Mendaki gunung menjadi suatu hobi yang banyak dilakukan oleh anak muda saat ini. Menjajal berbagai pegunungan terbaik di Indonesia hanya untuk dapat berdiri di puncak tertinggi dan menikmati panorama paling indah yang mustahil dirasakan ketika berada di bawah sana. Tapi, berapa sih usia mereka ketika menjajal gunung-gunung tersebut? 20? 24? Atau 27? Mendaki gunung memang sangat berat dan butuh tenaga ekstra serta persiapan yang super matang agar perjalanan hingga ke puncak sukses ditorehkan.
Lalu, apa jadinya jika ada seorang anak perempuan berusia belasan tahun yang mampu melakukannya? Fakta yang lebih mencengangkannya lagi, anak perempuan tersebut baru-baru ini berhasil sukses catatkan diri sebagai pendaki termuda yang taklukkan 7 puncak gunung tertinggi di Indonesia? Bisa kamu bayangkan betapa hebatnya sepak terjang anak tersebut, bukan? Daripada kamu menerka-nerka, yuk kita bahas sedikit profil perempuan cilik tangguh tersebut.
Lima hari yang lalu, atau tepatnya pada 15 Juli, sebuah rekor fantastis berhasil ditorehkan oleh seorang perempuan belia. Khansa Syahlaa sukses mencatatkan namanya sebagai pendaki paling muda yang berhasil taklukkan 7 puncak gunung tertinggi di Indonesia. Tujuh gunung tertinggi yang berhasil ia daki tersebut adalah Gunung Kerinci, Gunung Binaiya, Gunung Semeru, Gunung Latimojong, Gunung Rinjani, Gunung Bukit Raya, serta yang teranyat dan paling menantang, Gunung Cartensz Pyramid.
Masih ingat dengan salah satu film fenomenal Indonesia berkisah 5 sekawan yang berjuang menaklukkan gunung Semeru? Film tersebut dipercaya jadi pemicu para muda-mudi mulai menjajal hobi mendaki. Tak disangka, film ini juga yang menjadi awal mula keinginan kuat seorang perempuan cilik asal Jakarta kelahiran 11 tahun silam tersebut untuk menjadi salah satu penakluknya. Meski awalnya sempat gagal karena suatu kendala, akhirnya pada tahun 2015 ia pun berhasil berada di puncak gunung tertinggi di pulau Jawa tersebut.
Aulia Ibnu, yang tak lain merupakan ayahanda Khansa, ternyata merupakan seorang pendaki gunung juga. Prestasinya bahkan tergolong luar biasa. Tiga di antara pencapaiannya yang paling terkenal adalah penaklukan puncak gunung Eibrus (5.642 mdpl), puncak Kilimanjaro (5.895), serta Himalaya (5.356). Ia pernah mengajak Khansa untuk menjajal Rinjani. Akan tetapi, karena kondisi badan yang sedang sakit, sang ayah gagal membawa Khansa hingga ke puncak.
Ketertarikan Khansa terhadap aktivitas mendaki memang terpengaruh besar oleh ayahnya dan film 5 cm tersebut. Tapi, Khansa sendiri yang punya inisiatif kuat untuk serius menggapai impiannya menjadi pendaki cilik. Beberapa bulan sebelum pendakian suatu gunung, ia bersedia digembleng latihan fisik yang berat. Semua informasi mengenai gunung tersebut, lengkap dengan pos pendakian atau mana saja jalur yang aman untuk dilalui, ia cari sendiri di internet. Bahkan, ia sendiri sampai berjualan mainan agar dapat membantu meringankan biaya pendakian.
Apalagi bagi seorang anak yang masih duduk di bangku kelas 6 SD. Asal kamu tahu saja, mendaki gunung itu tak semudah yang kita bayangkan. Bukan cuma modal kemauan, tapi juga diperlukan fisik yang prima, latihan yang berat, hingga keberanian yang tinggi. Kamu mesti bergelut berhari-hari dengan medan yang ekstrem. Jalanan yang curam penuh bebatuan hingga cuaca pegunungan yang ganas. Risiko kehilangan nyawa pun senantiasa mengintai kamu jika gegabah.
Prestasinya Khansa sungguh tak main-main memang. Bayangkan, di usia semuda itu Khansa sudah berhasil berdiri di tujuh puncak tertinggi di tanah air. Sekadar informasi, sang ayahanda, Ibnu Aulia, sudah dihubungi oleh pihak MURI untuk pencatatan rekor sang anak. Ngomong-ngomong, prestasi apa yang sudah kamu torehkan di usia seumuran Khansa?
Akhirnya kejadian, seorang petugas pemadam kebakaran Depok gugur ketika melakukan tugasnya. Dia adalah Martin Panjaitan,…
Menjelang pemilu yang semakin dekat, sejumlah daerah mengadakan debat calon kepala daerah untuk memperkenalkan visi…
Kasus penahanan seorang guru bernama Supriyani di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, menjadi sorotan publik. Perempuan…
Solo yang dikenal dengan kota yang tenang, baru-baru ini terdapat kejadian yang menghebohkan. Kota Solo…
Fomo (fear of missing out) adalah rasa takut ketinggalan akan sesuatu hal yang sedang tren.…
Drama Korea sering kali memberikan kisah-kisah yang tak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pelajaran hidup…