Beredarnya video mahsiswa difabel yang dibully oleh teman sendiri bikin geger dunia maya beberapa hari belakangan ini. Nggak berselang lama, video penyiksaan yang terjadi di kalangan siswi SMP juga viral. Hal tersebut emang bikin miris hati. Kasus-kasus yang terjadi seolah menjadi bukti bahwa anak muda zaman sekarang banyak yang memiliki jiwa penindas.
Hati orangtua mana yang nggak was-was jika telah berulang kali terjadi kasus kekerasan di dunia pendidikan? Bahkan nggak sedikit orangtua yang lebih memilih home schooling karena nggak tahan dengan dunia pendidikan yang begitu liar. Maraknya kasus bully belakangan ini juga bikin geram para pengguna sosial media. Sebagian besar dari mereka merasa jika hukuman setimpal sangat pantas diberikan pada pelaku bully. Berikut ini adalah beberapa pendapat warganet tentang hukuman yang pantas diberikan untuk para tukang bully.
Psikolog Universitas Indonesia, Ratna Djuwita menanggapi perilaku bullying yang terjadi pada mahasiswa Gunadarma. Menurutnya, bullying di dunia kampus harusnya tidak terjadi, sebab usia mereka bukan lagi anak kecil. Penindasan di lingkungan universitas berbeda dengan lingkungan SD yang para pelakunya mungkin belum bisa membedakan baik dan buruk. Di usia mahasiswa, tentu saja mereka dengan jelas bisa menilai jika bullying bukan tindakan yang pantas.
Seperti kita ketahui jika bullying juga masuk jadi bagian kriminal. Oleh sebab itu, banyak netizen yang berpendapat bahwa ganjaran terbaik bagi para pelaku bullying di usia dewasa adalah hukum. Bahwa tahanan merupakan tempat paling tepat untuk perenungan, betapa pentingnya berakhlak. Hukum tegas juga sebagai peringatan, agar yang lain tidak sampai melakukan hal demikian.
Bullying sejatinya nggak cuma ngerugiin korban saja, orangtua pelaku juga bakal malu, lebih-lebih tempat pelaku mengenyam pendidikan juga bakal tercoreng. Berbelas kasih pada para pelaku penindasan dianggap bikin kasusnya terulang kembali.
Karena sebatas peringatan nggak bakal kasih pengaruh, setidaknya banyak warganet yang merasa jika pihak sekolah kudu bertindak tegas pada mahasiswa atau murid yang sok jagoan. Misalnya saja dengan mengeluarkan si pelaku. Seperti sebuah penyakit, agar tubuh menjadi sehat si virus ini harus dikeluarkan.
Sebagian besar warganet juga berpendapat bahwa para pelaku bullying khususnya mahasiswa yang menindas temannya yang difabel layak dihukum berupa melakukan kerja sosial. Lebih bagus lagi jika mereka ditempatkan di panti yang menaungi anak-anak tunagrahita.
Di sana, setidaknya mereka bakal berinteraksi dengan banyak penyandang down syndrome. Tentu banyak yang menantikan, bagaimana para pelaku bullying pada penyandang difabel mengatasi banyak anak-anak panti yang menyandang kekurangan yang sama. Netizen berharap jika kerja sosial akan membantu membuka hati nurani para pelaku bully.
Kasus bullying di lingkungan pendidikan memang bukan hal baru lagi. Mirisnya, sebagian besar pelakunya merupakan pelajar di bawah umur. Menurut ketua LSM Semani Jiwa Amini, Diena Haryana, anak yang melakukan bullying di lingkungan sekolah besar kemungkinan merupakan korban bullying juga di tempat lain, bisa jadi ia kerap dibentak-bentak di rumah.
Bagi tukang bully berusia belia, dikhawatirkan jika tahanan hanya membuat kelakuannya makin liar saat keluar dari penjara. Bibit pelaku bullying bisa lebih berkembang. Diena berpendapat jika pelaku bullying memang harus dibina, tapi tidak harus dipenjara.
Itulah beberapa ganjaran yang paling banyak direkomendasikan oleh para netizen. Apapun langkah yang diambil oleh pihak berwajib, semoga benar-benar memberikan efek jera bagi para pelaku bully. Dan semoga tidak ada lagi kasus serupa yang bakal terjadi.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…