Korea Utara adalah salah satu negara yang tidak memberikan akses bebas pada media. Hal ini dilakukan guna menjaga berbagai macam rahasia negara misterius tersebut. Tak banyak masyarakat yang tahu bagaimana sesungguhnya kehidupan di Korea Utara. Termasuk bagaimana kehidupan di penjara, tidak ada yang mengetahui persis apa yang terjadi di dalamnya.
Namun baru-baru ini, terkuak fakta-fakta mengerikan tentang kehidupan di dalam kamp penjara negara itu. Hal tersebut diungkapkan oleh mantan sipir wanita Korea Utara bernama Lim Hye-jin. Menurut Lim, tindakan-tindakan tak manusiawi itu bahkan membuatnya trauma. Mulai dari pemenggalan, pemerkosaan, hingga pembakaran manusia terjadi di penjara yang dijuluki kamp kematian itu.
Hukuman Penggal Bagi Napi yang Ketahuan Lari
Menurut Lim Hye-jin, banyak kejadian sadis dan mengerikan dialami oleh narapidana (napi) di kamp kematian. Salah satunya adalah pembunuhan terhadap tujuh anggota keluarga. Hal ini dilakukan sebab dua orang dari keluarga tersebut berhasil melarikan diri dan lolos dari penjara. Tak berhenti di situ, saat dua orang napi yang kabur belum kembali, napi-napi lain yang tak bersalah dipukuli sebagai balas dendam dari pelarian dua orang. Dan saat dua napi buronan tersebut ditemukan, keduanya dipenggal dihadapan banyak orang. Tujuannya, agar napi lain jera untuk melakukan tindakan yang sama. Hal mengerikan itu sempat membuat Lim trauma dan tidak sanggup makan hingga berhari-hari.
Pemerkosaan hingga Pembunuhan Perempuan yang Berstatus Musuh Negara
Hal lain yang diungkapkan Lim adalah kekerasan seksual dan pemerkosaan pada napi perempuan yang dilabeli tahanan politik. Napi-napi yang berstatus musuh negara tersebut diperlakukan layaknya hewan. Dilansir Mail On Sunday Lim menceritakan sebuah insiden di mana napi perempuan ditelanjangi, diperkosa, untuk selanjutnya dibakar setelah menyelesaikan proses interogasi oleh seorang aparat penjaga. Tindakan pemerkosaan dan pembunuhan ini dilakukan secara rutin bagi napi perempuan tahanan politik
Aparat Keamanan Penjara Tidak Memiliki Simpati
Aparat keamanan penjara sengaja dibentuk untuk tidak memiliki simpati kepada tahanan. Caranya dengan memberikan informasi kejahatan mengerikan yang telah dilakukan napi. “Kami diberitahu bahwa mereka telah melakukan kejahatan yang mengerikan. Sekarang saya tahu mereka orang normal, jadi saya merasa bersalah,” jelas Lim yang dilansir dari IB Times (1/5/2017)
Napi Melakukan Pekerjaan Berat
Diperkirakan di seluruh Korea Utara ada sekitar 80 ribu hingga 120 ribu orang di lebih dari 20 kamp kerja paksa. Kamp-kamp tersebut sudah berdiri sejak masa Kim II-sung pemimpin pertama Korea Utara yang berkuasa. Napi-napi dipaksa melakukan pekerjaan berat di antaranya berkaitan dengan tambang. Saking beratnya pekerjaan yang diemban, beberapa napi menjadi cacat bahkan ada yang meninggal dalam kecelakaan kerja.
Napi Menderita Kelaparan Hingga Memakan Hewan
Bukan hanya disiksa dan dikuras tenaganya, para napi juga dibiarkan kelaparan sebab keberadaan makanan yang langka. Akhirnya, beberapa napi rela mengkonsumsi apa saja di sekitarnya termasuk hewan-hewan seperti ular. Beberapa napi lainnya meninggal sebab kelaparan. Namun seorang bernama Ahn Myung-Chul (mantan penjaga perjara) mengungkapkan bahwa mereka yang meninggal adalah orang-orang yang beruntung. Sebab apa yang dialami napi adalah perbudakan di zaman modern.
Dan ternyata para nara pidana di Korea Utara bukanlah orang-orang yang telah melakukan kejahatan, mereka dihukum sebab terkait dengan pihak yang diyakini mengancam rezim Pyongyang. Sayangnya, tentang hal ini dunia tak bisa berbuat banyak mengingat Korut adalah negara yang sangat tertutup dan tak mau diintervensi bahkan untuk hal-hal baik.