Ada banyak alasan kenapa kita harus bersyukur hidup di era Indonesia yang sekarang ini. Meskipun segalanya lebih susah terutama soal ekonomi, tapi setidaknya saat ini keadaan Indonesia sangat kondusif. Tidak ada kejadian besar yang sampai membuat negara ini jatuh seperti Suriah dan sekitarnya di mana pemerintah dan sipil saling berkonfrontasi.
Kalau kita berkaca kepada Indonesia dulu, negara ini pernah berada di situasi yang sama dengan negara-negara konflik saat ini. Mencekam dan sangat tidak aman, bahkan kejadian seperti ini tak hanya sekali namun berulang kali. Tak hanya menebar teror, banyak dari aksi konfrontasi yang dilakukan oleh para pemberontak ini mengancam kedaulatan Indonesia yang sudah direbut dengan susah payah.
Agar kita tidak terlena dengan keadaan dan selalu siap untuk kondisi apa pun dengan negara ini, mari kita kenang kembali deretan peristiwa pemberontakan yang paling membahayakan sepanjang sejarah negara ini.
Pemberontakan ini adalah yang pertama setelah Indonesia merdeka. Latar belakangnya sendiri karena ketidaksetujuan beberapa pihak akan ideologi Pancasila dan ingin mengubah negara ini menjadi sosialis komunis. Tokoh penting kejadian ini adalah Musso yang setelah belajar dari Soviet kemudian segera membentuk gerakan separatis guna mewujudkan cita-citanya membentuk negara komunis Indonesia.
Gerakan yang dipimpin oleh Musso ini berjalan cukup baik awalnya. Ia bahkan sempat menguasai Madiun dan kemudian mendeklarasikan negara komunis buatannya. TNI sebagai aparat pun tak diam saja dengan gerakan membahayakan ini. Kemudian atas perintah Jenderal Sudirman, tentara berhasil menumpas gerakan ini. Sang tokoh utama itu tewas sedangkan beberapa yang lain seperti DN. Aidit berhasil meloloskan diri. Setidaknya 300 orang berhasil diringkus dalam pemberontakan pertama di NKRI ini.
DI/TII dibentuk karena banyak pihak yang kecewa dengan kepemimpinan Presiden Soekarno. Tujuan DI/TII sendiri adalah mendirikan negara berbasis Islam dengan pimpinan utamanya bernama Kartosuwiryo. Kelompok ini rupanya mendapat dukungan dari banyak pihak, termasuk Aceh dan beberapa daerah lain yang bahkan menyatakan bergabung dengan organisasi tersebut.
Pemerintah menganggap jika gerakan ini akan mengganggu stabilitas dan kedaulatan negara. Oleh karenanya, negara pun mengeluarkan perintah untuk menumpas gerakan ini agar tidak makin merajalela. Pada akhirnya organisasi ini berhasil dibubarkan dan terpecah menjadi kelompok-kelompok kecil yang keberadaannya ilegal. Kartosuwiryo sendiri dihukum mati. Uniknya, sosok satu itu ternyata adalah sahabat dekat Bung Karno selama masih dalam pengasuhan HOS Tjokroaminoto.
Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia atau PRRI tercipta sebagai buah dari protes masyarakat daerah yang merasakan ketidakadilan pemerintah pusat. Terutama dalam hal pembangunan dan penyejahteraan. Protes keras ini pun berujung kepada pemberontakan besar.
Pemerintah pusat pun menganggap jika ini sebagai aksi membahayakan karena misi PRRI adalah membentuk semacam pemerintahan tandingan. Belum lagi mereka didukung oleh banyak pihak pula. Akhirnya TNI dikerahkan untuk memberantas gerakan ini dan Indonesia sekali lagi aman dari pergolakan.
Tak hanya PRRI yang menganggap pemerintah pusat tak adil dalam memberikan jatah pembangunan. Dr Soumokil yang merupakan tokoh penting di Maluku juga beranggapan hal yang sama. Akhirnya dengan didukung oleh rakyat Maluku, ia pun mendirikan Republik Maluku Selatan. Selain faktor ketidakadilan, Soumokil menganggap jika Maluku bisa berdiri sendiri tanpa bantuan pemerintah pusat.
Keberadaan RMS ini pun membuat panik pemerintah pusat. Lantaran bisa membahayakan kedaulatan akhirnya aksi militer dilakukan untuk menumpas organisasi ini. Kolonel A.E. Kawilarang saat itu yang ditugaskan untuk melakukan ekspedisi militer ke Maluku dan mendapatkan hasil cemerlang.
PKI yang sempat ditumpas pada tahun 1948, perlahan kembali tumbuh subur dan makin diterima keberadaannya. Hal ini membuat mereka pun makin jumawa dan akhirnya jadi sebuah organisasi besar. Tujuan mereka pun sama seperti PKI tahun 1948 yakni membangun negara komunis di Indonesia.
Hingga pada puncaknya, PKI melakukan penculikan kepada para perwira tinggi angkatan darat dan kemudian membunuh mereka pada tanggal 30 September 1965. Rencana kudeta ini berhasil pada awalnya, namun pemerintah tak tinggal diam dan akhirnya melakukan serangan balasan. Aksi yang dipimpin Soeharto ini berhasil dan membuat PKI hanya tinggal sejarah saja.
Bersyukur deretan kejadian di atas bisa segera ditumpas pada masanya. Jika tidak, mungkin keadaan negara ini sekarang benar-benar berbeda. Harapannya, jangan sampai ada lagi hal-hal semacam ini di masa depan. Sudah cukup bangsa ini menderita selama ratusan tahun penjajahan serta deretan pemberontakan.
Bagi kita yang hidup di era sekarang, jangan mudah terpecah dan terkena provokasi yang bertujuan untuk menggoyahkan stabilitas negara. Percayalah jika negara sudah melakukan yang terbaik. Alih-alih protes, mari kita bersama-sama membantu pemerintah untuk membuat negeri ini menjadi lebih baik lagi.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…