Tahun 2013 lalu, jumlah orang meninggal di jalan lantaran kecelakaan mencapai angka 27 ribu. Jumlah ini diklaim lebih banyak dari pada korban penyakit mematikan seperti jantung dan TBC yang dikatakan sebagai pembunuh terbesar masyarakat Indonesia. Dari jumlah tersebut, didapatkan angka rata-rata sekitar 80 orang meninggal tiap harinya. Sangat mengerikan, bukan?
Baca Juga : Sejarah Ojek di Indonesia dari Zaman Dahulu Hingga Sekarang
Dari jumlah kematian tersebut, dipastikan jika korban terbanyak adalah pemotor. Sebenarnya hal ini tak begitu mengherankan jika melihat potret para pengendara motor di Indonesia. Ya, tak taat aturan, ugal-ugalan, dan menganggap enteng tiap larangan adalah pemandangan yang sudah biasa ditemui di jalan. Sehingga mungkin kita bisa meraba-raba sendiri jika angka kecelakaan pemotor masih akan tinggi, mengingat kesadaran yang tak kunjung naik.
Nah, berikut adalah fakta-fakta yang kerap dijumpai di jalan dan seringkali jadi biang dari kecelakaan sampai menghilangkan nyawa. Jika anda melakukan yang semacam ini, segera hentikan karena fatal akibatnya, terutama bagi diri sendiri.
Stoplamp memang harus yang kelihatan agar pengemudi lain bisa aware dan tidak terjadi kecelakaan. Namun demikian, bukan jadi alasan untuk memasang lampu belakang berwarna putih. Sekarang ini mulai banyak motor-motor dimodifikasi seperti ini. Padahal tingkat bahayanya luar biasa tinggi.
Ketika siang hari terik, lampu belakang putih tidak akan terlalu kelihatan. Alhasil, ketika berhenti mendadak pengemudi belakang pun jadi kurang waspada. Akhirnya kecelakaan pun terjadi. Malam hari juga tak kurang bahayanya. Ketika malam lampu belakang yang berwarna putih ini akan menyilaukan pengendara yang ada di belakang. Kejadian kecelakaan lantaran hal ini juga masih sering terjadi. Hentikan hal semacam ini karena akan membahayakan. Alih-alih keren, lampu belakang berwarna putih akan jadi bumerang.
Tabiat para pengendara kita memang begini. Ketika ada kesempatan untuk melintas padahal panel digital lampu merahnya sudah kuning, ya sudah terobos saja. Malas menunggu lampu merah dijadikan alasan melakukan aksi yang bisa bikin nyawa hilang seketika itu.
Seringkali kecelakaan juga disebabkan karena hal ini. Yang dari arah berlawanan tancap gas terus, padahal di sisi yang lain sudah akan menyala lampu hijaunya. Tahu sendiri bagaimana kelakuan para pemotor ketika lampu hijau. Sudah mirip start-nya MotoGP. Tabrakan tak terhindarkan hanya gara-gara tak mau menunggu lampu merah yang bahkan tak sampai 2 menit.
Namanya juga mengemudi, maka yang namanya fokus harus jadi prioritas. Alasannya agar kita bisa taktis ketika ada apa-apa di jalan. Sehingga selamat dari hal-hal yang membahayakan. Namun orang-orang sudah sok jago sekarang dengan menganggap fokus hanya untuk mereka yang baru belajar naik motor.
Lalu kemudian malah makin menjadi dengan mainan smartphone. Alhasil, konsentrasi terbagi dan tidak bisa intuitif saat berkendara dan akhirnya kecelakaan. Perlu diketahui, angka kecelakaan tinggi penyebab spesifiknya adalah bermain alat komunikasi sewaktu berkendara. Yang bikin gregetan, sudah tahu membahayakan tapi ketika diperingatkan malah sok jagoan. Padahal ini juga untuk kebaikan dirinya.
Alasan lain kenapa kita harus berkonsentrasi di jalan, adalah bisa melakukan manuver dengan enak dan presisi. Apalagi kita dihadapkan dengan mobil-mobil besar yang notabene butuh hitung-hitungan untuk menyalip dan sebagainya. Sayangnya, banyak yang asal geber motor tanpa melakukan hal ini terlebih dahulu. Kecelakaan mengerikan pun tak bisa dihindari.
Memang kita harus bisa mengukur laju plus jarak kendaraan sehingga bisa terlewati dengan aman. Bila tidak ya sudah tunggu waktu yang tepat sampai ada kesempatan untuk menyalip. Memaksa bermanuver akan sangat membahayakan nyawa. Meskipun misalnya tak tertabrak kendaraan di depan, sangat mungkin kita oleng karena terlalu mepet dan akhirnya jatuh kemudian digilas kendaraan yang ada di belakang. Maka berhati-hatilah.
Hanya hal opsional saja memakai pelindung kaki dan lutut ketika berkendara. Namun untuk pelindung kepala alias helm, hukumnya wajib. Helm adalah satu-satunya pelindung kepala kita, tanpanya apa yang kita andalkan ketika terjadi kecelakaan? Sayangnya banyak pemotor yang masih saja tak paham pentingnya benda satu ini.
Tidak memakai helm pun alasannya macam-macam. Biasanya yang paling sering adalah karena tempat yang dituju dekat. Sekarang, apa kita bisa memprediksi di jalan benar-benar aman? Sama sekali tidak. Yang makin miris lagi, anak-anak justru yang sering tak dipakaikan helm. Ya, meskipun dalihnya sama, yaitu jarak dekat, hal semacam ini juga jadi potret egoisme orangtua yang lebih mementingkan keselamatan dirinya sendiri.
Gengsi pemotor kita itu tinggi sekali, khususnya mereka yang motornya bagus dan mewah. Bukti nyatanya adalah kasus Pawai Harley yang diberhentikan seorang pesepeda beberapa waktu lalu. Lewat kejadian ini pula bisa disimpulkan jika mereka, para pemotor yang kelasnya tinggi, memanglah arogan. Tak hanya ketika pawai, saat berkendara solo di jalan hal tersebut juga seringkali ditunjukkan.
Ya, aksi overtaking meliuk-liuk seringkali dilakukan oleh mereka yang punya motor gede atau sport. Padahal aksi semacam ini tentu saja membahayakan. Apalagi jalannya memanglah padat. Jika ditanya, alasannya karena motornya berat sehingga bawanya harus cepat. Ya, ini memang benar, namun harus diingat pula jika jalanan kita padat. Sangat egois sekali kalau mementingkan diri sendiri kemudian mengorbankan banyak orang.
Setiap tahunnya jumlah motor baru yang turun ke jalan makin banyak. Itu artinya, banyak pula pemula yang baru naik motor. Sayangnya, para pemotor baru ini juga jadi alasan kenapa banyak kecelakaan di jalan. Dan seringkali korbannya adalah mereka sendiri.
Banyak pemotor baru yang belum benar-benar bisa mengendalikan motornya dan maksa ke jalan. Sehingga mereka sering melakukan kesalahan-kesalahan yang kadang berakibat fatal. Entah berjalan ke tengah dan sangat pelan, tidak bisa menguasai kendaraan di jalanan tertentu dan sebagainya. Bekali diri dengan skill mengendara mumpuni terlebih dahulu sebelum kemudian turun ke jalan. Tak mengindahkan hal semacam ini maka nyawa lah yang jadi taruhannya.
Baca Juga : Fakta Kebiasaan Buruk Pengendara Motor di Indonesia
Ya, beginilah potret para pemotor kita dan mirisnya hal tersebut masih saja sering ditemui. Mengendara memang sejatinya pergi dari satu tempat ke tempat lain. Namun selama perjalanan itu sebenarnya nyawa kita jadi taruhan. Berkendara di jalan seperti masuk ke dalam hutan, kalau tanpa persiapan maka habis sudah kita dimangsa.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…