Qur’an sebagai kitab suci umat Islam memuat tuntunan dan ajaran serta sebagai pedoman hidup ketika di dunia. Karena itulah, kitab suci tersebut memuat berbagai macam aspek kehidupan manusia bahkan berbagai bukti penciptaan manusia dan dunia ini. Suatu hal yang terkadang kita mengira bahwa ilmuwan akan menyangkalnya.
Baca Juga : 4 Penjelasan Tentang Masa Depan yang Terkandung dalam Al-Quran
Pandangan bahwa setiap ilmuwan adalah orang yang hanya percaya pada sains membuat kita berpikir bahwa mereka akan menyangkal apa yang dituliskan pada kitab suci. Padahal, ada kalanya pandangan mereka sebenarnya juga tidak secara gamblang menyangkal Al-Qur’an dan bahkan ada juga yang takjub dengan apa yang dituliskan dalam kitab suci umat Islam tersebut. Berikut ini diantaranya.
Keith Leon Moore, adalah seorang profesor emeritus dalam divisi anatomi di fakultas Pembedahaan, universitas Toronto, Kanada. Beliau adalah ahli embrio yang ternama di bidangnya serta telah menulis beberapa buku seperti Clinically Oriented Anatomy dan Essential Clinical Anatomy. Moore juga bekerja dengan Komite Embriologi dalam studi komparatif dengan Qur’an, Hadist, dan embriologi modern.
Moore memberikan komentarnya setelah bekerja selama 3 tahun dengan Komite Embriologi di Universitas King Abdulaziz, Arab Saudi. Ia membantu tim ini menginterpretasikan banyak pernyataan dalam Qur’an dan Sunnah mengenai reproduksi dan perkembangan janin. Saat itulah ia kagum dengan keakuratan pernyataan yang tercatat di kitab pada abad ke-7 tersebut, yang ada sebelum ilmu embriologi ditemukan. Moore juga mengakui bahwa ia tahu dengan kehebatan ilmuwan Islam dalam seharah pada abad ke-10, dan beberapa kontribusinya ke dunia pengobatan. Meski begitu, ia tidak tahu sama sekali tentang fakta keagamaan dan kepercayaan yang ada dalam Qur’an dan Sunnah.
Dalam konferensi di Cairo, ia menyajikan riset ilmiahnya dan menyatakan bagaimana ia merasa senang membantu mengklarifikasi pernyataan di Qur’an tentang perkembangan manusia. Untuk itu, ia sadar bahwa pernyataan ini tentu didapatkan oleh nabi Muhammad dari Allah karena kebanyakan ilmu pengetahuan tersebut tidak ditemukan sampai berabad-abad kemudian. Menurutnya, hal ini membuktikan padanya bahwa Muhammad tentu adalah utusan Tuhan, atau Allah.
Dr. E. Marshall Johnson juga merupakan Profesor Emeritus di bidang Anatomi dan Perkembangan Biologi di Universitas Thomas Jefferson, USA. Selama 22 tahun, ia tidak hanya menjadi seorang profesor anatomi, tapi juga Kepala Jurusan Anatomi dan Kepala Institut Daniel Baugh. Ia juga merupakan Presiden Tereatology Society dan telah menulis lebih dari 200 judul tulisan.
Dalam presentasi karya ilmiahnya, Johnson mengungkapkan bahwa Qur’an tidak hanya menjelaskan perkembangan bentuk eksternal, tapi juga menekankan tahap internal, tahap didalam embrio, penciptaannya, dan perkembangannya, menekankan kejadian besar yang dikenali oleh ilmu pengetahuan yang kontemporer.
Sebagai seorang ilmuwan, ia mengaku memang hanya berurusan dengan sesuatu yang bisa ia lihat dengan spesifik. Ia bisa memahami embriologi dan perkembangan biologis. Ia juga memahami kalimat yang diterjemahkan dari Qur’an. Namun jika berada di era tersebut dan mengetahui apa yang ia ketahui sekarang, tentu ia sendiri akan kesulitan menjelaskan semua hal itu. Karena itulah, ia tidak punya bukti yang bisa membantah konsep bahwa Muhammad pasti mendapatkan informasi dari pihak lain. Untuk itu, menurutnya tidak ada yang bisa melawan konsep bahwa campur tangan Tuhan pasti ada dalam tulisan dalam Qur’an.
Dr. T.V.N. Persaud adalah seorang profesor anatomi, profesor pediatris dan kesehatan anak, dan profesor Obstetris, Ginekologi, dan Ilmu Reproduksi di Universitas Manitoba, Kanada. Di Universitas tersebut, ia menjabat sebagai kepala Jurusan Anatomi selama 16 tahun. Ia terkenal di bidangnya dan telah menulis atau mengedit 22 buku pelajaran.
Ketika ditanya mengenai keajaiban ilmu pengetahuan dalam Qur’an, ia juga menyatakan kekagumannya. Seperti yang dijelaskan padanya, Muhammad adalah orang sederhana dan tidak bisa membaca ataupun menulis yang hidup pada masa 1400 tahun lalu. Kenyataan bahwa Muhammad yang tidak bisa membaca atau menulis bisa membuat pernyataan yang sangat akurat tentang ilmu pengetahuan tentu adalah hal yang menakjubkan.
Baca Juga : 6 Museum Islam Paling Top di Dunia
Terlalu banyak keakuratan yang ada dalam Qur’an dengan ilmu pengetahuan modern. Karena itulah baik ia dan Dr. Moore tidak memiliki kesulitan untuk berpikir bahwa inspirasi yang datang pada Muhammad ini tentu datangnya hanya dari Tuhan semata.
Dr. Joe Leigh Simpson adalah kepala jurusan Obstetrics dan Ginekologi, Profesor Obstetrik dan Ginekologi, dan Profesor Molekuler dan Genetik Manusia di Sekolah Pengobatan Baylor, Amerika Serikat. Ia mempelajari dua kalimat yang diucapkan nabi Muhammad yang mengatakan bahwa 40 hari pertama dengan tegas menjelaskan tentang tahapan embrio-genesis.
Ia kagum dengan ketepatan dan tingkat akurasi kalimat yang diucapkan nabi Muhammad tersebut. Kemudian dalam sebuah konferensi, ia mengungkapkan pendapatnya bahwa dua hadis yang ia pelajari memberikan penjelasan tentang pengembangan embrio sebelum 40 hari. Karena itulah, ia kemudian mengungkapkan bahwa dua hadist ini tidak bisa didapatkan oleh dasar ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh si ‘penulis’ hadist.
Tidak ada konflik antara genetisk dan agama (Islam), tapi menurutnya agama bisa membimbing ilmu pengetahuan dengan menambahkan pembuktian pada beberapa pendekatanilmiah tradisional. Adanya pernyataan dalam Qur’an yang ternyata valid setelah dibuktikan beberapa abad kemudian oleh ilmu pengetahuan mendukung bahwa Qur’an memang ilham dari Tuhan.
Dr. Yoshihide Kozai adalah Professor Emeritus di Universitas Tokyo, Jepang dan merupakan Director dari National Astronomical Observatory, Tokyo, Jepang. Ketika ditanya mengenai kebenaran astronomi dalam Qur’an, ia menyatakan kekagumannya.
Aku sangat kagum setelah menemukan fakta astronomi dalam Qur’an dan ternyata para astronom modern masih mempelajari sedikit bagian dari alam. Kami mengonsentrasikan usaha kami untuk memahami sebagian kecil saja. Karena ketika menggunakan teleskop, kita hanya bisa melihat hanya sebagian kecil langit tanpa memikirkan tentang seluruh alam semesta. Jadi, menurutku dengan membaca Qur’an kita bisa menemukan cara di masa depan untuk menyelidiki tentang alam semesta.
Baca Juga : 7 Kesamaan Pandangan Islam dan Kristen Tentang Yesus
Itulah pendapat lima orang ilmuwan ketika mereka diberi pertanyaan tentang ilmu pengetahuan yang telah dijelaskan dalam Qur’an. Pendekatan yang dilakukan oleh para ilmuwan tersebut bukan hanya langsung menentang isi Qur’an, tapi menelaah kembali apakah ada kecocokan dengan pengetahuan yang telah dibuktikan secara ilmiah. Dengan cara ini, tidak perlu ada debat kusir tentang siapa yang benar dan salah karena toh pada akhirnya kepercayaan dan agama adalah hak masing-masing orang.
Anak bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, tengah berbahagia setelah istrinya, Erina Gudono, melahirkan anak…
Musik dan tren sosial terus berkembang di Indonesia, salah satunya adalah fenomena "Sound Horeg" yang…
Kehilangan orang yang kita sayangi itu berat, apalagi kalau kepergiannya tiba-tiba. Seperti yang dialami oleh…
Cinta sejati yang terjalin antara Ikang Fawzi dan Marissa Haque telah melewati waktu yang panjang…
Kabar gembira datang dari presenter aktor kondang dan pengusaha top, Raffi Ahmad. Suami dari Nagita…
Nama Elaine Low beberapa waktu belakangan mencuat terutama di dunia bisnis dan investasi setelah menerima…