Trending

Fenomena Limbah Plastik di RI, Dilarang Pemerintah Hingga Jadi ‘TPA’ Bagi Negara Lain

Keberadaan sampah plastik akhir-akhir ini terus menjadi sorotan. Selain karena menjadi problem karena sulit didaur ulang, limbah tersebut belakangan semakin banyak terdapat di Indonesia. Bukan hanya dari masyarakat lokal, volume sampah plastik yang bertambah itu justru datang dari luar negeri. Lebih tepatnya Australia yang merupakan negara tetangga Indonesia.

Mengejutkan tapi memang benar adanya. Dikutip dari laman News.detik.com, seorang Koresponden ABC (Australian Broadcasting Corporation) yang bernama David Lipson, menyaksikan sendiri, bagaimana tumpukan merek-merek Australia yang telah menjadi limbah itu berakhir di Bangun, nama sebuah desa di Mojokerto. Hal ini sama saja tak ubahnya Indonesia seolah menjadi ‘TPA’ bagi sampah-sampah mereka. Ironis!

Sampah ‘Made in Australia’ yang tercampur antara kertas dan plastik [sumber gambar]
Di sisi lain, pemerintah juga mengundang polemik dari banyak pihak-termasuk di dalamnya pelaku usaha dan masyarakat, setelah mengeluarkan kebijakan penggunaan kantong plastik. Menurut Pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah yang dikutip dari laman Economy.okezone.com mengatakan, pemerintah dan pemda dianggap keliru karena melarang kantong plastik, PS-foam ataupun sedotan plastik, jika tujuannta untuk mengurangi sampah plastik.

Memang tak mudah menghentikan penggunaan kantong plastik yang terlanjur menjadi bagian masyarakat. Namun di sisi lain, kehidupan manusia, hewan dan lingkungan juga tak lepas dari ancaman limbah plastik yang semakin hari kian mengkhawatirkan. Menariknya, beragam penelitian mengungkap fakta, bahwa Indonesia adalah negara penghasil sampah plastik terbesar kedua setelah Cina. Tak hanya itu, tanah air juga sekaligus menjadi importir sampah plastik dari Australia.

Tumpukan kontainer sampah plastik yang diimpor [sumber gambar]
Menurut catatan LSM lingkungan Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) yang dikutip dari laman Vice.com, Negeri Kanguru mengekspor 52 ribu ton sampah ke Indonesia sepanjang 2018 saja. Masalah lainnya, aktivis menduga Australia menyusupkan ribuan ton sampah plastik di antara tumpukan kertas bekas itu “dengan kesengajaan.” Seperti yang disinggung pada paragraf pertama di atas, semua plastik bekas “Made In Australia” itu, menggunung dan berakhir desa Bangun di Mojokerto.

Mereka tidak mau lingkungannya terganggu karena sampah, karenanya menaruh risiko itu ke negara-negara miskin atau berkembang karena kita tidak memiliki regulasi terlalu kuat,” kata Direktur eksekutif Ecoton Prigi Arisandi saat diwawancarai ABC, dikutip dari Vice.com.

Sampah plastik,jadi masalah Australia dan Indonesia [sumber gambar]
Meski diperangi, di satu sisi keberadaan sampah plastik juga dianggap membawa berkah. Buruk bagi lingkungan, namun amat sangat berharga sebagai penyambung hidup. Setidaknya, hal itulah yang tercermin pada kondisi yang ada di Desa Bangun, Mojokerto, Jawa Timur. Di mana tumpukan sampah adalah mata pencaharian bagi mereka yang bergantung pada kegiatan daur ulang.

Kami mengerjakan hal ini demi anak-anak, demi sekolah mereka, dan untuk menutupi semua pengeluaran. Warga di sini bergantung pada bisnis daur ulang ini,” kata Supiyati, salah seorang warga setempat yang dikutip dari News.detik.com.

BACA JUGA: Menilik Kisah Pria Inspiratif yang Ubah Limbah Plastik Menjadi BBM

Limbah plastik memang menjadi persoalan yang besar, baik bagi negara maju maupun berkembang seperti Indonesia. Namun, sangat tidak bijaksana jika tanah air hanya menjadi tempat ‘buangan akhir’ bagi sampah yang dihasilkan oleh bangsa lain-dalam hal ini Australia, hingga harus tertumpuk dan berakhir di tanah Indonesia. Gimana menurutmu Sahabat Boombastis?

Share
Published by
Dany

Recent Posts

Rosita Istiawan Pionir Hijau, Dedikasi Bangun Hutan 25 Tahun

Di tengah keputusasaan untuk menjaga kelestarian alam, Indonesia membutuhkan sosok yang berani melindungi sumber daya…

20 hours ago

Tesso Nilo: Rumah Para Gajah yang Kian Terancam Eksistensinya

Media sosial akhir-akhir ini sedang dihangatkan dengan topik seputar perusakan alam, di mana salah satunya…

2 weeks ago

Penemuan Rafflesia Hasseltii Berbuntut Panjang, Oxford Dianggap Pelit Apresiasi

Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan…

2 weeks ago

4 Aksi Pejabat Tanggap Bencana Sumatera yang Jadi Sorotan Netizen

Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya…

3 weeks ago

Kebakaran Hebat Gedung Terra Drone, Korban Tembus 20 Orang

Duka terus menghampiri bangsa Indonesia di penghujung tahun 2025 ini. Belum kelar bencana banjir hebat…

3 weeks ago

Kisah Pilu Warga Terdampak Bencana Sumatera, Sewa Alat Berat Sendiri untuk Cari Jenazah Ibunya

Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…

3 weeks ago