in

E-6B Mercury, Pesawat ‘Anti Kiamat’ dan Tahan Nuklir AS yang Justru Keok Ditabrak Burung

Sebagai negara adidaya, Amerika Serikat rupa-rupanya tak lelah untuk terus berinovasi di bidang teknologi, khususnya transportasi udara dengan sistem yang canggih. Wujud dari terobosan IPTEK itu pun direalisasikan lewat keberadaan Boeing E-6B Mercury, sebuah pesawat ‘anti-kiamat’ yang dirancang bisa lolos dari serangan nuklir.

Perang nuklir yang memang kerap diidentikkan sebagai kiamat bagi dunia, membuat pihak AS yang diwakili oleh komando Angkatan Laut menciptakan pesawat tersebut. Meski mengusung spesifikasi untuk bertahan hidup dari perang nuklir, siapa sangka jika E-6B Mercury buatan Boeing itu justru takluk karena ditabrak burung. Kok bisa sih?

Pesawat canggih yang dirancang untuk bertahan dari serangan nuklir

E-6B Mercury adalah Boeing 707 yang difungsikan sebagai pesawat komando Angkatan Laut AS jika terjadi perang nuklir. Tiap sistemnya dirancang secara seksama untuk bertahan hidup dari dampak bom nuklir yang meledak di bawahnya, tulis Center for the National Interest, sebuah think tank kebijakan publik yang berbasis di Washington, D.C.

Mengusung kode TACAMO (“Take Charge and Move Out”, pesawat ini difungsikan sebagai penghubung komunikasi saat terjadi perang nuklir, di mana NCA akan dihubungkan dengan pasukan rudal balistik angkatan laut AS selama masa krisis. Dilansir dari laman Navy.mil, E-6B Mercury membawa sistem komunikasi frekuensi sangat rendah dengan antena jalur ganda.

Menjadi pos komando strategis di udara yang bisa meluncurkan rudal antarbenua

Keberadaan E-6B Mercury sejatinya dirancang untuk menggantikan armada EC-135 yang telah berusia tua. Tak hanya itu, pesawat itu juga difungsikan sebagai pengganti Pos Komando Lintas Udara Angkatan Udara yang dulu diemban oleh EC-135. Karena posisinya yang strategis, E-6B Mercury dilengkapi dengan sistem kontrol peluncuran udara (ALCS).

Singkatnya, ALCS mampu meluncurkan rudal balistik antarbenua darat AS jika diperlukan. Dilansir dari laman resmi Boeing, Angkatan Laut AS memberikan kontrak pengembangan skala penuh untuk E-6A pada tahun 1983, dan kemudian dilanjutkan prototipe E-6A diluncurkan dari pabrik Renton, Washington pada Desember 1986.

Pesawat anti nuklir yang ternyata rusak setelah ditabrak seekor burung

Uniknya, pesawat yang diklaim memiliki teknologi canggih dan tahan nuklir itu nyatanya bisa rusak karena hal sepele, yakni ditabrak oleh burung. Seperti yang diberitakan oleh Washington Post, menabrak salah satu dari empat mesin pesawat ketika mendarat pada 2 Oktober 2019

Ilustrasi E-6B Mercury saat dijaga oleh prajurit AU AS [sumber gambar]
Saat itu, E-6B Mercury hendak melakukan manuver touch-and-go atau pesawat mendarat dan kemudian lepas landas lagi tanpa berhenti total. Tiba-tiba, seekor burung menabrak salah satu dari empat mesin pesawat. Alhasil, Angkatan Laut AS menyatakan insiden tersebut sebagai “kecelakaan Kelas A,” yang berarti peristiwa yang menyebabkan kerugian lebih dari US$ 2 juta, kematian atau cacat permanen,

BACA JUGA: 5 Fakta E-4B Doomsday, Pesawat Amerika yang Digadang Dapat Selamat dari Kiamat

Secanggih-canggihnya sebuah teknologi, tentu masih ada banyak kelemahan di dalamnya. Kisah di atas sejatinya merupakan sebuah pelajaran yang penting, yakni jangan silau dan terlampau bangga dengan benda bikinan manusia, meski hal tersebut diembel-embeli tahan nukir, anti-kiamat dan sebagainya.

Written by Dany

Menyukai dunia teknologi dan fenomena kultur digital pada masyarakat modern. Seorang SEO enthusiast, mendalami dunia blogging dan digital marketing. Hobi di bidang desain grafis dan membaca buku.

Leave a Reply

Sleep Apnea, Gangguan Tidur yang Bisa Membuat Seseorang Gagal Jantung Jika Dibiarkan

Wali Kota Bandung Akan Gantikan Gawai dengan Anak Ayam, Netizen: Sekalian Ternak?