Belitan kemiskinan, terkadang membuat manusia nekat berbuat apa saja demi terbebas dari belenggu tersebut. Namun, hal itu tak berlaku bagi sosok Dewi Yuliawati. Berangkat dari keluarga sederhana, ia berusaha bangkit dari keterpurukan ekonomi itu dengan mengantungkan cita-citanya menjadi seorang atlet.
Sempat diminta menjadi TKW oleh kedua orang tuanya, Dewi pun akhirnya bersyukur karena tak jadi memenuhi hal tersebut. Berkat prestasinya pada cabang olahraga dayung, Dewi yang sukses lolos ke Olimpiade Brasil ewat jalur kualifikasi pada nomor Single Sculls (W1X), akhirnya bisa menatap masa depannya dengan kepala tegak. Meski demikian, lika-liku perjuangan hidupnya sebelum menjadi atlet sangat menguras air mata.
Tinggal berhimpitan dalam gubuk di kawasan Muara Angke
“Emak dan bapak sudah lebih sering di kampung karena ada rencana relokasi Muara Angke. Kalau ada rencana kumpul bareng kami ke sana,” kata Dewi yang dilansir dari sport.detik.com.
Jalan terjal menjadi seorang atlet dayung
Sempat menjadi buruh pengupas kerang agar bisa latihan
“Kalau kerjaan enggak keburu, saya minta teman yang sama-sama latihan buat nalangin ongkosnya dulu. Kalau enggak ya nebeng,” ucapnya yang dilansir dari sport.detik.com.
Derita Dewi yang sempat membuatnya hampir menyerah
Ada suatu masa, di mana Dewi sempat terpuruk dan hampir menyerah. Selain ia dirayu kedua orang tuanya agar menjadi seorang TKW, Dewi juga dihadapakkan persoalan sulit saat ayah dan ibunya jatuh sakit. Praktis, ia langsung menjadi tulang punggung keluarga pada saat itu. Padahal, ia masih ingin melanjutka sekolah dan cita-cita sebagai atlet. Beruntung, kedua guru sekolah Dewi akhirnya berinisiatif membiayai pendidikannya. Dengan syarat ia harus tetap giat berlatih dayung. Saat latihan pun, dirinya sempat kesetrum kabel milik PLN. Beruntung, ia selamat dan kondisinya semakin membaik dari hari ke hari.
“Saya senang dan bangga, Dewi kondisi semakin membaik, semangat terus untuk dapat segera mengikuti Pelatnas kembali, dan terus mengejar mimpi kibarkan merah putih di Asian Games,” kata Menpora Imam Nahrawi yang dilansir dari kemenpora.go.id.
Prestasi Dewi yang bahagiakan kedua orang tuanya
“Emak dan Bapak juga bisa lebih santai pulang kampungnya karena saya bisa kirim uang bulanan buat mereka,” ucap Dewi yang dilansir dari sport.detik.com.
Luar bisa memang perjuangan Dewi di atas. Meski berangkat dari keluarga sederhana dengan segala keterbatasan yang ada, hal tersebut malah menjadi pengungkit sukesnya di masa depan. Dari berbagai persitiwa yang ia alami, kita bisa belajar. Seburuk apapun kondisi yang terjadi pada diri kita, percayalah, hal tersebut adalah salah satu proses agar kita menjadi lebih matang di masa depan. Jangan menyerah, itulah kuncinya.