Beberapa daerah di Australia melegalkan praktik prostitusi jenis apa aja. Entah itu yang dilakukan oleh wanita atau yang dilakukan oleh pria. Yang harus dilakukan oleh pekerja ini adalah mendaftarkan izin kerja mereka (ya, kerja dalam bidang pemuasan nafsu.) ke lembaga terkait agar mendapatkan lisensi. Dengan begitu, apa yang dilakukan sudah dilindungi hukum. Jika di Indonesia, hal seperti ini tidak mungkin dilakukan.
Negara seperti Thailand memang tak secara gamblang melegalkan. Namun dalam hal film ranjang mereka memberi kelonggaran. Di beberapa negara bagian di Amerika, praktik seperti ini juga dianggap legal asal memiliki izin. Jika dilarang mungkin tak akan ada lagi majalah-majalah panas yang beredar di pasaran.
Well, mari kita menyempitkan tema. Prostitusi yang akan kita bahas kali ini yang dilakukan oleh pria. Hal yang kadang masih ditutupi meski nyata adanya. Berikut lima fakta yang harus anda tahu mengenai praktik prostitusi pria yang di Indonesia pun juga sudah mulai menjamur. Bersiaplah mendapati fakta yang mencengangkan!
Pekerja prostitusi pria dapat mengiklankan layanannya di majalah, atau bahkan situs lokal yang banyak dilihat orang. Iklan yang mereka pasang adalah legal dan tidak melanggar hukum. Pekerja ini akan memberikan kontak info agar bisa dihubungi oleh calon kliennya. Tak zamannya lagi mengiklan di Twitter. Mereka akan mengambil iklan premium yang tentu harganya mahal.
Pekerja ini biasanya memajang foto tubuh yang menarik banyak orang. Kadang memberikan sample video untuk lebih meyakinkan. Di Indonesia, hal semacam ini juga terjadi, namun dalam lingkup yang sempit. Tidak diiklankan di majalah atau malah koran lokal. Bisa ditangkap Polisi besoknya.
Berbeda dengan pekerja prostitusi wanita yang pelanggannya mayoritas pria meski dari berbagai umur. Pekerja prostitusi pria biasanya bisa melayani dua jenis kelamin. Ya, meski tak semuanya melakukan hal ini. Ada juga pekerja yang takut melayani klien yang jenis kelaminnya sama dengannya. Entah takut dicap tidak normal oleh rekannya atau hasratnya jadi menyimpang.
Pekerja prostitusi pria biasanya lebih eksklusif. Dan hanya kalangan atas saja yang mampu menggunakannya. So, agak sulit mendapatkan atau membedakan mana saja yang melayani dua jenis kelamin kliennya. Meski demikian, mereka tetap bekerja profesional. Karena jika sampai mengecewakan klien, reputasinya bisa habis dan karirnya selesai.
Satu hal yang wajib dimiliki oleh pekerja prostitusi pria adalah stamina dan hasrat yang harus prima. Mereka dituntut untuk bisa menjalani fungsinya setiap ada klien yang membutuhkan. Padahal kadang untuk bisa “berdiri” saja butuh tantangan yang tinggi. Terutama jika mendapati klien yang tidak proporsional badannya. Jadi, siapa pun yang membayar pekerja ini harus melakukan dengan baik.
Jika tidak mampu melakukan hal ini biasanya mereka mengkonsumsi obat-obatan. Efeknya bisa bertahan lama, namun tak baik bagi kesehatan mereka. For your information, mereka akan melakukan latihan atau melakukan metode agar ketahanan bertambah. Jangan dibilang jadi pekerja seperti enak. Dibayar banyak juga dapat berhubungan badan setiap hari. Kenyataannya mereka justru kesulitan.
Masalah pekerja prostitusi pria tak hanya berkutat di bidang organ yang bisa berdiri. Namun juga kesehatan luar dalamnya. Mereka bekerja dengan banyak klien dalam berbulan hingga tahun. Terlebih jika pernah berhubungan badan tanpa menggunakan pengaman. So, di waktu-waktu tertentu mereka wajib memeriksakan kesehatannya. Jika tidak mungkin lisensinya bisa diambil.
Dokter akan memeriksa kesehatan kelamin dari luar hingga dalam. Jika ditemukan penyakit mereka akan diminta berhenti sementara untuk menyembuhkan penyakitnya. Jika sampai diketahui mengalami STD tapi masih bekerja, mereka akan dituntut. Semuanya serba diperhitungkan dengan baik. Enggak asal kerja dan dapat uang.
Apa yang didapatkan oleh pekerja prostitusi pria tak sebanyak wanita. Hal ini adalah fakta. Karena pelanggan pekerja ini adalah orang yang eksklusif. Tidak sembarang orang yang bisa jadi klien pekerja wanita. Meski demikian, pekerja pria menikmati perannya karena tak begitu mendapat stigma buruk oleh masyarakat.
Pekerja prostitusi wanita akan gampang mendapat stigma negatif dari banyak orang. Mereka tidak terselubung dengan rapi saat bekerja. Masyarakat masih mengenal jika pekerja dalam bidang kotor ini dilakukan oleh wanita. Pria hanya sebagai klien saja. Namun kenyataannya pria juga banyak yang menjadi pekerjanya.
Itulah sekelumit fakta tentang pekerja prostitusi pria. Beberapa sangat mengejutkan seperti bisa diiklankan, hingga bisa melayani pria juga. Well, menurut anda, pekerjaan seperti ini diperlukan atau tidak di dunia ini?
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…