Indonesia patut berbangga pada putri tanah air, Premana W.Premadi. Sebab, namanya dipakai untuk salah satu asteroid di tata surya. Tepatnya bulan lalu, Minor Planet Center di International Astronomical Union (IAU) mengumumkan nama-nama asteroid baru. Dan termasuk di antaranya adalah asteroid 12937 Premadi (3024 P-L).
Perempuan yang kerap disapa Nana itu memang dikenal sebagai kosmolog yang turut berjasa dalam dunia astronomi. Selain itu, Nana juga merupakan anggota Universe Awareness (UNAWE), yang juga menggagas pembentukan UNAWE Indonesia. Tidak hanya di dunia astronomi, Nana juga memiliki jiwa sosial yang tinggi. Dosen jurusan astronomi ITB ini pun berperan aktif memperjuangkan nasib penderita penyakit langka yang menyerang kemampuan saraf motorik.
Sehari-hari bekerja sebagai dosen astrofisika dan kosmologi, Nana adalah pioneer yang mendirikan Universe Awareness (UNAWE) Indonesia. Nana juga aktif meneliti tentang benda-benda langit yang telah dipublikasikan dalam jurnal-jurnal ilmiah. Tentang asteroid (12937) Premadi, sebenarnya telah ditemukan pada 24 September 1964 oleh C. J. van Houten dan Inggrid van Houten-Groeneveld, astronom dari Universitas Leiden Belanda. Dan setelah beberapa tahun hanya dinamai dengan angka, IAU akhirnya menamai asteroid itu dengan nama kosmolog wanita itu.
Mengetahui namanya dipakai sebagai nama asteroid, Nana pun kaget. Pasalnya, ia tak pernah menyangka akan mendapatkan acknowledgement seperti itu. Selain kaget, perempuan yang kerap tampil dengan rambut pendek ini juga amat terharu. Sebab diakui Nana, salah satu penemu asteroid (Inggrid van Houten-Groenevel) adalah orang yang dikenal Nana. Perkenalan itu terjadi saat dirinya mengurus riset ekstragalaksi di Leiden untuk UNAWE. Selain itu, keduanya juga bertemu di konferensi di Prague.
(12937) Premadi sendiri adalah sebuah asteroid yang terletak di sabuk utama asteroid, suatu wilayah yang memang banyak beredar asteroid. Posisi asteroid (12937) Premadi sendiri di antara orbit Mars dan Jupiter. Diameternya mencapai diameter 10.584 dan dekat dengan asteroid terbesar tata surya bernama Vesta.
Perempuan yang pernah mengenyam pendidikan di The University Texas itu juga merupakan pendiri asosiasi Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS). ALS adalah penyakit yang mengganggu kemampuan motorik penderitanya. Nana tergerak mendirikan asosiasi ini sejak dirinya tiba-tiba terserang penyakit misterius yang belakangan baru diketahui sebagai ALS.
Saat itu tahun 2009, Nana tiba-tiba mengalami kesulitan berbicara dan menemui dokter THT namun tak mengerti apa yang terjadi pada tubuh Nana. Berbagai upaya telah ia lakukan hingga pada 2010, barulah ia mengerti bahwa dirinya mengidap ALS dari seorang dokter di Singapura. Dan tak disangka, di Indonesia pun banyak penderita penyakit serupa. Namun karena minimnya informasi, banyak orang yang tak mengetahui kalau dirinya menderita ALS. Atas keprihatinannya akan hal itu, Nana akhirnya mendirikan asosiasi ALS Indonesia. Asosiasi itu menjadi pusat sumber informasi ALS, dan sebagai wadah untuk saling mendukung antara sesama penderita.
Setelah apa yang telah diperjuangkan Nana untuk dunia astronomi, wajar saja jika sekarang namanya diabadikan menjadi nama salah satu asteroid dalam tata surya. Sebelumnya, ada beberapa ilmuwan Indonesia yang juga namanya diabadikan menjadi nama asteroid. Namun untuk ilmuwan perempuan, sepertinya Nana yang pertama.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…