Asian Games 2018 sudah mendekati tanggal mainnya. Tanggal cantik 18.8.18 bakalan menjadi saksi sejarah, di mana Indonesia merasa sangat terhormat dikunjungi 44 negara untuk bertanding secara sehat. Namun, menjelang opening ceremony Asian Games 2018, banyak kejadian memalukan yang terjadi di negeri ini.
Hal tersebut membuat netizen berpikir bahwa Indonesia belum siap untuk menjadi tuan rumah di ajang olahraga paling besar se-Asia ini. Dalam ulasan berikut, Boombastis.com akan membantu Sahabat Boombastis sekalian memahami mengenai hal tersebut beserta bukti-buktinya. Silahkan baca, analisis, dan simpulkan setelahnya.
Mari bahas dari kejadian yang baru terjadi akhir-akhir ini. Metrotvnews.com menayangkan berita mengenai spanduk Asian Games 2018 yang viral di media sosial pada Selasa (7/8). Spanduk tersebut viral karena tulisan yang dimuat salah ketik atau typo. Bukannya Asian Games 2018, tetapi spanduk tersebut memuat tulisan Aisan Games 2018.
Ironisnya, spanduk yang dikeluarkan oleh Kelurahan Kartini tersebut sudah terpasang selama dua hari, di kawasan Jalan Gunung Sahariraya, Jakarta Pusat. Tak hanya itu, sebelumnya juga viral di media sosial spanduk yang juga typo—yang dikeluarkan oleh Pemprov DKI Jakarta, bertuliskan Asean Games. Yang membuat masyarakat semakin bingung, apakah tidak ada pihak yang mengecek kelayakan spanduk tersebut sebelum dicetak dan dipasang?
Pembangunan infrastruktur tanah air beberapa tahun terakhir bisa dibilang jor-joran demi menyambut Asian Games 2018. Hal ini juga diungkapkan oleh Najwa Shihab lewat Mata Najwa episode Demi Asian Games yang tayang pada 31 Juli kemarin. Sayangnya, infrastruktur yang sudah dibangun sedemikian rupa malah disalahgunakan oleh masyarakat sendiri. Dilansir dari okezone.com, Stadion utama GBK mengalami kerusakan mencapai Rp150 juta ketika digunakan untuk ajang Final Piala Presiden 2018.
Hal tersebut menuai banyak kritikan dari masyarakat, termasuk pejabat yang bertanggung jawab. Namun, Direktur Utama Pusat Pengelola Kompleks Gelora Bung Karno (PPKGBK), Winarto, menyatakan, “menonton bola tidak ramai itu tidak seru, berbeda dengan nonton bioskop. Jadi kerusakan itu wajar, dan relatif lebih kecil dari kerusakan yang lalu.” Tak hanya GBK, Stadion Jakabaring yang baru “dipoles” itu juga rusak parah karena kisruh penonton ketika Sriwijaya FC bertanding melawan Arema FC, pada 21 Juli lalu.
Banyak kebijakan baru yang diterapkan menjelang datangnya Asian Games 2018, salah satunya adalah kendaraan ganjil-genap. Memang hal ini sudah terlebih dulu diterapkan untuk mengurangi kemacetan di beberapa titik. Namun, demi menjaga citra Indonesia agar tak terkesan “macet banget” di hadapan 44 negara tamu, kebijakan ini diperluas. Kebijakan ganjil-genap yang awalnya hanya berlaku 8 jam di jalan-jalan tersebut diperluas.
Peraturan tersebut menjadi 15 jam durasi (dari jam 6 pagi hingga 9 malam), dengan rute tambahan yaitu Rasuna Said, A Yani, Pondok Indah, Gandaria, hingga RA Kartini. Dikutip dari tirto.id, banyak pengguna jalan yang merasa dirugikan karena menambah ongkos untuk naik transportasi pribadi. “Sama sekali tidak efektif kalau tujuannya buat mengurangi kemacetan. Motor kan, masih tetap banyak. Kalau mau sekalian motor dilarang,” ungkap Pengamat Transportasi, Djoko Setiowarno.
Tak hanya kebijakan ganjil-genap saja yang diusulkan Pemerintah untuk mengurangi kemacetan Jakarta. Demi Asian Games, Pemprov DKI Jakarta juga ngide untuk meliburkan sekolah ketika Asian Games 2018 berlangsung. Kapolri, Tito Karnavian menyampaikan bahwa opsi meliburkan anak sekolah bisa mengurangi kemacetan hingga 11 persen, dikutip dari Kompas.com.
Keputusan ini memang belum final, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengungkapkan bahwa kebijakan ini akan dipertimbangkan setelah melihat evaluasi simulasi lalu lintas. Jika memang kebijakan ganjil-genap tak begitu berpengaruh, maka opsi meliburkan anak sekolah bisa jadi dilaksanakan. Bagaimana dong kualitas SDM kita? Demi Asian Games waktu belajar mereka di sekolah harus dikorbankan.
Tak hanya kebijakan-kebijakan Pemerintah saja yang terkesan dipaksakan demi Asian Games 2018 ini, tetapi juga perilaku masyarakatnya. Mulai dari tak bisa menjaga infrastruktur Asian Games hingga cuek-bebek dan tak mau tahu soal ajang ini. Cuek juga bukan berarti bagus, loh, geng. Malah dapat menjadi boomerang juga untuk negeri ini. Maka dari itu, di sisa 10 hari menuju opening ceremony Asian Games 2018 ini, mari bersatu sebagai rakyat Indonesia yang bangga untuk menyambut 44 negara tamu di rumah kita. Cukup tahan untuk mengikuti kebijakan Pemerintah yang sudah kepalang tanggung dan tak mengacaukan infrastruktur yang telah dibangun.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…