Hari ini mungkin Eropa bisa dibilang menjadi benua yang paling nyaman untuk ditinggali. Tapi, berkaca kepada apa yang terjadi di abad 13 lalu, benua biru adalah tempat paling buruk di dunia. Bukan karena peradabannya yang masih tertinggal, tapi Eropa kala itu tengah digempur dengan mimpi buruk yang bernama Black Death.
Black Death sendiri merupakan sebuah wabah penyakit yang sangat mematikan. Gara-gara ini Eropa nyaris jadi tanah tak bertuan karena penduduknya dihabisi si Kematian Hitam. Diperkirakan sekitar sepertiga dari total penduduk Eropa tewas. Bahkan ada pula yang mengatakan dua pertiga dari semua penduduk. Benar-benar mimpi buruk yang sangat mengerikan.
Lalu, kenapa wabah ini bisa terjadi dan bagaimana cara orang Eropa bisa benar-benar lepas dari kutukan mematikan ini? Ketahui jawabannya lewat ulasan berikut.
Sempat disinggung di bagian pembuka, wabah Black Death menghabiskan sekitar sepertiga populasi penduduk Eropa. Pertanyaannya adalah berapa jumlah pasti dari korban wabah ini. Para peneliti menduga jika penduduk yang tewas karena penyakit itu sekitar 75-200 juta jiwa.
Tentu saja jumlah ini sangat gila. Bahkan perang terdahsyat sepanjang masa yakni Perang Dunia Dua jumlah korbannya tak lebih besar, yakni 62 juta jiwa. Kalau dilihat dari statistik penduduk sekarang, total korban Black Death sama seperti seluruh jumlah penduduk Brasil.
Peneliti melakukan kajian selama bertahun-tahun untuk menemukan siapa yang bertanggung jawab atas tragedi matinya 200 juta orang itu. Akhirnya disimpulkan jika Black Death disebabkan oleh semacam bakteri bernama Yersinia Pestis. Bakteri ini diduga dibawa oleh lalat dan disebarkan oleh tikus-tikus rumah.
Sangat masuk akal kalau wabah ini terjadi. Pasalnya, penduduk Eropa dulu sanitasinya memang buruk. Apalagi untuk rumah dan lingkungan orang-orang yang kurang berada. Meskipun sudah terbukti, ada beberapa ahli yang masih belum bisa percaya jika Black Death disebabkan oleh tikus.
Tahap awal penyakit ini adalah dengan kontak langsung antara tikus dan manusia, kadang bisa juga serangga. Proses kontaknya sendiri kebanyakan lewat gigitan. Nah, dari sini kemudian korban akan merasakan sakit yang luar biasa dibarengi dengan proses pembekakan parah di sekujur tubuhnya.
Bengkaknya sendiri bisa dibilang ekstrem. Ada yang sebesar telur sampai apel. Sangat mengerikan. Kondisi ini takkan berubah sampai seminggu ke depan. Nah, kalau dalam rentang waktu ini tidak ada upaya penyembuhan, maka korban dipastikan akan mati. Inilah yang dialami jutaan korban Black Death. Sungguh ngeri!
Ketika wabah mengerikan ini muncul, para dokter bukannya diam saja, melainkan sudah mengusahakan sebisanya. Hanya saja keterbatasan ilmu kedokteran mereka kala itu akhirnya berujung pada teknik pengobatan yang benar-benar tak masuk akal. Ya, untuk terhindar dari si Kematian Hitam, dokter menyarankan kepada pasiennya untuk mengenakan semacam topeng khusus.
Bentuk topeng ini mirip seperti burung dengan bagian penutup hidung yang runcing. Fungsi dari bentuk topeng ini sendiri adalah agar di bagian dalam paruhnya bisa diletakkan lavender untuk bebauan. Inilah satu-satunya teknik pengobatan terhadap Black Death saat itu dan tentu saja ini sama sekali tak berpengaruh apa pun.
Ketika wabah sudah semakin menggila dan orang-orang sudah tak tahu lagi harus melakukan apa, kemudian mulai muncul asumsi-asumsi nyleneh tentang wabah mematikan itu. Ya, sebagian orang sudah tak lagi menganggap ini sebagai penyakit melainkan kutukan Tuhan.
Terlepas dari apakah memang mereka telah melakukan dosa-dosa besar, dari kacamata sains dan kedokteran hal tersebut tentu saja sama sekali tidak berhubungan. Anggapan Black Death sebagai kutukan Tuhan semakin kuat di masyarakat. Hingga akhirnya memunculkan asumsi baru jika kemurkaan Tuhan itu terjadi lantaran orang-orang Yahudi.
Wabah ini sendiri bertahan cukup lama di Eropa, hampir sekitar empat tahun. Di masa itu, si benua biru benar-benar seperti diporak-porandakan. Ngerinya lagi, ketika Eropa usai dengan wabah ini, Black Death pun juga menyerang sampai India dan Tiongkok. Benar-benar masa yang memilukan. Sempat orang-orang berpikir saat itu adalah masa di mana kiamat akan segera datang.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…