Kemerosotan dunia pendidikan Indonesia semakin merajalela saja. Bertambah lengkap dengan banyaknya deretan kejadian yang mencoreng nama sekolah. Masih seputar kisah guru dan murid, setelah kemarin ada guru yang meninggal karena dipukul oleh siswanya, sekarang gantian guru SMK di Purwekerto yang menampar 9 anak didiknya.
Kelakuan guru seperti ini tentu membuat semua orang menjadi geram. Pasalnya setelah videonya diunggah oleh akun @lambe_turah, ia membuat klarifikasi mengenai tamparannya tersebut. Pengajar TKJ berinisial L ini mengatakan jika tamparan tersebut tidaklah keras, dan sebagai pelajaran untuk siswa yang nakal.
Hal ini tentu mengingatkan kita pada guru kita dahulu. Mungkin karena zaman sudah semakin berubah, perilaku guru juga tidak lagi pantas untuk ‘digugu dan ditiru’. Sosok guru yang seharusnya lebih sabar dalam mendidik siswa senakal apapun mereka tak lagi bisa kita lihat. Ya, walaupun tidak semua guru berperilaku seperti itu sih, namun melihat dari moral siswa yang semakin bobrok, bisa dikatakan guru zaman now lebih banyak gagalnya.
Mari kita flashback lagi, membandingkan pendidik sekarang dengan guru kita dulu. Dulu, saat penulis masih duduk di bangku SD, setelah berdoa setiap menjelang pulang, guru yang mengajar memberikan kita satu dua nasihat yang sampai sekarang masih melekat di otak. Dari berperilaku baik di rumah, sopan terhadap orang yang lebih tua, hingga bagaimana memperlakukan teman sebaya. Hal tersebut ditanamkan sedari siswa masuk dan berstatus anak SD alias kelas 1.
Selain itu, mereka sangat tegas dalam mendidik siswa, ya walaupun mendapat predikat sebagai guru galak –kalau kata anak zaman dulu- mereka benar-benar didengarkan dan dihormati.
Sekarang, jika membicarakan tantang cara mengajar, mengapa murid zaman dahulu lebih paham dan mengerti banyak hal? Alasannya guru dahulu lebih struggle dalam menyampaikan materi karena teknologi masih sangat terbatas. Berbeda dengan proses belajar mengajar sekarang yang sudah semakin mudah dan terfasilitasi dengan canggihnya teknologi. Guru tak memberi peran full lagi di kelas, cukup dengan menyuruh membuka buku halaman sekian, sisanya siswa akan berselancar sendiri di internet.
Segala tindak-tanduk guru zaman dahulu sangat diperhatikan mengingat mereka akan ‘digugu dan ditiru’. Mereka adalah public figure di sekolahan, yang jika salah maka murid juga bisa berbuat hal sama dengan dalih contoh dari gurunya. Sekarang mah, guru sudah seperti sahabat sendiri. Kedua hal tersebut memang ada plus minusnya, tergantung pembaca semua mau mengambil teladan yang mana.
Tulisan ini hanya sebagai bentuk pelajaran untuk kita para guru dan murid tentunya. Bukan juga menyalahkan metode guru sekarang, tidak. Hanya saja, jika kita menggabungkan antara metode mengajar zaman sekarang dengan segala teknologinya dan prinsip guru dahulu kala, mungkin dunia pendidikan Indonesia tidak se-memprihatinkan ini.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…