Masih ingat nggak saat kecil dulu, bagaimana sikap kita kalau dapat PR? Ada yang semangat, ada yang agak malas dan ada juga yang kerjanya ditunda-tunda. Padahal, mungkin kita punya semua fasilitas yang memudahkan kita belajar dan mengerjakan PR.
Foto berikut ini menjelaskan cerita sebaliknya. Ini adalah foto Daniel Cabrera. Umurnya masih 9 tahun dan dia duduk di bangku SD di Kota Mandaue, Filipina. Yang memotret bocah ini adalah seorang mahasiswi kedokteran, Joyce Torrefranca.
Ia meihat bocah tersebut duduk beralaskan tanah sambil mengerjakan PR di sebuah bangku kecil. Ia ada di restoran Mc Donalds, tapi bukan untuk makan. Kenapa dia mengerjakan di situ? Kenapa tidak di rumah?
Jangankan punya rumah, Daniel bahkan tidak punya lampu. Dan ia mengerjakan PR di tempat tersebut demi mendapatkan lampu penerangan. Dengan demikian, dia bisa mengerjakan PR dengan lancar.
Menurut informasi yang ada, Daniel punya pensil (walau itu satu-satunya. Pensilnya yang lain dicuri oleh temannya), ia juga punya buku tulis dan semangat belajar. Hanya lampu yang tidak ia miliki, dan ia berusaha sampai seperti ini demi mendapatkan penerangan tersebut.
Menelisik kisah hidupnya, Daniel tinggal bersama seorang ibu dan adik laki-lakinya. Mereka tinggal di sebuah warung makan tak berdinding yang kecil dan sangat tidak terlindungi. Ayahnya meninggal di penjara, dan rumah mereka sudah lama terbakar.
Meski kondisinya serba sulit, Daniel punya niat dan semangat yang tinggi untuk belajar. Saat teman-temannya sibuk main bola, anak ini sering kelihatan belajar sendiri di sudut-sudut tak terperhatikan di restoran. Ia masih punya harapan dan cita-cita untuk menjadi dokter atau polisi bila sudah besar nanti.
Joyce mengaku sangat tergerak hatinya dan terinspirasi oleh bocah yang jauh lebih muda darinya ini. Jelaslah foto itu menjadiviral ketika diunggah di media sosial. Tidak hanya Joyce, netizen lain pun membanjiri foto tersebut dengan respon positif dan saling membagikannya di akun Facebook mereka.
Seorang pengguna Facebook, Giomen Probert Ladra Alayon, menulis di timelinenya, “Kalayu anak ini bisa melakukannya, kenapa kita tidak? Kenapa kita harus pergi ke coffe shop, pusat belajar dan lainnya untuk membayar mahal pendidikan, bila yang kita perlukan untuk belajaradalah kekuatan dari diri kita sendiri?
“Daniel begitu tekun karena ia tahu rasanya tak memiliki apa-apa. Kita perlu belajar darinya. Pelajaran hidup terbesar tidak datang dari orang terkenal, tapi dari orang-orang yang sederhana. Buka mata dan pikiran kita. Kita perlu belajar darinya. Dan dengan disiplin serta fokus, aku yakin ia akan menjadi SESEORANG suatu hari nanti. Tuhan berkati. Good day,” tulisnya lagi.
Seringnya, keterbatasan memang menekan kita. Bukan untuk putus asa, tapi untuk menyadari bahwa kalau kita sungguh-sungguh, kita punya kemampuan yang mampu melebihi batas. Nah, bagi kita yang memiliki fasilitas dan potensi, apalagi yang kita keluhkan?
Kadang kita melihat hidup orang lain lebih enak. Padahal sebenarnya hidup mereka juga mungkin lebih rumit dari kita. Hanya saja mereka.. tidak mengeluh. Salut dengan keteguhan dan semangat Daniel.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…