Anak rantau. Beberapa di antara kita, ada yang terpaksa musti menjalani hidup di perantauan. Entah itu untuk sekolah, kuliah ataupun bekerja. Menjadi anak rantau itu sebenarnya susah-susah gampang, ada sukanya tapi ada juga dukanya.
Rindu kampung halaman itu sudah pasti. Segala rintangan juga sudah pasti sering datang menghampiri. Dan cerita ini, mungkin pernah kamu alami saat jadi anak rantau.
Ini dia, yang sering jadi curhatan anak rantau. Mereka kesulitan untuk memahami bahasa daerah setempat, apalagi kalau masyarakat sekitarnya juga tidak terlalu paham bahasa Indonesia.
Saat sedang berkumpul, teman-temanmu akan asyik dengan bahasa mereka sendiri. Kamu yang nggak mengerti dengan apa yang dibicarakan, ujung-ujungnya cuma ikut-ikutan tertawa walau sebenarnya nggak tahu apa-apa. Tak jarang, temanmu juga ngeledekin kamu dengan bahasa mereka yang artinya nggak kamu pahami. Kamu pun akhirnya minder dan menjauh dari pergaulan.
Setiap daerah, tentu punya budaya masing-masing. Kamu musti bisa beradaptasi dengan hal itu, jika mau diterima dengan baik oleh masyarakat sekitar. Tapi bukan berarti semua budaya yang berlaku harus kamu ikuti.
Karena memang, beberapa budaya setempat bertentangan dengan prinsip dan keyakinanmu, tapi sesungguhnya kamu punya hak untuk tidak mengikutinya. Yang penting harus tetap saling menghormati dan jangan menyinggung masyarakat yang menerapkan budaya tersebut.
Beradaptasi nggak hanya dengan budaya setempat, tapi juga dengan makanannya. Setiap daerah kan pasti punya citarasa kuliner sendiri. Jadi, rasa makanan yang ada di daerah perantauanmu sekarang, mungkin bisa berbeda dengan kuliner di daerah asalmu.
Pertama-tama, mungkin makanan tersebut akan terasa asing di lidahmu. Ujung-ujungnya, kamu rindu dengan makanan daerah asalmu, apalagi masakan ibu. Tetapi, lambat laun kamu akan terbiasa dengan citarasa kuliner setempat kok!
Yah, namanya juga merantau pasti bakal jauh dari orang tua. Nah, itu yang memaksa kamu untuk bisa hidup serba seadanya dan serba hemat. Akan sedikit sulit untuk bersenang-senang seperti teman lainnya yang hidupnya penuh dengan kemewahan.
Kamu bakal terbiasa merapel sarapan dengan makan siangmu, menunya pun sangat sederhana. Bahkan buat mengerjakan tugas aja, kamu musti rela menghabiskan waktu seharian di kampus demi mendapatkan internet gratis. Daripada beli kuota internet yang harganya cukup menguras kantong. Benar nggak??
Meski sulit dan terkadang iri dengan teman-temanmu yang tidak hidup merantau, kamu justru akan menjadi orang yang lebih kuat dan tangguh. Kamu bisa belajar lebih banyak akan manis, asam dan pahitnya kehidupan ini.
Bonus tuh buat kamu kalau bertemu dengan teman yang daerah asalnya sama. Selain untuk mengobati kerinduan akan kampung halaman, kalian berdua bisa saling menguatkan satu sama lain untuk tetap bertahan di daerah yang terkadang nggak bersahabat dengan kamu ini.
Untuk menjadi anak rantau, kamu memang dituntut untuk selalu kuat dan mandiri, biar nanti kamu bisa bertahan di kehidupan yang keras ini. Kamu termasuk anak perantauan juga nggak nih? Nomor berapa yang paling sering kamu rasakan?
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…