Ilmuwan dan peneliti biasanya memang memiliki pola pikiran dan perilaku yang cukup unik serta berbeda dari kebanyakan orang. Namun meski dianggap nyeleneh atau nyentrik, justru dari pemikiran merekalah ilmu pengetahuan bisa berkembang.
Beberapa ilmuwan ini nekat menginfeksi atau membuat dirinya sendiri sakit demi terobosan di bidan kedokteran, tapi ada juga yang memiliki tujuan yang nyeleneh. Namun yang jelas, kenekatan dan kegilaan mereka ini mengguncang dunia.
Dr. Henry Head memiliki jasa besar dalam studi tentang kerusakan sensor syaraf dan bagaimana proses kesembuhannya berjalan. Gilanya lagi, ia menggunakan dirinya sendiri sebagai subjek penelitian. Ia mengiris lengannya, melukai syaraf di tangannya, kemudian melacak proses kesembuhannya dari waktu ke waktu.
Head kemudian juga meminta dokter lain untuk mengiris lengannya yang lain kemudian melukai syaraf luar dan dalamnya. Selama lima tahun, Head menilai dan meneliti proses kesembuhan syarafnya. Ia bahkan bereksperimen dengan menusuk alat kelaminnya sendiri dengan jarum dingin dan panas.
John Hunter yang merupakan seorang ahli bedah percaya bahwa Gonorrhea dan Syphilis adalah penyakit yang sama tapi dalam stadium yang berbeda. Untuk membuktikan teorinya, ia menginfeksi dirinya sendiri dengan gonorrhea. Ia membuat irisan kecil di alat kelaminnya dan menetesinya dengan nanah dari pasien gonorrhea.
Hunter kemudian sakit gonorrhea dan seminggu kemudian bintik syphilis muncul sehingga ia mengira teorinya benar. Namun sebenarnya, ia menginfeksi dirinya sendiri dengan pasien yang menderita dua penyakit tersebut. Kesalahan penelitiannya tersebut membuat pengetahuan penyakit medis menjadi mundur setengah abad.
Sergei adalah ilmuwan Uni Soviet di era Stalin. Ia juga merupakan pencipta mesin jantung dan paru-paru pertama di dunia yang disebut Autojektor. Mesin ini berfungsi untuk melakukan operasi jantung, namun sebelum digunakan, alat ini harus diuji coba apakah bisa benar berfungsi.
Uji coba pertamanya adalah dengan memotong kepala anjing dan meletakkannya pada alat ini. Ternyata, kepala anjing tersebut tetap dapat memberikan respon meskipun tidak menempel pada tubuhnya.
Jack Parsons sebenarnya adalah seorang ilmuwan roket yang hebat. Bahkan ia adalah sosok yang membuat teknologi dasar roket yang membawa manusia ke luar angkasa. Namun, ia ternyata juga seorang yang sangat percaya dengan hal-hal mistis. Tahun 1939, ia pindah kepercayaan menjadi anggota Thelema.
Bersama dengan Ron Hubbard, Parson melakukan penelitian untuk membangkitkan Antikristus. Untuk melakukannya, Parson bermasturbasi sementara Hubbard mencatatnya. Keduanya juga percaya bisa memanggil arwah, jadi Hubbard membaca mantra sementara Parson dan pasangannya bersetubuh.
Tahun 1954, ahli bedah Vladimir Demikhov mengumumkan terobosannya yang terbaru, anjing berkepala dua. Lewat beberapa penelitian yang mengerikan, Demikhov akhirnya berhasil mencangkok kepala dan empat kaki anjing kecil ke leher anjing yang lebih besar.
Anjing kedua yang menempel di tubuh anjing lebih besar bahkan bisa menjilat susu sendiri meski sebenarnya ia tidak membutuhkannya. Susu yang ia minum pada akhirnya akan mengalir turun dari esophagusnya yang tidak menempel. Kedua anjing tersebut akhirnya mati karena penolakan jaringan. Sedangkan Vladimir terus menciptakan 19 binatang hibrida lagi.
Stubbins adalah seorang dokter magang d Philadelphia. Pada tahun 1800an, ia membuat hipotesis bahwa penyakit kuning tidaklah menular dan memutuskan untuk mengujinya pada diri sendiri. Ia pertama meneteskan muntahan pasien ke luka yang terbuka dan bahkan meminumnya.
Stubbins bahkan menggorengnya dan menghirup uap dari muntahan tersebut, serta meneteskan ke matanya. Di usaha terakhirnya, ia juga melumuri dirinya sendiri dengan air kencing, liur dan darah dari pasien dengan penyakit kuning. Ia memang tetap sehat, tapi bukan karena penyakit kuning tidak menular. Virus penyakit kuning harus masuk ke aliran darah untuk bisa menular.
Haldane adalah seorang ilmuwan biologis yang terkenal dengan kontribusinya yang banyak untuk ilmu pengetahuan. Ia bahkan juga tidak ragu bereksperimen terhadap dirinya sendiri. Untuk mengetahui oksidasi darah, ia pernah meminum Hydrochloric Acid dan memeriksa pengaruhnya terhadap kerja otot.
Eksperimennya yang lebih berani dilakukan ketika ia diminta angkatan laut udara Inggris untuk mencegah gangguan kesehatan akibat menyelam di laut dalam. Haldane kemudian mereka ulang efek menyelam dengan menggunakan ruangan dengan tekanan tinggi sehingga ia mengalami luka di syaraf tulang belakang, mimisan, dan gendang telinga yang sobek. Ketika ditanya tentang rasa sakit yang ia alami akibat eksperimen tersebut, Haldane hanya menjawab, “aku tidak mengeluh”.
Bagi kebanyakan orang, penelitian mereka memang terdengar gila dan berisiko. Tapi berkat mereka juga ilmu pengetahuan jadi lebih maju seperti sekarang ini. Memang sih ada juga orang yang melakukan penelitian dengan kejam untuk tujuan yang tidak sepantasnya. Maka akan lebih baik jika penelitian memang diberi batas mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…