Masing-masing operator telekomunikasi di Indonesia menawarkan tarif dan layanan yang berbeda-beda terhadap pelanggannya. Ada yang menawarkan harga mahal, namun dengan kualitas yang sepadan, ada pula yang menawarkan harga murah dengan jangkauan jaringan yang mencla-mencle di wilayah tertentu. Para operator sepertinya sudah cukup berbaik hati dalam menawarkan layanannya. Tinggal kitanya saja sebagai pelanggan yang wajib bijak dalam memilihnya.
Setelah beberapa waktu lalu kita berandai-andai, “bagaimana seandainya jika tarif internet di Indonesia jadi murah banget, sampe hanya seharga seribu rupiah,” Kali ini kita akan membahas pengandaian sebaliknya. “Apa yang akan terjadi seandainya harga internet jadi sangat mahal? Misalkan, satu juta per satu giga bita.” Jika demikian adanya, kira-kira inilah yang bakal terjadi.
Buat kamu yang suka nguntit gebetan (atau.. ehem, mantan), sepertinya kamu harus meninggalkan hobi kamu yang satu ini. Pasalnya, kepoin aktivitas mereka atau ngunduh foto-foto terbaru yang mereka unggah kini tak lagi murah. Kamu harus cari cara lain untuk tetap terhubung dengannya, tanpa ketahuan. Ya, misalkan, beli teropong atau pasang kamera tersembunyi di kamar rumahnya, kek.
Belanja online udah jadi bagian hidup kaum milenial. Premisnya sederhana saja, buat apa harus repot-repot cape dan kepanasan belanja ke mol atau toko lainnya kalo kita bisa diem di rumah dan beli barang yang kita mau cukup dengan beberapa ketukan dan sapuan jari saja? Nah, jika internet di Indonesia jadi mahal, kebiasaan lama kita, terutama wanita, yang sering keliling mol atau tempat belanja akan kembali jadi diminati.
Yakin deh, banyak di antara kamu yang udah jarang mantengin TV. Apalagi kalau sekadar mencari tahu informasi terkini, kamu lebih sudi ngakses portal berita yang tampil di layar smartphone kamu. Seandainya harga internet jadi mahal, jangankan update berita, update status aja kamu pasti jadi jarang. Mungkin hanya mereka yang punya koran yang masih update mengenai informasi terkini. Jadi, jangan heran kalau banyak bermunculan penyakit kudet setelah harga internet jadi mahal.
Jauh sebelum aplikasi pesan instan menyerang, hiduplah sebuah layanan komunikasi yang begitu digandrungi oleh berbagai kalangan, SMS. Tapi sayang, keberadaannya kian terusik lantaran aplikasi pesan instan tersebut didukung oleh paket internet murah. Nah, kalau paket internet jadi sangat mahal, niscaya kita semua akan kembali mesra dengan layanan yang satu ini.
Berita hoaks emang gak ada matinya. Ada saja orang tak bertanggung jawab yang menyebarkan berita-berita bohong yang berpotensi memantik pro-kontra atau kebencian di tengah masyarakat. Media sosial dan aplikasi pesan instan jadi senjata utama mereka menyebar kebohongan. Kalau paket internet jadi mahal, boro-boro repot nyebarin hoaks, uang mereka mungkin udah abis dipake bayar cicilan rumah.
Jika internet jadi mahal, gak akan ada yang namanya warnet game online. Kalaupun emang ada, gamer juga mikir dua kali buat maen di sana, karena harganya yang dijamin bakal super mahal. Lalu, ke mana dong mereka menyalurkan hasrat bermain game? Ya, ke mana lagi kalau bukan ke rental PS? Selama main offline alias tidak menggunakan sambungan internet, rental PS pasti tetap membebankan tarif yang murah.
Buat kamu yang kelewat kere ampe-ampe gak punya duit buat nonton film favorit ke bioskop, pasti biasanya ngandelin streamingan gratis atau unduh ilegal yang cuma ngabisin kuota. Lah, kalo internet jadi mahal? Mungkin kamu bakal keliling kota buat nyari tempat rental DVD yang buka. Ya, itupun mungkin kamu harus nunggu berminggu-minggu atau hitungan bulan sampe film yang kamu suka dirilis media fisiknya.
Wikipedia dan Google adalah kombinasi mematikan bagi para mahasiswa tingkat akhir yang bergelut dengan skripsi. Jika petaka berjudul “internet mahal” melanda Indonesia, maka nyaris mustahil bagi mereka mengakses internet mengingat uang buat makan atau bayar kosan aja susah. Maka, jadilah perpustakaan sebagai tempat pelarian mereka untuk mencari sumber materi skripsi. Jadi jangan kaget kalo musim skripsi tiba, perpustakaan gak ubahnya tanah abang yang ramai rempong.
Zaman sekarang tuh café belum bisa disebut café kalau gak ada wi-fi di dalemnya. Kadang ada café yang kopinya standar abis, tapi wi-finya kenceng gila dan itu yang bikin orang tetep dateng ke tempat mereka. Nah, kalau internet di Indonesia jadi mahal, para pemilik café juga mungkin udah gak sudi nyediain wi-fi gratis buat pelanggannya. Maka, café akan kembali ke hakikatnya sebagai tempat yang mengandalkan seduhan kopi nikmat, bukan internet cepat.
Dengan harga internet yang ditawarkan oleh Telkomsel, sebagai operator seluler yang paling banyak digunakan, saat ini saja udah ada serangan peretas yang mengeluhkan mahalnya tarif layanan mereka. Terus, apa jadinya kalau harga internet mencapai satu juta rupiah per satu Giga? Bisa-bisa semua operator seluler gulung tikar lantaran tumbang diserang oleh banyak peretas dari semua wilayah yang ada di Indonesia.
BACA JUGA: Menyingkap Keberadaan ‘Surga Dunia’ di Hotel Alexis Lantai Tujuh
Itulah beberapa hal yang mungkin saja bakal terjadi seumpama harga internet jadi mahal ampe sejuta segiga. Tapi, tenang saja. Hal ini mungkin gak akan pernah terjadi. Para operator seluler juga pasti bakal terus bersaing menawarkan paket internet yang semurah mungkin. Apalagi usai insiden peretasan kemarin. Mereka juga pasti bergidik ngeri takut situs perusahaannya dibobol oleh para hacker sehingga gak akan berani lagi pasang tarif internet mahal.
Nama Indra Septiawan (IS) menjadi salah satu yang bikin gemas masyarakat Indonesia di tahun 2024…
Media sosial dihebohkan dengan kunjungan streamer kondang asal Amerika Serikat, IShowSpeed. Setelah sempat kunjungi negara-negara…
Pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 mendapat banyak sorotan dari masyarakat. Dari infrastruktur tempat pertandingan…
Nama Raymond Chin pasti tidak asing di telinga bagi mereka yang sering scroll media sosial…
Sudah bukan rahasia umum lagi jika Korea Utara punya cara-cara yang berbeda dalam mengurus negaranya.…
Seorang gadis dari Provinsi Hebei, China, diketahui telah berpura-pura lumpuh selama lebih dari 20 tahun.…