Kalau merujuk kepada istilah populernya, Death March adalah kondisi di mana sekumpulan orang dipaksa untuk melakukan perjalanan jauh dan selama masa itu mereka kerap menerima siksaan, bahkan juga dibunuh. Death march biasanya dilakukan dengan berjalan kaki untuk menuju destinasi yang sangat jauh.
Death march sendiri biasanya dialami oleh para tawanan perang atau para pengungsi yang diusir. Seperti yang sempat disinggung, kerap kali banyak yang mati ketika melakukan ini. Penyebabnya sendiri beragam, mulai dari kelelahan, kelaparan, sakit, sampai tertinggal kawanan. Ngerinya lagi, para pasukan yang mengiringi perjalanan panjang itu juga kerap berbuat sewenang-wenang. Mulai dari perlakuan fisik yang super kejam, sampai membunuh hanya untuk bersenang-senang.
Tercatat ada beberapa death march yang pernah terjadi dalam sejarah. Semuanya sangat mengerikan dan jadi bukti manusia bisa lebih keji daripada hewan. Simak ulasannya berikut.
Selama tahun 1942-1943 Jepang berhasil memenangkan beberapa pertempuran di Singapura. Dari hasil peperangan ini mereka menawan setidaknya 2.345 prajurit sekutu yang terdiri dari Inggris dan Australia. Dari tempat awal, kemudian para tawanan ini dipindah ke Sandakan, Sabah, untuk dipaksa bekerja membangun sebuah bandara.
Selama perjalanan, Jepang makin menjadi-jadi. Mereka menyiksa dan membunuhi para tawanan. Hingga akhirnya hanya tersisa 38 orang saja yang nantinya juga dibantai ketika sampai ke Ranau. Untungnya, beberapa tawanan berhasil lolos dan akhirnya memberikan kesaksian. Beberapa komandan Jepang yang terlibat pun akhirnya digantung sebagai hukuman.
Tak hanya Sandakan, Jepang ternyata juga pernah melakukan death march lain sebelum itu. Kali ini korbannya adalah tawanan Filipina dan Amerika. Mereka dipaksa untuk berjalan kaki sepanjang 97 kilometer dari Mariveles ke Camp O’Donnel di Capas, Filipina. Jepang ketika itu memperjalankan sekitar 80 ribuan orang.
Perjalanan kematian ini setidaknya membuat hampir 10 ribuan orang mati. Rata-rata tewas karena dibunuh dalam perjalanan. Atas kejadian ini, Jepang pun kemudian dipaksa untuk mempertanggungjawabkannya di mahkamah internasional. Beberapa jenderal besar dihukum gantung pada tahun 1948.
Tak hanya Jepang, ternyata Nazi Jerman juga pernah melakukan sebuah death march. Korbannya sendiri adalah para Yahudi yang sebelumnya dikurung di berbagai kamp konsentrasi. Alasan dari death march Nazi ini adalah karena Jerman saat itu sedang dalam posisi tidak menguntungkan. Beberapa wilayah kekuasaan mereka sudah mulai dikuasai oleh Soviet dan sekutu.
Perang Dunia II berakhir dengan kekalahan Jerman. Meskipun demikian, cukup banyak penduduk negeri Panzer ini tetap tinggal di negara-negara yang tak lagi jadi jajahan Hitler. Hal ini akhirnya memunculkan semacam sentimen negatif, hingga kemudian muncul wacana untuk mengusir semua warga Jerman kembali ke negara asalnya.
Diperkirakan ribuan orang mati dalam perjalanan kematian ini. Penyebabnya sendiri karena kelaparan dan juga lelah lantaran jaraknya yang terlalu jauh.
Tidak bisa dibayangkan bagaimana perasaan orang-orang ini ketika melakukan perjalanan yang mematikan. Ngeri dan tak berperikemanusiaan, maka pantas kalau kemudian death march dikategorikan sebagai kejahatan menurut Fourth Geneva Convention. Hal ini juga jadi bukti tentang manusia yang ternyata bisa lebih kejam daripada binatang hanya gara-gara menginginkan kekuasaan.
Fenomena viral Arra, bocah lima tahun yang dikenal karena kepandaiannya berbicara dengan gaya dewasa, kembali…
Nama Fedi Nuril akhir-akhir ini kembali dikenal publik. Bukan karena kembali membintangi film dengan tokoh…
Kamis (20/3/2025) pukul 03.00 WIB, saat asyik scrolling media sosial X sambil sahur, mata tertambat…
Dunia aviasi Indonesia bakal semakin berwarna dengan kehadiran burung-burung besi baru. Indonesia Airlines, sebuah perusahaan…
Lagi-lagi rakyat Indonesia dibikin geleng-geleng kepala oleh ulah aparat penegak hukum. Kali ini kasusnya sedang…
Baru-baru ini, dunia hiburan Korea Selatan diguncang oleh skandal yang melibatkan aktor papan atas, Kim…