Ketika membaca judul di atas, apa yang terfikir oleh Sahabat Boom (Saboom) semua? Aneh dan tidak mungkin jika seorang yang agung seperti Nabi Sulaiman ternyata punya peninggalan kerajaan berupa Candi Borobudur bukan? Ya, hal ini akan mengundang ketidakpercayaan karena seperti yang sudah kita ketahui sejak duduk di bangku SD, bahwa Candi Borobudur dibangun pada Abad ke 8 Masehi oleh Dinasti Syailendra.
Namun, pengetahuan yang berbeda jika kamu menanyakan hal tersebut pada KH. Fahmi Basya, seorang matematikawan Islam Indonesia. KH. Fahmi akan menjawab bahwa Borobudur memang jejak kerajaan Sulaiman yang ada di Indonesia, bahkan hal tersebut terangkum dalam bukunya yang berjudul Matematika Islam 3. Inilah penjelasan lengkap yang dijabarkan oleh KH. Fahmi Basya.
Dalam kitab yang ditulis oleh KH. Fahmi asya, ada puluhan bukti keseluruhan yang ia kumpulkan sebagai penguat. Namun, yang bisa jelas kita lihat hingga sekarang adalah relief-relief yang tertinggal di Candi Borobudur. KH Fahmi sendiri menyebutnya sebagi tamatsil, yaitu gambar-gambar yang ada di dinding Borobudur berupa manusia, hewan, tumbuhan untuk mengilustrasikan sesuatu yang pernah terjadi ketika zaman Nabi Sulaiman. Perlu kamu ketahui, jika pada masa Nabi Sulaiman, membuat patung memang tidak diharamkan.
Ada beberapa bukti tamastil atau relief yang ada di Borobudur ini yang mustahil dibuat dan dipahat oleh manusia pada abad ke 8 (yang ketika itu sudah memasuki abad keramik). Menurutnya, tamatsil ini sendiri dibuat oleh para jin (sebagaimana disebut dalam Al-Quran) dengan melunakkan batu. Ada setidaknya tamatsil Ratu Balqis yang mengangkat kainnya ketika memasuki kerajaan Sulaiman, orang berbicara dengan burung, serta brangkas yang disambung dan memiliki kunci.
Selain tamatsil yang mustahil dibuat oleh tangan manusia karena polanya yang sangat susah, ada banyak relief lain yang seolah memberikan kisah tentang kehidupan Nabi Sulaiman, semuanya terlukis di Candi Borobudur. Seperti yang kita tau bahwa Nabi Sulaiman dianugerahkan mukjizat yang bisa memahami semua bahasa makhluk hidup. Hal tersebut tercantum dalam relief bunga dan binatang seperti Kuda, Anjing, Gajah, Babi, dan beberapa hewan lain di dinding Borobudur.
Selainitu seperti yang disebut dalam surah Al-Baqarah: 248, bahwa salah satu bukti dari kejayaan Nabi Sulaiman adalah tabut (kotak peti yang berupa warisan dari nabi Daud). Pada salah satu sudut Borobudur memang tampak sebuah peti yang diajaga oleh seseorang.
Selain kisah kehidupan kerajaan Nabi Sulaiman, KH. Fahmi juga mengungkap kisah Ratu Balqis yang akhirnya takluk kepada sang nabi. Yang familiar di telinga kita pasti tentang sebuah istana yang dipindahkan oleh seorang yang mempunyai ilmu yang kuat. Nah, istana Sang Ratu ini diperkirakan merupakan Candi Ratu Boko, atau dalam Al-Quran dijelaskan sebagai sidrin qaliil (bangunan yang tersisa sedikit). Hal tersebut tentu dengan bukti yang cukup kuat, yakni ditemukannya lempengan emas berisi kalimat lafazd Bismillah (yang diduga sebagai surat ancaman sekaligus ajakan untuk menyembah Allah) di kolam Candi Ratu Boko.
Jarak tempuh Borobudur-Ratu Boko sejauh 36 KM sangat memungkinkan jika surat tersebut diantar oleh burung dalam sekali terbang (burung Hud-hud). Mengenai istana yang berpindah, di Borobudur ada stupa yang disebut sebagai Istana Balqis, namun bangunan tersebut tidak semuanya pindah, karena ada sebagian yang masih tersisa di Ratu Boko hingga sekarang, inilah yang disebut sebagai sidrin qaliil.
Selama masa pemerintahannya sebagai raja, Nabi Sulaiman disebut banyak membangun bangunan dengan bantuan para Jin. Dalam Surah Saba’: 13-14, disebutkan bahwa Jin membangun bangunan yang tinggi (diperkirakan Candi Prambanan) dan patung-patung, seperti yang bisa dilihat di Candi Borobudur sendiri.
Selain itu, kematian Nabi Sulaiman juga tidak diketahui oleh siapapun termasuk para Jin. Maka ketika mereka mengetahui sang Nabi telah wafat, berhentilah pula mereka membuat patung tersebut. Hal ini bisa dilihat jika di Borobudur ada sebuah patung yang memang tampak belum tuntas pembuatannya.
Penelitian ini tidak berhenti sampai di sini saja, masih ada negeri Saba’ yang merupakan daerah kekuasaan Ratu Balqis ketika itu. Negeri Saba sendiri ada di Indonesia yaitu Wonosobo yang memang tidak jauh dari wilayah Candi Ratu Boko. Dalam Bahasa jawa kuno, ‘Wana’ bisa berarti hutan, sedangkan ‘Sobo’ diartikan Saba. Selain itu, letak Wonosobo yang berada di dataran tinggi juga bisa memungkin sesorang untuk naik dan melihat matahari terbit, hal tersebut hampir serupa dengan kaum Saba’ yang sebelumnya merupakan penyembah Matahari.
Terakhir, hutan Wonosobo juga banyak ditumbuhi oleh pohon Maja yang buahnya pahit, kejadian ini juga disebut di Al-Quran, saat Allah mengazab kaum yang mendustakan ayat-Nya dengan menumbuhkan pohon berbuah pahit.
Mengutip dari penjelasan Sabrang MDP, bahwa setiap ilmu memiliki tingkat keblawurannya sendiri-sendiri. Setiap sesuatu tidak bisa langsung dihukumi dengan benar atau salah, karena realitasnya tidak sesederhana itu. KH. Fahmi Basya telah melakukan penelitian selama kurang lebih 36 tahun untuk kemudian berbicara jika Borobudur merupakan peninggalan Nabi Sulaiman, dengan berdasar pada dalil Al-Quran. Nah, tugas kita bukan pula membenarkan atau menyalahkan, tapi menela’ah, mengambil pelajaran, dan mengapresiasi. Semoga bermanfaat!
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…