinan sampai dengan pelatihan beladiri dan sisi survival ketika harus berjuang seorang diri di medan laga.
7. Politik
Jika di masa kerajaan hanya mengenal sistem pemerintahan yang dipusatkan pada titah para raja dan bupati, ketika bangsa penjajah mulai masuk, maka ada pengenalan sistem pemerintahan dan politik yang baru, yaitu dengan munculnya pembagian kekuasaan dan pemerintahan, seperti gubernur, bupati, walikota sampai dengan pemerintah daerah.
Bahkan secara langsung atau tidak langsung, dengan masuknya bangsa kolonial ini, membuat pengkotakan politik dan pemerintahan yang sebelumnya dianut masyarakat Indonesia pada masa kerajaan, sedikit demi sedikit terhapus dan tergantikan dengan sistem yang baru dan lebih terstruktur.
Nah, selain poin-poin di atas, kira-kira apa lagi ya pengaruh dan peninggalan positif yang dibawa oleh para penjajah untuk masyarakat Indonesia?