Sosok Donald Trump seolah tak henti-hentinya menjadi sorotan publik. Setelah kebijakannya soal imigran yang dikecam banyak orang beberapa waktu lalu, kini kepala negara ke-45 Amerika Serikat itu dikabarkan hendak membeli sebuah pulau bernama Greenland. Padahal, pulau terbesar di dunia yang terletak di Atlantik Utara itu menjadi bagian dari Denmark pada 1951, setelah dua negara tersebut menjadi koloni.
Tak hanya sekali, politikus yang juga dikenal sebagai pengusaha properti itu berulangkali menyampaikan minatnya membeli Greenland. Sayang, niatnya tersebut terancam harus bertepuk sebelah tangan. Hal ini terjadi setelah pihak Denmark menyatakan tidak akan menjual Greenland, pulau yang sempat diwacanakan oleh Wakil Presiden AS, Nelson Rockefelle pada 1970 silam agar segera dibeli karena sumber daya mineral yang melimpah.
Sejarah masa lalu rupa-rupanya mempengaruhi niat AS untuk membeli Greenland dari Denmark. Sebelum dilirik oleh Donald Trump, pemerintah setempat pernah menjual Hindia Denmark Barat kepada AS sebesar US$25 juta dalam bentuk emas pada 1916. Wilayah tersebut kini akhirnya menjadi Kepulauan Virgin, AS. Beranjak ke tahun 1946, negeri Paman Sam yang kala itu dipimpin oleh Presiden Harry Truman pernah mencoba melakukan pembelian atas Greenland sebesar S$100 juta dalam bentuk emas.
Bukan tak ada maksud di balik keinginan AS membeli pulau yang sebagian besar dilapisi oleh es tersebut. Trump yang menjabat sebagai presiden negeri adidaya tersebut, melihat sejumlah hal penting seperti sumber daya alam yang terkandung di dalam tanah Greenland seperti batu bara, seng, tembaga, bijih besi, cadangan minyak, gas, mineral, dan stok ikan yang sangat besar. Selain itu, Trump juga menganggap negara otonom tersebut sangat strategis untuk dijadikan sebagai area real estate.
Selain sumber daya dan real estate, keberadaan Greenland sangat penting bagi AS lantaran posisinya yang strategis dari kacamata militer. Di dekat pulau tersebut, militer Paman Sam telah membangun pangkalan udara paling utara di Thule, Greenland pada 1943, dan berperan besar melindungi Amerika Utara di era Perang Dingin dari ancaman Uni Sovyet. Saat ini, pangkalan tersebut menjadi bagian dari misi NATO. Cakupan kerjanya pun meliputi pemantauan satelit, sistem deteksi rudal strategis dan menangani ribuan penerbangan setahun.
Rencana Donald Trump untuk membeli Greenland tampaknya akan mentah begitu saja. Hal ini menyusul sikap pemerintah Denmark yang memilih menolak hal tersebut. Perdana Menteri Mette Frederiksen bahkan mengejek niatnya untuk membeli Greenland sebagai gagasan yang aneh. “Greenland tidak untuk dijual. Greenland bukan milik Denmark. Greenland adalah milik Greenland. Saya sangat berharap gagasan itu tidak serius,” kata Frederiksen yang dikutip dari cnnindonesia.com.
BACA JUGA: 5 Fenomena Sangar Greenland Ini Pasti Bikin Orang Indonesia Iri
Sedari dulu, AS memang dikenal sebagai negara yang getol untuk mencari peluang untuk meluaskan kekuasaan dan pengaruhnya dengan berbagai cara. Salah satunya lewat keinginan untuk membeli Greenland dari tangan Denmark. Entah ada maksud atau tujuan tertentu di balik hal tersebut, yang jelas upayanya tersebut terancam gagal karena tak disetujui oleh Denmark sebagai pemilik sah.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…