Masyarakat Indonesia mana sih yang saat ini tidak tertarik dengan jalannya Pilkada di Ibu Kota? Meskipun notabenenya tinggal di daerah lain, tapi gaung pilkada yang selama ini digembar-gemborkan sudah berhasil merebut perhatian semua warga Indonesia. Dari penjaga warteg sampai artis ibu kota pun seakan tak pernah berhenti berkoar tentang calon pemimpin baru Jakarta. Namun euforia pilkada DKI tak lama lagi akan berakhir seiring dengan menjelang ketok palu yang akan dilakukan KPU di akhir hari nanti.
Jika melihat gelaran pilkada putaran kedua ini nampaknya kita sangat berbahagia karena di satu sisi penyelenggaraan kali ini jauh lebih tenang dibanding sebelumnya. Dan setelah semua warga selesai mencoblos dapat kita lihat bahwa proses penghitungan cepat juga kembali merebut perhatian banyak orang. Terutama mengenai jumlah suara yang diperoleh masing-masing paslon. Kalau dilihat sekilas dari beberapa lembaga survey memang nama Anis-Sandy memimpin telak. Dan jika hal ini terus berlangsung lalu apakah yang akan terjadi pada Jakarta bila nantinya ditinggalkan oleh gubernur Basuki Tjahja Purnama?
Salah satu program Ahok yang paling banyak mendapat tanggapan dari masyarakat luas adalah tentang proyek reklamasi teluk Jakarta. Banyak yang menyayangkan keputusan ini karena menurut mereka reklamasi semacam ini hanya akan menguntungkan kaum elit dan merugikan masyarakat kecil. Maka dari itu ketika berbicara tentang gubernur baru Jakarta, salah satu poin yang diharapkan masyarakat adalah pembatalan proyek tersebut. Siapapun gubernur barunya nanti, banyak yang menunggu keputusan penghentian rencana reklamasi. Jadi sangat mungkin bila kursi kepemimpinan Jakarta ditinggalkan oleh Ahok, maka proyek reklamasi ini akan urung dikerjakan.
Bukan rahasia lagi bahwa salah satu aspek yang membuat pilkada DKI 2017 ini ramai adalah karena latar belakang agama dan etnis Ahok. Sebelum ini sang gubernur juga sempat tersandung kasus penistaan agama yang kemudian merembet pada aksi damai oleh umat islam di Indonesia. Sampai detik terakhir pilkada putaran kedua akan dilaksanakan pun masyarakat nampaknya belum tenang dengan masalah latar belakang Ahok tersebut. Maka dari itu jika dia gagal saat ini maka ada kemungkinan isu SARA seperti demikian tak lagi menjadi perdebatan.
Banyak orang yang sebelumnya menganggap Jakarta adalah harapan. Tempat di mana semua masyarakat bisa mencari penghidupan. Namun faktanya banyak orang yan harus gigit jari sesampainya di ibu kota karena tidak berhasil mendapat lapangan pekerjaan. Menurut data pada akhir tahun 2016, tingkat pengangguran terbuka di sana ternyata naik sampai 6,12%. Dan jika hal ini dihubungkan dengan program kerja calon gubernur Anies, sepertinya lapangan pekerjaan bisa ditambahkan di periode kerjanya nanti. Apalagi dengan program Oke Oce yang diusung, bisa saja Jakarta memiliki semakin banyak pengusaha, bukan lagi pengangguran.
Setiap orang pastilah memiliki cara yang berbeda dalam saat menjadi pemimpin. Ada pemimpin yang otoriter, pemimpin yang tegas, dan ada pula mereka yang humanis. Melihat sosok dua calon gubernur tentunya mereka juga memiliki gaya yang berbeda. Jika selama beberapa tahun ke belakang masyarakat sudah dibuat kagum dengan ketegasan seorang Ahok, maka selanjutnya mereka bisa beradaptasi dengan gaya kepemimpinan berbeda yang ditawarkan Anies. Sama halnya ketika Indonesia beralih dari SBY menuju Jokowi, tentunya banyak penyesuaian yang kita lakukan bukan? Dengan begini kan kita bisa semakin belajar tentang sifat-sifat pemimpin yang kira-kira cocok untuk Jakarta itu seperti apa.
Hal ini sepertinya sudah banyak diketahui oleh masyarakat yang dengan antengnya mengikuti proses menuju pilkada kemarin. Pada masa kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama disebut-sebut pembagian (KJP) kurang bisa menyeluruh, dalam artian target penerima lingkupnya masih terlalu sempit. Nah banyak masyarakat yang berharap bila mereka memiliki gubernur baru maka KJP akan lebih menyeluruh pembagiannya. Kalau biasanya hanya diberikan pada anak yang bersekolah, KJP baru kabarnya juga akan menyentuh anak usia sekolah meskipun statusnya bukan sebagai murid. Hal ini bertujuan untuk memotivasi mereka untuk kemudian mau untuk kembali ke bangku sekolah. Jadi jumlah anak putus sekolah akan menurun dengan adanya KJP khusus untuk mereka.
Kalau pada zaman Basuki-Djarot, berita soal politik paling sering mencuat ke media masa. Entah tentang korupsi, kinerja aparat pemerintahan, dan lainnya. Bila gubernur baru yang akan datang ke Jakarta, sepertinya berita politik akan lebih jarang terdengar gaungnya. Satu hal yang bisa kita tunggu adalah saat budaya Jakarta ditonjolkan. Paslon lain pada pilkada kali ini sempat menjanjikan bahwa akan ada revitalisasi pusat pengembangan kebudayaan di Jakarta. Hal tersebut tentu saja bisa menjadi nafas segar, dari yang biasanya Jakarta terkesan selalu diliputi permasalahan politik, akan berubah wajah menjadi kota yang lebih berbudaya.
Sementara bagaimana dengan kasus banjir dan normalisasi sungai yang selama ini jadi unggulan Ahok? Tentu saja semua pasti berharap program itu bisa dilanjutkan dengan baik siapapun gubernurnya. Karena meskipun dipimpin oleh orang yang berbeda, tentu saja masyarakat Jakarta ingin hasil terbaik untuk kotanya. Baik Ahok yang akan lanjut maupun Anies dengan gayanya yang berbeda tentunya harapan besar warga Jakarta harus mereka kelola dengan sebaik-baiknya. Kita tunggu saja apakah benar enam hal itu akan dialami oleh Jakarta bila memiliki pemimpin baru nanti?
Anak bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, tengah berbahagia setelah istrinya, Erina Gudono, melahirkan anak…
Musik dan tren sosial terus berkembang di Indonesia, salah satunya adalah fenomena "Sound Horeg" yang…
Kehilangan orang yang kita sayangi itu berat, apalagi kalau kepergiannya tiba-tiba. Seperti yang dialami oleh…
Cinta sejati yang terjalin antara Ikang Fawzi dan Marissa Haque telah melewati waktu yang panjang…
Kabar gembira datang dari presenter aktor kondang dan pengusaha top, Raffi Ahmad. Suami dari Nagita…
Nama Elaine Low beberapa waktu belakangan mencuat terutama di dunia bisnis dan investasi setelah menerima…