Penyebaran virus corona yang mewabah di Wuhan dan kota-kota sekitarnya, membuat China menjadi perhatian dunia saat ini. Diketahui, jenis penyakit tersebut merupakan varian baru yang diberi kode 2019-nCoV atau New coronavirus. Karena merupakan strain (jenis) yang baru, banyak korban berjatuhan karena obatnya belum ditemukan.
Tak banyak yang tahu, virus di atas mirip dengan wabah Middle East Respiratory Syndrome (MERS) di Arab Saudi, dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) yang pernah menular hingga ke Indonesia. Hal ini pertama kali berhasil diidentifikasi oleh seorang ilmuwan muslim asal Mesir yang bernama Prof Dr Ali Mohamed Zaki. Lantas, bagaimana sepak terjangnya?
Jauh sebelum varian virus new corona (2019-nCoV ) menyebar di Wuhan, China, Ali berhasil mengindentifikasi sebuah virus yang kala itu belum diketahui. Pria kelahiran 1 Desember 1953 itu, sempat mengisolasi flavivirus baru yang lahir dari kutu dan disebut alkhurma pada 1997 silam.
Dilansir dari News.detik.com (28/01/2020), dirinya juga berhasil menemukan virus corona yang menjadi penyebab MERS di Arab Saudi. Saat itu, Ali menjabat sebagai kepala laboratorium virus rumah sakit Dr Soliman Fakeeh, Jedah, Arab Saudi. MERS sendiri sempat diyakini ditularkan dari unta meski kelelawar dianggap kuat sebagai inang dari virus.
Pengalaman berharga Ali adalah saat dirinya tengah memeriksa pasien penderita pneumonia akibat serangan virus. Saat menjalani tes demi tes, hasilnya ternyata dinyatakan negatif. Tak puas, Ali pun mengirim sampel ke laboratorium virologi terkemuka di Erasmus Medical Centre di Rotterdam, Belanda.
Dilansir dari Theguardian.com (15/03/2015), sampel tes menunjukkan hasil bahwa virus penyebab pneumonia itu berasal dari keluarga patogen yang disebut coronavirus atau virus corona. Diketahui, penyakit tersebut tak hanya mengakibatkan demam tapi juga menimbulkan SARS. Hingga pada 2002 silam, SARS menyebar hingga ke 37 negara dunia.
Nama Prof Dr Ali Mohamed Zaki kemudian viral di Indonesia lantaran dirinya dianggap sebagai penemu virus corona. Sayangnya, hal tersebut keliru karena yang ditemukan adalah virus pemicu Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) yang kala itu menjadi wabah di Arab Saudi. Jelas hal ini sangat berbeda dengan novel coronavirus (2019-nCoV) yang kini tengah merebak di Wuhan, China.
Banyak yang terkecoh dengan nama corona di belakang virus dan kemudian dipahami secara ‘pukul rata’ oleh netizen awam. Padahal meski secara penulisan sama, namun jenis-jenisnya sangat berbeda. Baik itu SARS, MERS, dan 2019-nCoV yang kini jadi sorotan, tak memiliki keterkaitan secara langsung.
BACA JUGA: Menilik Hobi Santap Ekstrem di China yang Dicurigai jadi Penyebab Virus Corona
Sosok Prof Dr Ali Mohamed Zaki dikenal publik lantaran keberhasilannya mengidentifikasi virus corona yang kala itu menyebabkan MERS dan SARS yang juga dikenal menular. Merujuk dari riwayat hidupnya yang dilansir dari Esveg.org [PDF], dirinya merupakan peneliti sekaligus akademisi yang mengabdikan dirinya di bidang molekular dan diagnosa infeksi virus.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…