in

Etika Pergaulan yang Harus Anda Pelajari Sebelum Berkeliling Dunia

Kebiasaan Menyentuh Ujung Kaki di India
Kebiasaan Menyentuh Ujung Kaki di India

Siapa yang tidak mau berkeliling dunia, menjelajahi tempat-tempat baru dan bertemu dengan orang dari latar belakang yang berbeda? Jika memiliki kesempatan dan biaya yang cukup rasanya semua orang pasti mau berkeliling dunia. Tidak hanya untuk mengunjungi tempat-tempat menarik, berkeliling dunia juga akan mengajarkan kita budaya dan kebiasaan yang ada di belahan negara lain.

Sebelum anda memulai langkah anda untuk berkeliling dunia, anda harus mempelajari sedikit tentang budaya yang ada di negara tujuan anda, terlebih pola sosialisasi orang di tempat tersebut. Jangan sampai kita melakukan sesuatu yang dianggap tabu atau tidak sopan. Berikut beberapa etika unik yang berlaku di negara-negara lain yang mungkin akan membuat anda sedikit bingung.

1. Taarof, Kebiasaan Berbasa-Basi di Iran

Meski sebenarnya kebanyakan manusia tidak suka berbasa-basi, namun tidak bisa dipungkiri bahwa kita sering melakukan basa-basi dalam kehidupan kita sehari-hari. Misalnya, ketika ditawari untuk makan siang di rumah seseorang, biasanya kita akan menolak terlebih dahulu dan baru akan ikut makan jika sudah diajak berkali-kali. Nah, kebiasaan ini ternyata menjadi “kode etik” pergaulan di Iran.

Taarof, Kebiasaan Berbasa-Basi di Iran
Taarof, Kebiasaan Berbasa-Basi di Iran

Seorang pedagang di Iran akan menolak bayaran dari pembeli yang kasta sosialnya lebih tinggi. Namun, semua orang Iran tahu, itu hanyalah basa-basi. Jadi, si pembeli akan memaksa untuk memberikan uangnya. Si pedagang akan menolak berkali-kali sebelum akhirnya mengantongi uang tersebut. Meski ini terkesan rumit dan membingungkan, cara berdagang seperti ini memang lumrah di Iran. Jadi, kalau kebetulan anda adalah pejabat penting dan akan berbelanja di Iran, siap-siap memaksa si pedagang untuk menerima uang anda.

2. Kebiasaan Menyentuh Ujung Kaki di India

Di Indonesia, setiap kita bertemu dengan orang yang lebih tua maka kita akan menjabat atau mencium tangan orang tersebut. Gestur itu merupakan wujud dari rasa hormat kepada orang yang dianggap memiliki lebih banyak pengalaman dalam hidup. Gestur ini lumrah di hampir semua bagian di Indonesia.

Kebiasaan Menyentuh Ujung Kaki di India
Kebiasaan Menyentuh Ujung Kaki di India

Namun di India, alih-alih menjabat tangan, jika anda bertemu dengan orang yang lebih tua maka anda harus menyentuh ujung kakinya. Dalam masyarakat India, gestur seperti ini dilakukan untuk menunjukkan bahwa orang yang lebih muda “bagaikan debu di telapak kaki” si orang yang lebih tua. Begini cara anda melakukannya; bungkukkan badan anda, sentuh kaki orang tersebut dan usapkan telapak tangan anda ke kepala. Sesudah melakukan gerakan tersebut, biasanya sang orang tua akan berkata, “semoga kamu panjang umur”.

3. Di Chile, Anda Harus Datang Terlambat

Semua orang pasti akan kesal jika ada yang terlambat. Di negara-negara maju ketepatan waktu adalah sesuatu yang sangat penting dan diprioritaskan oleh orang-orang. Jadi jangan heran jika anda berhadapan dengan orang Jepang dan anda terlambat, dia akan memelototi anda dan menjadi sangat marah. Bagi orang Jepang, terlambat satu menitpun adalah kesalahan fatal.

Di Chile, Anda Harus Datang Terlambat
Di Chile, Anda Harus Datang Terlambat

Namun di Chile, anda harus terlambat karena itulah peraturan tidak tertulis yang harus dipahami setiap orang. Misalnya anda diundang untuk makan malam pada pukul 8.00 maka anda diharapkan untuk datang pada pukul 8.15 atau bahkan 8.30. Datang lebih awal, atau datang tepat waktu akan dianggap “menganggu” karena membuat sang tuan rumah jadi terburu-buru menyiapkan makanan.

4. Bushido, Kebiasaan Bekerja Keras dan Sepenuh Hati di Jepang

Kalau anda tidak punya loyalitas tinggi dan kemuan yang keras, anda tidak akan suka bekerja atau tinggal di negara Jepang. Di negara ini, segala sesuatu harus tepat waktu dan tepat sasaran. Membuang-buang waktu dan bermalas-malasan adalah sikap tidak sopan yang akan mengundang tatapan aneh dari orang di sana.

Bushido, Kebiasaan Bekerja Keras dan Sepenuh Hati di Jepang
Bushido, Kebiasaan Bekerja Keras dan Sepenuh Hati di Jepang

Jika anda melakukan bisnis atau bekerja di Jepang, maka anda harus mengenal Bushido. Bushido adalah sikap yang menekankan kerja keras, loyalitas dan integritas. Hal ini telah berlaku sejak jaman Jepang kuno hingga sekarang. Jadi jangan heran jika angka kematian akibat bekerja terlalu keras cukup tinggi di Jepang. Bahkan, akhir-akhir ini pemerintah Jepang khawatir soal penduduk mereka yang bekerja terlalu keras.

5. Di Rusia, Anda “Harus” Mabuk

Rusia adalah negara konsumen alkohol paling tinggi di dunia. Rusia tampaknya sudah jatuh cinta sangat dalam dengan vodka, meski tahu bahwa minuman tersebut membuat angka kecelakaan dan kriminalitas di negara tersebut makin tinggi akibat alkohol. Salah satu penyebab utama kematian di Rusia juga akibat penyakit liver yang disebabkan alkohol.

Di Rusia, Anda "Harus" Mabuk
Di Rusia, Anda “Harus” Mabuk

Namun, tampaknya orang Rusia tidak pernah kapok. Mereka tetap meneruskan semua kebiasaan minum mereka yang tidak baik itu. Jika anda kebetulan berada di sebuah pesta bersama orang Rusia, anda tidak akan diperbolehkan meletakkan gelas alkohol di meja sebelum gelas itu kosong. Begitu gelas kosong diletakkan di meja, tanpa diminta, gelas anda akan terisi lagi dengan alkohol.

Meski menghormati kebiasaan dan budaya orang lain adalah keharusan, namun kita tidak harus mengikuti semua budaya di atas. Biasanya rakyat lokal juga mengerti bahwa tidak semua orang asing bisa berbaur dengan tradisi dan kebiasaan mereka. Pada akhirnya, saling menghormati adalah hal yang bisa menjembatani perbedaan anda.

Tidak hanya di negara-negara tadi, perbedaan tata cara bergaul juga terdapat di Indonesia. Bagaimana dengan tata cara bergaul khas daerah asal anda?

Written by Centralismo

Leave a Reply

Ternyata Nokia 8210 jadi idola para pengedar narkoba

Ternyata Nokia 8210 Ponsel Favorit Para Pengedar narkoba

Suasana di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan

Sidang Praperadilan Budi Gunawan Ditunda Seminggu