Selama ini status “janda” selalu diasosiasikan dengan hal-hal negatif. Mulai dari perempuan genit yang menggoda para pria hingga sosok lemah yang selalu bergantung pada orang lain. Nyatanya, tidak semua janda di Indonesia memiliki perangai seperti hal yang disebutkan tadi.
6 sosok ini buktinya, mereka rela berprofesi sebagai pekerja kasar—alias melakukan pekerjaan yang biasanya jadi spesialisasi laki-laki, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Alhasil, mereka enggak bergantung pada orang lain dan bisa mengantarkan anak-anaknya menuju pintu keberhasilan. Simak kisah lengkap mereka dalam ulasan berikut.
Ketika membaca sekilas nama di atas, mungkin sebagian dari Sahabat Boombastis (Saboom) berpikir bahwa dirinya adalah orang Jepang. Dugaan kalian salah besar, Rukha yang merupakan kependekan dari Rukhayati adalah warga tanah air yang berdomisili di Sumatera Selatan. Tahun ini, ia baru akan menginjak usianya yang ke-21 tahun.
Meskipun begitu, dirinya telah melalui masa-masa sulit selama tiga tahun terakhir. Pernikahannya gagal akibat KDRT dan ia masih belum memiliki rencana untuk menikah lagi karena trauma. Kini, ia bekerja menjadi sopir truk sembako sembari membantu ibunya berjualan dari jam dua siang hingga sore. Ia pun tak pernah malu dengan profesi serta statusnya. Salut!
“Saya hanya buruh, meladeni kebutuhan tukang,” ungkap perempuan 33 tahun asal Wonogiri, Jawa Tengah, seperti yang diwartakan oleh Jawapos.com. Rupanya, Jarmini rela untuk menjadi kuli bangunan demi kedua anaknya. Ia tak ingin pendidikan mereka berhenti di tengah jalan. Setelah berpisah dengan sang suami empat tahun lalu, Jarmini tak tinggal diam.
Ia memiliki prinsip harus bekerja selama badan masih sehat. Alhasil, di tempat kerjanya sekarang, ia sudah pandai mengaduk semen serta mengangkat batu bata yang biasanya dikerjakan oleh para pria. Ia pun tak jarang digoda oleh rekan kerjanya yang notabene adalah laki-laki, namun ia tak memasukkan ke dalam hati dan fokus untuk masa depan kedua anaknya.
Bukan sebuah hal baru jika banyak wanita yang menekuni profesi driver ojek maupun taksi online. Meskipun harus berpanas-panasan narik siang-malam, upah yang menjanjikan membuat mereka bertahan pada pekerjaan tersebut. Namun, ketidakadilan tiba-tiba dialami oleh janda 3 anak ini.
Sudah dikhianati suami sendiri, ia juga masih dapat pengkhianatan dari perusahaan tempatnya bekerja. Dilansir dari wartakota.tribunnews.com, wanita 48 tahun ini rela bekerja tanpa henti dan jarang pulang ke rumah untuk mengejar promo demi bisa membahagiakan anak-anaknya saat lebaran datang. Namun, yang ia terima malah sebaliknya, akunnya dibekukan oleh pihak perusahaan sehingga ia tak bisa bekerja lagi.
Meski sama-sama berprofesi menjadi sopir, tingkat kesulitan yang dialami oleh Nur Fatmawati dan Rukha jelas berbeda. Muatan serta wilayah jalan yang ditempuh oleh keduanya pun berbeda, sehingga medan pun tak bisa diperkirakan. Meskipun begitu, keduanya terlihat sangat bangga dengan profesi yang dijalaninya, khususnya Nur Fatmawati.
Janda 33 tahun ini pernah membawa truknya melintasi jalanan menuju Banyuwangi-Situbondo, dan bahkan Mataram serta Palembang. Ia pun mengungkapkan bahwa sopir-sopir truk saling membantu di jalanan, makan saja biasanya bersama-sama karena harus menghemat solar, takut habis di tengah jalan. Ia melakukan pekerjaan tersebut demi anak-anaknya yang masih kecil.
Jika Rukha dan Nur Fatmawati hanya mengangkut sembako, wanita asal Jember, Jawa Timur, ini tak segan-segan untuk mengangkut tanah dalam truknya. Ia biasanya menempuh perjalanan dari Jember menuju ke barat. Ketika ditanya, apakah malu memiliki pekerjaan yang biasanya diampu oleh seorang pria?
Syarifah Firdaus menjawab dengan tegas, “tidak.” Bahkan anak-anaknya pun mengizinkan serta bangga dengan pekerjaannya. Ia kerap bercerita bagaimana teman-teman delapan buah hatinya memuji dirinya yang kuat. “The power of emak-emak,” ucapnya bangga.
Pada tahun 2015 silam, kisah seorang Janda bernama Riatun yang berdomisili di Pati, Jawa Tengah, mendadak viral. Hal tersebut dikarenakan kondisi ekonominya yang tak mumpuni, tapi ia benar-benar bekerja keras untuk menghidupi tiga anaknya yang lumpuh. Berita ini pun sampai ke telinga Presiden Jokowi.
Beruntung, Riatun pun mendapat bantuan dari Pemerintah sebesar Rp20 juta atas kesabarannya dan sikap tidak menyerahnya yang tak pernah luntur selama ini. Dilansir dari detik.com, Riatun bekerja sebagai buruh tani dan tak pernah membawa tiga anaknya ke rumah sakit. Ia menyatakan bahwa keterbatasan biaya yang membuatnya merawat tiga anaknya dengan upayanya sendiri.
Setelah melihat kisah enam janda di atas, sudah tak sepantasnya kita menganggap remeh semua single mother di dunia ini. Meski sudah berpisah dari suami, mereka pun tak menggantungkan hidup para orang lain dan terus berusaha untuk menghidupi diri sendiri serta para buah hatinya.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…