in

3 Cara Bertahan Hidup Suku Sentinel yang Terkenal Mengisolasi Diri dari Dunia Modern

Menurut para antropolog, Suku Sentinel adalah orang yang bermigrasi ke Pulau Andaman selama ribuan tahun lalu. Mereka memang tak mau tahu menahu tentang kehidupan manusia modern. Mereka juga menolak setiap orang yang mau mengunjungi tempat tinggal mereka dengan membunuhnya.

Buas dan bringasnya suku ini terbukti sendiri dengan tewasnya John Allen Chau, seorang pemuda yang berusaha menyebarkan ajaran Kristen ke sana. Pihak berwenang bahkan tak berani mengambil jenazah Chau karena takut dengan penduduk Sentinel tersebut. Meskipun sangat minim informasi, namun berdasarkan pengamatan yang pernah dilakukan, beginilah pola kehidupan suku berbahaya ini.

Tradisi menyambut tamu yang menakutkan

Sambutan tak ramah suku Sentinel [Sumber gambar]
Seperti yang sudah kita ketahui jika orang-orang Suku Sentinel adalah satu dari banyak suku berbahaya yang menutup diri dari orang luar. Mereka sangat menolak kehadiran siapapun untuk ikut campur dalam kehidupan mereka. Melansir dari laman New York Times melalui Grid.id, Sentinel sudah mendiami kepulauan tersebut selama kurang lebih 60.000 tahun lamanya. Berdasarkan catatan dalam jurnal John Chau, penduduk Sentinel menyambut tamu mereka dengan mengacungkan tombak dan panah. Hal ini jelas berarti sebuah penolakan terhadap orang  yang datang.

Bertahan hidup dengan berburu

Kehidupan berburu suku Sentinel [Sumber gambar]
Suku Sentinel adalah satu-satunya suku zaman pra-Neolitik yang masih tersisa hingga kini. Itu artinya, mereka telah melakukan cara bertahan hidup seperti periode pertengahan Zaman Batu. Suku ini tidak melakukan praktik pertanian sama sekali, tidak ada pula bukti yang menunjukkan mereka bercocok tanam. Suku ini menggantungkan hidup mereka dengan berburu hewan liar seperti babi hutan, kura-kura, serta ikan. Bisa dilihat dari persenjataan mereka berupa tombak dan busur panah.

Cara komunikasi antar sesama

Cara berkomunikasi Suku Sentinel [Sumber gambar]
Hingga saat ini tak ada yang mengetahui jumlah pasti penduduk yang mendiami Sentinel. Hanya perkiraan para ilmuwan mereka berjumlah 50-100 orang saja. Berdasarkan laporan yang ditulis dalam India Today, suku ini sama sekali tidak mengenal jabat tangan seperti yang biasa kita dilakukan. Untuk menyapa (salam) mereka akan duduk di pangkuan satu sama lain seraya menampar punggung mereka (yang akan disapa) dengan keras. Anup Kapoor, seorang antropolog asal Universitas Delahi mengatakan bahwa untuk menyapa mereka, orang harus berpenampilan sama seperti penduduk Sentinel. Sayang, hingga sekarang tak seorangpun yang bisa berbaur dengan mereka.

BACA JUGA: Kisah John Allen Chau, Warga Amerika yang Pertaruhkan Nyawa di Pulau Sentinel

Sentinel tak hanya menewaskan satu atau dua orang saja, lebih dari itu siapapun yang berani menghampiri rumah tinggal mereka akan disambut dengan tombak dan panah. Hal tersebut boleh jadi karena suku ini menilai manusia adalah ancaman yang dapat membahayakan mereka, sehingga mereka menganggapnya sebagai musuh.

Written by Ayu

Ayu Lestari, bergabung di Boombastis.com sejak 2017. Seorang ambivert yang jatuh cinta pada tulisan, karena menurutnya dalam menulis tak akan ada puisi yang sumbang dan akan membuat seseorang abadi dalam ingatan. Selain menulis, perempuan kelahiran Palembang ini juga gemar menyanyi, walaupun suaranya tak bisa disetarakan dengan Siti Nurhalizah. Bermimpi bisa melihat setiap pelosok indah Indonesia. Penyuka hujan, senja, puisi dan ungu.

Leave a Reply

Awal Mula Pertemuan Baim Wong dan Paula Verhoeven Hingga Dirinya Resmi Lepas Gelar Presiden Jomblo

5 Bisnis Kelas Kakap Indonesia yang Rugikan Negara Hingga Triliunan Rupiah Karena Kartel