in

Edison Elopere, Warga Papua yang Tolong Pendatang Saat Meletusnya Kerusuhan di Wamena

Inilah mengapa berita bohong alias hoaks bisa memecah belah bangsa. Kerusuhan yang terjadi di sana terjadi karena dimulai oleh sebuah berita dari seorang guru yang konon mengeluarkan nada rasis. Karena hal tersebutlah, warga solid untuk menggelar aksi massa dan mendatangi sejumlah instansi pemerintah dengan beringas.

Ada banyak sekali kerusakan, mulai dari wilayah pekantoran, ruko, rumah warga, serta ada banyak nyawa yang melayang. Mayoritas yang menjadi sasaran dalam rusuh ini adalah para pendatang yang merupakan orang-orang dari luar Papua. Namun, di tengah hiruk pikuk dan takutnya para pendatang itu, masih ada orang lokal baik yang mau menolong para mereka mengungsi. inilah sosoknya.

Namanya Edison Elopere, pria baik hati yang menjadi malaikat penyelamat

Kerusuhan dan tindakan anarkis yang menyasar warga non-Papua ini menyisakan trauma tak hanya bagi para korban, tapi juga mereka yang merupakan orang asli Papua. Edison Elopere, pria berusia 38 tahun ini berusaha menyelamatkan diri dengan Merauke menumpang pesawat Hercules milik TNI-AU.

Rusuhnya Wamena [sumber gambar]
Namun, sebelumnya ia juga membantu para warga bersembunyi di rumahnya. Edison tinggal di Kompleks Pikhe, Kampung Likino, Distrik Hubukiak, Kabupaten Jayawiaya. Ia bekerja di salah satu perusahaan kontraktor. Edison mengatakan ada sekitar 200 orang (mayoritas suku Toraja dan Makassar) yang ia tolong bersama teman-temannya.

Suasana yang mencekam dan rumahnya yang terbakar

Melansir kumparan.com, di hari meletusnya kerusuhan itu dirinya memang sedang tidak bekerja dan ada di rumah saja. Ia baru tau kalau ada rusuh setelah melihat asap di langit. “Hari itu, saya di rumah beraktivitas seperti biasa. Saya sendiri baru tahu ada kerusuhan setelah lihat asap di langit. Awalnya saya pikir hanya tawuran anak sekolah.

https://youtu.be/nAyyyaL9lvI

Tapi tiba-tiba banyak orang sudah teriak-teriak dan ada yang bakar-bakar. Saya sempat panik, tapi saya putuskan berdiam diri di dalam rumah saja,” ucapnya seperti yang ditulis dalam kumparan. Namun, walaupun rumahnya sempat menjadi tempat persembunyian warga, hunian tersebut beserta perabot di dalamnya ludes juga dimakan api.

Melindungi warga dengan membuat pagar hidup

Nah, Edison tak sendiri, ia bekerjasama dengan beberapa orang temannya –yang salah satunya adalah aktivis HAM—untuk melindungi warga pendatang ini. Warga tak mungkin terus disembunyikan di dalam rumah dan gereja yang ada. Edison kemudian berinisitif membuat pagar hidup dengan bergandengan tangan, sementara di tengah-tengahnya ada warga pendatang yang berlindung.

Edison Elopere [sumber gambar]
Kepada para perusuh yang sudah ada di depan mereka Edison mengatakan kalau warga yang akan mereka selamatkan itu adalah saudara mereka juga. Untunglah 500 meter di depannya ada sekelompok polisi, yang kemudian menyelamatkan para pendatang ini.

Teman-teman Edison yang masih terjebak di dalam rumah

Setelah menyelamatkan warga pendatang ini, Edison kembali ke rumahnya dan menemukan hunian tersebut sudah habis dilalap si jago merah. Tapi, yang mengejutkan lagi ia menemukan bahwa teman-temannya masih ada di dalam rumahnya dan berlindung dari para perusuh.

Edison Elopere [sumber gambar]
Edison kemudian menyuruh mereka sementara berlindung di dalam gudang. Setelahnya, ia dan teman yang lain melakukan hal yang sama dengan membuat pagar hidup dan bergandengan tangan menantang para perusuh. Edison sendiri mengatakan kalau ia akan mempertaruhkan hidup dan matinya demi selamatnya para teman-teman mereka.

BACA JUGA: Papua Kembali Ricuh, 5 Fakta Kerusuhan di Wamena Ini Bikin Orang Perantauan Kocar-kacir

Edison adalah satu dari banyak orang yang masih sadar bahwa rasa kemanusiaan itu masih ada. Tak peduli apapun suku, bahasa, dan darahnya kita ini adalah saudara. Semoga keadaan segera membaik dan tak ada lagi hoaks yang memicu warga bertindak anarkis ya.

Written by Ayu

Ayu Lestari, bergabung di Boombastis.com sejak 2017. Seorang ambivert yang jatuh cinta pada tulisan, karena menurutnya dalam menulis tak akan ada puisi yang sumbang dan akan membuat seseorang abadi dalam ingatan. Selain menulis, perempuan kelahiran Palembang ini juga gemar menyanyi, walaupun suaranya tak bisa disetarakan dengan Siti Nurhalizah. Bermimpi bisa melihat setiap pelosok indah Indonesia. Penyuka hujan, senja, puisi dan ungu.

Leave a Reply

Dilantik Jadi Ketua DPR, Inilah Prestasi Puan Maharani yang Terpilih Jadi Wakil Rakyat

Fakta DPR Terpilih 2019-2024 yang Akan Membuatmu Tercengang