DCIM100MEDIA
Selama ini mungkin kita menganggap kalau hanya umat Islam saja yang memiliki ibadah berbentuk puasa. Padahal, hampir semua agama ada ritual semacam ini. Kristen, Hindu dan Buddha pun punya ritual puasa mereka sendiri, tapi tentu saja dengan aturan masing-masing. Nah, tak hanya itu, ada juga bentuk-bentuk puasa lainnya di luar konteks ibadah keagamaan. Salah satunya adalah puasa kejawen.
Ya, seperti yang kamu tahu kalau di Indonesia, Jawa khususnya, puasa semacam ini kadang kerap dilakukan masyarakat. Uniknya, puasa kejawen ini banyak jenisnya. Tak hanya jenis, puasa-puasa kejawen memiliki syarat yang berbeda-beda, di samping juga memberikan manfaat yang tak sama pula.
Lebih jauh tentang puasa kejawen, berikut adalah jenis-jenis puasa ala orang Jawa yang mungkin belum kamu ketahui.
Salah satu puasa kejawen yang paling dikenal adalah Puasa Mutih. Seperti namanya, dalam ritual ini seseorang yang menjalaninya dilarang untuk mengonsumsi apa pun selain yang berwarna putih. Biasanya, para pelakunya hanya akan makan nasi dan air putih saja.
Jika umumnya durasi puasa itu hanya dari subuh sampai magrib, tidak demikian dengan ritual puasa yang bernama Ngableng ini. Durasi Ngableng adalah sehari penuh alias 24 jam. Jadi, jika ada seseorang yang menjalani puasa Ngableng 3 hari, itu artinya ia tidak makan minum selama 3 hari penuh.
Tak hanya Mutih dan Ngableng, puasa yang dipercaya bisa mengabulkan hajat adalah Pati Geni. Bahkan dikatakan pula jika Pati Geni ini ampuh untuk kabulnya hajat-hajat yang luar biasa besar. Secara teknis, Puasa Pati Geni dan Ngableng ini hampir sama. Tapi, ada beberapa perbedaan yang cukup ekstrem.
Puasa satu ini bisa dibilang cukup unik. Tidak hanya melakoni puasa seperti biasa, dalam salah satu rentetan ritualnya si pelaku harus dikubur. Teknik menguburnya bukan seperti mayit yang dikubur, tapi lebih tepatnya dipendam sampai ke bagian tubuh tertentu.
Dari sekian banyak puasa kejawen yang ada, Weton adalah salah satu yang paling populer dilakukan. Puasa ini sendiri tidak dilakukan sering-sering karena hanya perlu dilakoni saat tiba hari ulang tahun saja, makanya kemudian dinamakan Weton.
Inilah puasa-puasa kejawen yang konon masih banyak dipraktikkan hingga hari ini. Puasa-puasa ini sendiri katanya tidak boleh dilakukan sembarangan. Harus ada tuntunan dan tujuannya. Melakukannya secara sembarangan akan membawa dampak buruk bagi pelakunya.
Di tengah keputusasaan untuk menjaga kelestarian alam, Indonesia membutuhkan sosok yang berani melindungi sumber daya…
Media sosial akhir-akhir ini sedang dihangatkan dengan topik seputar perusakan alam, di mana salah satunya…
Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan…
Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya…
Duka terus menghampiri bangsa Indonesia di penghujung tahun 2025 ini. Belum kelar bencana banjir hebat…
Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…